header image
 

All posts in April 20th, 2016

Tua ? Siapa Takut ?

Yesaya 46 : 1-13

???????????????????????????????

Pdt.Delfiana Poiychsnae,S.Th,M.PdK

Hidup manusia digambarkan dalam empat musim :

  1. Musim semi (Saat masih kecil,dalam pertumbuhan & perkembangan)
  2. Musim panas (Saat beranjak masa muda)
  3. Musim gugur ( Masa dewasa sampai paruh baya)
  4. Musim dingin (Masa tua)

Ada dua jenis masa kehidupan yang sering diagungkan,yaitu :

  1. Masa muda yang diagung-agungkan oleh orang Yunani,disimbolkan dengan patung-patung orang muda dengan tubuh yang indah dan kuat.
  2. Masa tua yang diagungkan oleh orang Cina,disimbolkan dengan orangtua berjenggot putih dan lainnya adalah pohon pinus yang dapat tumbuh dan hidup sampai ratusan tahun.

Dalam alkitab,banyak ayat yang menunjukkan masa tua,antara lain : Kejadian 48 : 10,2 Samuel 19 : 35,1 Raja-raja 15 : 23, Mazmur 90 : 10 dll.Namun dalam ayat-ayat tersebut bukan menunjukkan keagungan masa tua,tetapi sebaliknya menunjukkan bagaimana masa tua merupakan masa kesukaran dan penderitaan,masa mengalami sakit karena penurunan kekuatan dan kondisi fisik seseorang.

Karena itu,dalam ketuaan atau menuju pertambahan usia kita harus :

  1. Belajar realistis terhadap perubahan fisik (jangan jadikan masa tua sebagai sebuah beban)
  2. Belajar untuk menerima perubahan (bisa saja dilupakan/diabaikan )
  3. Belajar untuk mengubah orientasi hidup

Jangan pernah takut menjadi tua.Berdoalah agar kita dimampukan untuk menerima kenyataan hidup dan selalu dapat bersyukur.Amin.

Hati Yang Gembira Adalah Obat !

Khotbah pada Ibadah Komisi Wanita,Rabu 20 April 2016

 

 

 

 

Salah,Malah Marah…

2 Tawarikh 26 : 16-23

 

Dalam kitab ini dikisahkan mengenai raja Uzia yang terkena penyakit kusta karena marah saat ditegur oleh para Imam ketika memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan.Ia ditegur karena tidak berhak untuk membakar ukupan,yang merupakan tugas para Imam keturunan Harun yang telah dikuduskan.Mengapa ia menjadi marah,padahal ia salah?

Uzia menjadi raja saat berumur 16 tahun menggantikan ayahnya,Amazia.Awalnya dia hidup benar dihadapan Tuhan (Zakaria mengajar dia takut akan Tuhan),dan apa yang diperbuatnya berhasil.Allah menolong dia mengalahkan musuh-musuhnya,sehingga namanya termahsyur sampai ke berbagai negeri yang jauh.Tetapi keberhasilan-keberhasilannya membuat dia menjadi sombong (tinggi hati),dan ia tidak setia lagi kepada Tuhan.Ia merasa berhak melakukan apa saja karena ia adalah seorang raja,sehingga masuk kedalam bait Tuhan untuk membakar ukupan padahal ia tidak berhak.Saat di tegur para imam itulah,ia menjadi marah.Padahal itu adalah kesalahannya sendiri.

Ia marah karena lama pemerintahannya (52 tahun) membuat ia merasa bisa melakukan apa saja.Ia menjadi lupa akan pertolongan Tuhan.Ia menjadi angkuh,sehingga tidak bisa diberitahu dan tidak dapat menempatkan diri.Demikian pula hal nya dengan diri kita.Seringkali kita menjadi seperti raja Uzia,merasa diri paling benar,paling tahu,memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding orang lain,sehingga kita sulit menerima kritikan dari orang lain.

Seharusnya saat kita salah,kita berani mengakui kesalahan kita,menghargai orang yang mengkritik kita,serta mau memperbaiki diri (introspeksi) dengan melakukan sesuai tugas dan tanggungjawab kita.Kita harus ingat bahwa keangkuhan mendahului kehancuran,dan diatas itu kita harus takut akan Tuhan.Berdoalah,mintalah hikmat dan kerendahan hati dari Tuhan agar saat dikritik kita mampu meredam perasaan jengkel dan marah,serta bisa menerima kritikan tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik untuk kemuliaan Tuhan.Amin.

