header image
 

All posts in April 26th, 2016

Mengenal Yesus

(Yohanes 1 : 1 – 13)

 

Firman berarti : Kata (perintah) Tuhan. Dengan kata lain bisa disebut sabda. Pembacaan ini menunjukan bahwa sejak Tuhan ada Firman itu sudah ada, bahkan Firman itu adalah Allah dan bersama-sama dengan Allah.

Untuk memahami Firman yang telah ada sebelum zaman ini, maka Tuhan Allah berinisiatif untuk hal-hal ini :

 

  • Firman yang menjadi manusia. Ini terjadi dalam diri Yesus Kristus. Mengapa Firman itu harus menjadi manusia? Tujannya ialah supaya manusia diselamatkan untuk beroleh hidup yang kekal.
  • Firman yang tertulis; Firman yang tertulis itu adalah Alkitab. Tujuannya supaya Alkitab menjadi pedoman atau ukuran. Apapun yang didengar dilihat dilakukan ukuran dan pedomannya pada Alkitab. Yang bertentangan dengan Alkitab adalah salah menurut Firman.
  • Firman yang diberitakan dilakukan melalui khotbah-khotbah dan pengajaran-pengajaran. Tujuannya ialah supaya orang mengerti apa yang diimaninya.

 

Bagian lain dari pembacaan ini menyebutkan Yohanes Pembabtis. Yohanes hanya disebutkan sebagai pemberita terang. Yohanes bukan terang itu. Dia hanya pemberita. Tujannya penyebutan itu menegaskan 2 hal yaitu :

  1. Siapapun kita termaksud Yohanes tidak boleh merampas kemuliaan Allah. Manusia tidak boleh bergantung kepada manusia. Manusia dan gereja harus bergantung pada Tuhan
  2. Diantara para murid ada perselisihan (Yohanes 3:25), jadi tujuannya penyebutan itu supaya para pengikut menyadarinya dan meninggalkan perselisihannya hanya karena bergantung kepada orang yang dikagumi mereka

 

Firman itu ada diantara kita tetapi manusia tidak mengenalnya. Mengapa demikian? Karena :

  • Pakai pengertian manusia dan bukan serakah diri pada kemahakuasaan Allah; dianggap kalau apa yang menurut manusia bisa dimengerti itu baru bisa dipercaya.
  • Bukan mencari firman tetapi mencari kesenangan atau kepuasan diri saja.
  • Firman menjadi alternative terakhir dalam hidup manusia bukan menjadi pilihan utama dan yang pertama.

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

“Pergaulan Yang Buruk Merusak Kebiasaan Baik”

(Kejadian 4 : 1 – 16)

 

Untuk menjawab tema diatas mari kita perhatikan ayat 9 sebagai fokus. Apakah anda termaksud tipe seorang yang tidak punya urusan dengan diri, keluarga, gereja, masyarakat, dan kepentingan banyak orang termaksud tidak punya urusan dengan Tuhan. Kita pasti menjawab bahwa kita punya banyak urusan dari dalam rumah sampai luar rumah bahkan sampai 24 jam serasa tidak cukup karena banyaknya urusan kita. Pergaulan buruk merusak semua tatanan kehidupan.

Dalam bacaan ini, kita melihat sebuah kasus dari Kain yang terlibat pembunuhan. Dimanakah orangtua mereka Adam dan Hawa sehingga Kain sampai pada pembunuhan? Masalahnya adalah masalah pergaulan yang menimbulkan kecemburuan. Kain tidak suka bergaul dengan dirinya sendiri. Banyak orang bergaul keluar tapi tidak bergaul dengan diri sendiri sampai tidak tau diri sendiri dan ini orang yang paling celaka karena tidak tau diri. Kain tidak sadar bahwa musuh yang paling sulit dikalahkan adalah diri sendiri. Apakah dengan membunuh adiknya lalu tidak ada lagi kecemburuan ? Alkitab menyatakan bahwa membunuh itu tidak menyelesaikan persoalan tapi justru menimbulkan masalah baru dan itu urusannya semakin besar.