Ev.Ellen Amalo,S.PdK

Renungan & diskusi pada Ibadah Komisi Wanita,Rabu 13 April 2016

 

Suatu kali ada seorang pemuda yang bertanya demikian, “Apa yang harus saya lakukan jika suatu hari saya jalan-jalan di pantai lalu melihat seorang wanita dengan pakaian ala kadarnya? Kan pada saat itu saya tidak sengaja melihatnya.” Jawabannya bukan pura-pura tidak melihat, menutup mata, atau mengalihkan pandangan ke arah yang lain, tetapi “LARILAH”. Pergilah dari tempat itu jangan berdiam diri. Mengapa? Karena kita harus menyadari kelemahan kita untuk jatuh dalam dosa.

 

Apa yang dilakukan oleh Yusuf sangatlah tepat. Ketika godaan datang, ia tidak cuma “pura-pura tidak melihat”, tetapi benar-benar lari ke luar. Padahal saat itu sangatlah mudah bagi Yusuf untuk berbuat dosa sekaligus menutupinya. Pertama, dalam rumah Potifar pada saat itu sepi, tidak ada siapa-siapa. Kedua, Yusuf memiliki kuasa yang sangat besar untuk menutup mulut semua pegawainya agar tak memberitahukan perselingkuhannya kepada Potifar. Yusuf adalah seorang kepala rumah tangga yang mana semua pegawai di rumah itu harus tunduk kepada perintahnya, terlebih jikalau istri potifar terlibat disana. Jadi, secara posisi Yusuf berada di posisi yang aman untuk berbuat dosa. Akan tetapi, Yusuf tak melakukannya, dan ia tidak diam di tempat, tetapi ia lari meninggalkan godaan tersebut.

 

Dalam hidup ini, jangalah sekali-kali merasa kuat terhadap godaan. Seperti Tuhan Yesus juga pernah mengingatkan, “roh memang penurut tetapi daging lemah” (Matius 26:41). Intinya jangan “bermain-main” dengan godaan, sebab akan ada satu titik di mana kita malah akan terseret. Jangan! Larilah menjauh.

 

JIKALAU ADA SINGA DI DEPAN JALAN, KENAPA TIDAK MENCARI JALAN LAIN UNTUK MENGHINDARINYA

“Rancangan-Ku Damai Sejahtera”

(Yeremia 29 : 10-20)

 

Buatlah daftar apa-apa saja yang membuat saudara kehilangan damai sejahtera. Salah memberi penilaian pada damai sejatera, yang akan kita lakukan adalah kita akan protes, kita akan marah, bahkan akan berhenti berharap kepada Tuhan. Kemudian kepada setiap orang yang berhenti berharap kepada Tuhan, ia pasti akan menuntut orang menerima apa yang ia kehendaki.

Damai sejahtera adalah sehat walafiat, utuh dalam keadaan baik. Damai sejahtera tidak boleh ditentukan oleh keadaan sekitar, tetapi disimpan dalam hati kita. Damai sejahtera harus ada di dalam diri kita. Melingkupi tubuh, jiwa dan roh.

Kalau saudara inginkan damai sejahtera, taruh Roh Kudus dalam hati kita. Roh Kudus memungkinkan kita untuk merasa damai walau ada bayak persoalan. Jika hanya karena ucapan orang lain kita kehilangan damai sejahtera itu tandanya Roh Kudus tidak ada di dalam hati kita. Kalau hanya ada satu dua persoalan membuat anda putus hubungan dengan orang disekitar kita, itu tandanya Roh Kudus tidak ada, karena hanya dengan Roh Kudus maka semua dimungkinkan bagi kita. Sepanjang kita masih ada di dunia ini tidak ada yang mampu memberi damai sejahtera, kecuali dari Tuhan. Damai sejahtera tidak ditentukan oleh kekayaan, usia, ataupun keadaan kita.

Hal disekitar damai sejahtera :

 

  1. Harus memiliki rasa cukup dalam hidup. Cukupkan dirimu dengan apa yang ada.
  2. Belajar mengampuni. Lepaskan semua kesalahan dan jangan simpan pengalaman masa lalu yang buruk. Jauhkan semua kepahitan dalam hati kita.

 

4 hal yang dilakukan apabila damai sejahtera tidak ada pada kita :

 

  1. Berserulah kepada Tuhan.
  2. Berdoalah kepada Tuhan.
  3. Mencari Tuhan.
  4. Tanyakan kepada Tuhan dengan segenap hati.

 

Damai sejahtera berhubungan dengan kehidupan manusia baru, hanya manusia yang telah hidup dalam Tuhan sajalah yang mampu mendapatkan damai sejahtera. Jangan buat hati kita seperti ring tinju antara yang baik dan yang jahat, karena kita akan kehilangan damai sejahtera. Oleh karena itu damai sejahtera harus kita simpan diam-diam di dalam hati kita. Kalau sudah beres maka sekarang kita menyanyi “suka-suka Mu Tuhan”, tetapi jika masih hidup lama kita belum pantas menyanyi “suka-suka Tuhan”. Jangan kita terkontaminasi dengan dunia yang cemar, jika kita tahu dunia menawarkan yang buruk kita jangan mau kalau kita ingin damai itu tetap ada di hati kita.

Ingin menikmati damai sejahtera dalam hidup kita? lakukan 4 hal ini :

 

  1. Bereskan hubungan kita dengan Tuhan. Jangan suka protes Tuhan.
  2. Akuilah segala dosa kita.
  3. Pahami dan camkan baik-baik bahwa damai sejahtera hanya kita dapat di dalam Kristus.
  4. Bereskan segala sesuatu yang ada dalam hati kita karena damai sejahtera diam si situ(hati kita). AMIN

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th

KESETIAAN

(Wahyu 3 :07 – 13)

 

J.ET.Cowel tetap setia membaca firman dan berdoa walaupun dianiaya dan dicemplungkan kedalam laut. Di akhir penderitaannya dia minta mayatnya dipulangkan kepada ibunya dan tolong sampaikan kepada ibunya bahwa Cowel tetap setia baca firman, Cowel mau orang-orang yang dikapal itu percaya kepada Yesus. Akhirnya Cowel melihat temannya termasuk kapten kapal bertobat. Kesetiaan itu membuat kita melihat kasih dan kuasaNya dalam hidup kita bekerja dengan luar biasa. Banyak anggota keluarga yang tidak setia, suami tidak setia pada istri dan istri tidak setia pada suami, banyak orang tidak setia pada pelayanan, tinggalkan pelayanan hanya demi kepentingan kesenangan diri, banyak orang yang berani tinggalkan imannya, tinggalkan gereja hanya untuk kesenangan dirinya. Tetapi bagi orang-orang yang setia akan dipuji dan dikasihi oleh Tuhan. Ciri-ciri yang dimiliki orang setia :

  1. Setia menuruti firman Tuhan (ayat 8).

Filadelfia artinya kasih persaudaraan. Tuhan Yesus memuji orang-orang diFiladelfia karena didapati sebagai orang yang setia. Yesus sebagai pribadi yang penuh kebenaran sehingga Dia melihat kekudusan hidup mereka maka Yesus memuji mereka. Yesus juga memperkenalkan diri bahwa Dia pribadi yang kudus, yang memegang otoritas tinggi apa yang mereka sudah lakukan sebagi contoh hidup yang setia. Pada waktu ada penganiayaan karena waktu itu Filadelfia wilayah yang teraniaya tetapi mereka tetap setia, dibujuk untuk menuruti ajaran yang tidak sesuai dengan firman Tuhan tetapi mereka tetap setia. Pada waktu jumlah jemaat sedikit dan mereka yang beribadah sangat sedikit, ekonomi keluarga sangat rendah tetapi mereka tidak kompromi dengan dosa & mereka tetap setia kepada Tuhan sekalipun orang-orang disekitarnya berdosa mereka tidak kompromi dengan dosa. Mari doakan supaya orang Kristen tidak kompromi dengan dosa berjuang untuk hidup dalam kebenaran agar banyak orang merasakan kasih Tuhan. Yang membuat jemaat Filadelfia tetap setia adalah karena firman Tuhan yang selalu mereka pegang, mereka belajar hidup dalam firman Tuhan. Kekuatan firman Tuhan menggunakan kata dinamit yang berarti kecil tapi punya daya ledak sangat besar.

Sudah berapa lama jadi orang Kristen ? Apakah kita setia baca firman ?.