Tuhan Allah begitu prihatin (Ayat 11) Tuhan tidak berdiam diri. Allah mencari Kain dan menanyakan tapi Kain menjawab dengan tidak sopan seolah-olah Tuhan tidak tahu apa yang terjadi. Kita sering memposisikan Tuhan pada tempat yang salah yaitu seolah Tuhan tidak tahu. Kain mengelak dan melepas tangan dari tanggung jawabnya. Tapi Tuhan menunjukan bahwa kutukan itu tidak dapat diwakilkan kepada orang lain hanya Yesus yang bisa mati gantikan kita. Kalau Tuhan sudah turun tangan manusia tidak dapat membantah karena itu :

  1. Sampai hari ini bahkan sampai kapanpun sering kita cenderung mengelak dari tanggung jawab terhadap berbagai masalah, padahal sudah ada korban. Kita terjun dalam pergaulan yang buruk dan tidak mau berurusan dengan banyak hal akibatnya terjadi kecemburuan sosial. Kita manusia bermain-main dengan Tuhan.
  2. Era teknologi berbasis digital dunia ini menjadi seperti kampung kecil, yang jauh jadi dekat dan dekat menjadi jauh. Keegoisan menjadi tinggi dan solidaritas kurang. AMIN

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Emr. Laukusa, S.Th

HIDUP DALAM PIMPINAN ROH ALLAH

Kolose 3:5-17

Jemaat Kolose menghadapi tantangan-tantangan dalam pertumbuhan rohani yang berasal dari luar diri mereka, yaitu ajaran-ajaran sesat, dan juga yang berasal dari dalam diri mereka, yaitu keinginan-keinginan duniawi untuk berbuat dosa. Rasul Paulus menyebut jemaat Kolose sebagai orang-orang yang telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya (ayat 9) yang mengindikasikan bahwa jemaat Kolose adalah orang-orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Namun, masih ada sifat-sifat manusia lama yang masih tinggal dalam hati mereka; hidup mereka belum menggambarkan arti pengikut Kristus sebenarnya. Firman Tuhan kepada jemaat Kolose sangat relevan dengan kehidupan orang-orang Kristen di zaman sekarang karena orang-orang Kristen zaman sekarang juga menghadapi tantangan-tantangan yang sama, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri mereka. Kita dapat memahami kata “menanggalkan” dalam kalimat “menanggalkan baju” yang berarti “melepaskan”. Dalam perikop ini, “menanggalkan” dapat dipahami sebagai  “mematikan”: mematikan segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (ayat 5) dan “membuang”: membuang marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut (ayat 8).

Bila kita membaca surat Kolose, yang ditulis oleh rasul Paulus kepada saudara-saudara yang kudus dan percaya di Kolose, kita melihat pasal 3 didahului dengan uraian Paulus mengenai kepenuhan hidup di dalam Kristus sebagai manusia baru. Dikatakan dalam pasal 2 ayat 6-7 demikian : “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu…” Ada suatu pola yang jelas, di mana setiap orang percaya dilahir-barukan oleh Roh Kudus dan hidup sepenuhnya bagi Allah. Hidup yang tetap, berakar, dibangun, dan bertambah teguh di dalam Allah. Hal ini berarti kehidupan spiritualitas kita mengalami kepenuhan di dalam Allah.

Kepenuhan di dalam Allah yang adalah kasih, menuntun setiap orang percaya untuk mengekspresikan “kasih” yang baru itu di dalam kehidupannya sesehari, ayat 12-14 : “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat juga demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” Tentu, kita mengerti apa itu belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran. Kelima hal ini menjadi dasar kita untuk mengekspresikan kasih kita pada sesama.

  1. Banyak orang mencari standar /aturan dalam menjalankan kehidupannya. Disini Paulus memberikan suatu prinsip dalam hidup kekristenan yaitu: lakukan dalam nam Yesus. Lakukan dalam nama Tuhan Yesus, lakukan sesuai dengan kehendak Yesus. Ketika kita melakukan sesuatu berdasarkan kehendakNya maka Ia yang akan memberi kita kekuatan
  2. Dalam semua yang kita lakukan kita harus mengucap syukur kepada Allah. Denga mengucap syukur kita sadar bahwa apa yang kita terima dan capai adalah karena anugrah dari Allah semata. Amin

                                                                                                     Ringkasan Khotbah : Pdt. Budieli Hia, M.Th

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
01 Mei 2016 “Saksi Kristus” Pdt. Deaszy Liu-Tantengkeng,M.Th
08 Mei 2016 “Injil Untuk Siapa” Pdt. Anthonetha Manobe,S.Th
15 Mei 2016 “Panggilan Untuk Menjadi Pelayan Kristus” Pertukaran Mimbar
22 Mei 2016 “Tidak Dipandang Namun Bertahan” Kak. Thimothy Haryono
29 Mei 2016 “Dimenangkan Untuk Menjadi Saksi Kristus” Pdt. Yandi Manobe,S.Th