  1. Tekun menantikan kedatangan Tuhan (Ayat 10)

Pada saat banyak orang tidak menyikapi kedatangan Tuhan, acuh tak acuh dan masa bodoh tetapi Filadelfia tetap melihat hal itu sebagai pengharapan iman mereka, maka mereka terus menantikannya dengan benar.Mereka terus setia hidup berbuah bagi sesama. Mereka selalu berpikir Yesus akan datang hari ini, tidak lama lagi karena itu berjuang dan melayani dengan sungguh. Di Filadelfia kalau ada orang membangun sebuah pilar dan namanya ditulis pada pilar itu ; dan di kota itu sering terjadi gempa sehingga pilar-pilar itu jatuh sehingga Yesus katakan nama yang tertulis di surga tidak ada yang dapat merubuhkannya tetapi akan tercatat selamanya.Tuhan mengharapkan kita tidak hanya setia di gereja tapi dalam hidup kita setiap hari. Itulah orang yang dipuji dan di kasihi. AMIN

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Samuel Yapto

Doa Syukur

(Mazmur108:1-6)

Kadang-kadang dalam Gereja ada Paduan Suara yang menyanyikan 2 lagu yang digabung. Dalam kitab Mazmur juga ada beberapa pengulangan, contoh 108: 1-6 ; Maz 57 : 8-12; 108:7-14 ; 60:7-14. Jadi Maz. 108 adalah gabungan dari Mazmur 57:8-12 dan 60:7-14.

Mazmur ini adalah doa pribadi tapi juga doa bersama. Doa adalah sesuatu yang rutin dilakukan karena berkaitan langsung dalam hidup kita. Tapi ada doa-doa khusus seperti sakit, mengalami bencana dan masalah-masalah tertentu. Sangat sulit kita berdoa syukur karena sakit/masalah sedang melanda.

Mazmur ini adalah doa yang laur biasa karena pemazmur berani bersyukur walaupun dia sedang alami kesulitan ayat 7. Umat yang berdoa sedang dalam kesulitan yang besar dan sebagian manusia tentu ada rasa takut. Tapi Pemazmur berjuang melawan rasa takut dengan bersyukur bukan dengan menangis dan menggerutu tapi menengkan hati untuk dengan segenap hati bisa bersyukur kepada Tuhan dan berdoa dengan tenang. Contoh Kis. 6:25 Paulus dan Silas menyanyikan pujian dan kemudian terjadi gempa, rantai retlepas dan mereka dibebaskan sehingga kepala penjara merasa ketakutan.

Orang yang berdoa adalah orang yang punya keyakinan yang kokoh bahwa Tuhan pasti menolong dalam badai hidup ini. Jadi bukan bersyukur karena sakit tapi karena percaya dan yakin bahwa Tuhan akan menolong dalam sakit itu. Ada 3 hal penting dalam Mazmur ini yaitu :

  1. Bersyukur apabila kita menerima dengan rasa syukur setiap masalah.
  2. Penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
  3. Permohonan
  4. Doa-doa kita tidak boleh terdiri dari daftar permohonan kepada Tuhan seperti proposal.

Banyak orang Kristen yang terjebak dengan Kristen proposal yang menganggap Tuhan seperti Ketua Yayasan Sosial yang harus menolong bahkan sering pindah Gereja atau pindah keyakinan kalau Tuhan tidak menjawab doa-doa mereka. Orang Kristen proposal hanya bersyukur untuk apa yang dia suka bukan yang Tuhan kasih karena hati kita dibakar untuk mengejar apa yang tidak ada dan tidak bersyur dengan apa yang sudah Tuhan berikan.

Mengapa kita bersyukur ? karena kita sudah lama mengalami pertolongan Tuhan dalam hidup kita dan pengalaman atas kasih Tuhan dalam hidup dimasa lalu itulah yang menjadi dasar untuk bersyukur dimasa depan (Maz. 46:2)

Kalau kita tidak tenang dan tidak serahkan diri pada Tuhan bahkan sibuk dengan berbagai huru-hara dan kesibukan kita tidak akan melihat kasih dan kekuasaan Tuhan dalam hidup. Seringkali kita hanya menuntut dan memaksa Tuhan menolong kita tapi kita tidak menyerahkan diri kita pada Tuhan. Kesulitan banyak dalam hidup tapi tetap bersyukur. Ada ancaman virus dan masalah. Ada tentang MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pasar bebas. Kenaikan harga bensin, kenaikan harga barang dan sebagainya membuat orang setengah miskin menjadi miskin dan yang sudah miskin menjadi semakin miskin. Tapi kenapa harus tetap bersyukur ? Karena Tuhan itu baik ! Kasih setianya untuk selama-lamanya. AMIN

Ringkasan Khotbah : Pdt. Samuel Viktor Nitti, M.TH

“ Kekudusan sebagai benteng kehidupan keluarga “

( 1 Tesalonika 4 : 1 – 12 )

Benteng raksasa didunia adalah tembok Cina yang dibuat oleh manusia, dan membutuhkan ratusan tahun untuk membangunnya. Tujuannya untuk menahan serangan musuh, dan ada menara pengintai untuk menjaga sehingga orang-orang yang tinggal disana aman karena tembok. Tapi orang-orang disana juga pernah diserang tiga kali karena menyuap penjaga dengan uang dan tawaran perempuan, karena orang-orang disana mengandalkan tembok dan lupa karakter orang-orang disana bisa membuat mereka dapat bahaya.

Isi surat diberikan untuk menentang kehidupan amoral di Tesalonika. Hubungan seksual dilakukan tidak dengan istri atau suami sendiri tetapi dengan siapa saja.

Kekudusan disini maksudnya menjauhi percabulan, pornografi, prostitusi, perzinahan, bukan sekedar permohonan kepada jemaat Tesalonika, tapi ketegasan untuk harus dilakukan. Saat ini banyak orang Kristen yang hidup dalam penjara dosa dan tidak berdaya. Banyak anak muda yang menolak didikan ajaran Kudus :

  1. Perbaiki relasi hidup antara manusia, kita dituntut untuk memiliki martabat hidup yang lebih tinggi. Tidak berlaku sama dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
  2. Perbaiki relasi hidup dengan Allah, dan sadar bahwa dalam situasi apapun Allah selalu melihat dan memperhatikan hidup kita, benar atau salah.
  3. Kekudusan menuntun kita pada berkat Allah, orangtua adalah patokan hidup bagi anak-anaknya. Saat ini banyak anak muda yang tidak suka firman dan tidak suka berkomunikasi dengan orangtua. Mazmur 128 “setiap orang yang hidup dihadapan Tuhan, pasti keturunannya terus diberkati”.

Mari kita belajar mengubah keluarga, mulai dari kita sebagi suami, istri atau anak. Dosa percabulan dapat menyerang dan menjerat siapapun. Bagaimana respon kita ?. Seberapa besar benteng pertahanan yang kita bangun untuk melindungi keluarga kita. Sejauh mana kekudusan yang telah kita jalani. Kekudusan harus dijadikan benteng yang kokoh dalam menjaga keutuhan keluarga lebih kokoh dari tembok besar Cina.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Deasy Tatengkeng, S.Th

KELUARGA SEBAGAI BASIS KEHENDAK ALLAH

Kolose 3: 18-25

Lebih baik tunduk atau mengasihi? Mengasihi itu kalimat yang abstrak, sehingga Paulus memakai kata tunduk sebagai kata mengasihi.

Tunduk sama dengan taat atau mendengar dengan sesama. Ketaatan itu dilakukan secara sukarela bukan karena terpaksa. Hai ibu-ibu, taatlah dengan sukarela, jadi bukanlah soal taat, tapi soal iman maka kita melakukan hal itu, sebagaimana kita taat pada Allah maka istri taat pada suami.

Rumah tangga mau aman,lakukanlah ketaatan secara sukarela. Cara kita berbicara / berkomunikasi dalam keluarga akan menentukan banyak hal baik terjadi, setiap perubahan yang kita inginkan terjadi dalam anggota keluarga, harus disampaikan dengan baik dengan demikian hasilnya juga baik.

Perlakukanlah istri atau suami dengan baik karena tangan menentang orang yang tidak melakukan selayaknya.

Ada 3 peran orangtua dalam Alkitab :

  1. Sebagai orangtua biologis : Melahirkan, merawat dan membesarkan
  2. Peran Sosial : Memperkenalkan anak pada dunia luar untuk bersosialisasi dan berhubungan dengan orang-orang disekitarnya
  3. Peran Rohani : membawa mereka mengenal Tuhan, mengetahui cara beriman, bagaimana beribadah dan mengampuni orang yang bersalah.

Yang terepenting dalam keluarga adalah ketulusan, kesungguhan, kasih yang dilakukan seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Jadi sebagaimana kita beriman kepada Allah, demikian juga kita memperlakukan keluarga kita (suami, istri & anak, anak). Amin.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Samuel Pandie, S.Th

PERJAMUAN KUDUS

(Markus 14:12-16)

 

Memahami Perjamuan Kudus dengan makna yang benar agar kita tidak sekedar mengikuti perjamuan tetapi tidak tahu maksudnya. Yesus sebelum memerintahkan untuk melakukan perjamuan. Dia sudah mempersiapkan dengan kuasa-Nya yang ajaib. Pesan penting bagi kita adalah perjamuan itu butuh persiapan khusus. Ada sebuah rumah yang telah disiapkan untuk Yesus makan Paskah bersama murid-muridNya. Apa persiapan orang Yahudi pada paskah :

 

  1. Sebelum hari paskah mereka membersihkan ragi dirumahnya. Mengapa? karena masih berkaitan dengan keluarnya mereka dari Mesir saat makan roti tidak beragi di paskah pertama.
  2. Memberikan korban domba paskah. Anak domba dikorbankan darahnya & ditaruh pada sebuah cangkir dan dibawah oleh imam. Darah domba sebagai lambang Tuhan melindungi .
  3. Mereka mempersiapkan sayur pahit untuk mengingatkan mereka akan pahitnya hidup di Mesir.
  4. Ada mangkok berisi air darah menandakan air mata mereka yang Tuhan tampung saat mereka berada di Mesir.

Sehingga ada persiapan yang tulus dan baik untuk mengingat Tuhan telah melepaskan kita dari perbudakan dosa.

Dalam perjamuan kita minum anggur dan makan roti yang sederhana tetapi melambangkan sebuah kewibawaan yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun yaitu Allah sendiri. Karena itu kita merayakan Perjamuan, tidak lagi melakukan sebagai Perjamuan Yahudi tetapi kita sedang melakukannya dengan pengakuan bahwa Yesus domba paskah yang mati bagi kita.

Perjamuan Kudus adalah Sakramen. Sakramen adalah sebuah tanda yang memiliki berkat rohani. Perjamuan itu sebuah ibadah yang istimewa, karena :

  1. Benar-benar dipersiapkan sebaik-baiknya dan dihayati sedalam-dalamnya. Karena pengakuan bahwa kita hidup hanya karena anugerah.
  2. Karena kita menjawab panggilan Kristus untuk hidup menurut panggilanNya bagi kita. Karena kita tidak lagi hidup dibawah hukum Allah tetapi dalam kasih Allah.
  3. Karena Allah yang kudus merendahkan diriNya untuk berjumpa dengan kita manusia. Karena itu kita tidak boleh mempermainkan roti dan anggur, tidak bercerita saat diedarkan tapi seharusnya saat kita menerima roti dan anggur kita berdoa dengan sungguh-sungguh.
  4. Karena butuh persiapan yang tidak main-main. Dalam liturgi Perjamuan dikatakan bahwa siapa yang menyembah berhala, menyembah patung ,tidak layak ikut perjamuan. Karena itu persiapan diri penting, periksa diri sangat penting jangan hanya melihat kesalahan orang lain tetapi periksa diri sebelum masuk dalam Perjamuan Kudus.

Mari kita hayati dan lakukan ibadah Perjamuan Kudus dengan sungguh-sungguh karena dengan Perjamuan Kudus kita sedang memberitakan pada dunia bahwa Tuhan telah mati dan bangkit kembali untuk menyelamatkan kita semua.

Ringkasan Khotbah: Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

KELUARGA ALLAH

(MATIUS 12:46-50)

                             Bulan Oktober ditetapkan gereja sebagai bulan keluarga dengan kesadaran bahwa keluarga Allah merupakan  unit paling penting dalam masyarakat, keluarga yang hidup dalam Tuhan anggota keluarganya juga menjadi masyarakat yang baik.

Dalam bacaan ini Tuhan Yesus mengajarkan konsep baru tentang keluarga yaitu keluarga secara rohani yang terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah tetapi sama-sama melakukan kehendak Allah. Yesus memperkenalkan konsep ini ketika ibu dan saudara-saudaranya datang mencariNya sementara Ia sedang berbicara dengan murid-muridNya. Yesus seolah-olah menyangkali hubungan kekeluargaan diantara mereka padahal orang Yahudi sangat kental hubungan persaudaraanya seperti kita saat ini. Ada 3 alasan Yesus menolak bertemu keluarganya saat itu:

  1. Yesus tidak mau terganggu dengan hal-hal lahiriah. Bagi Yesus keluarganya penting tetapi yang lebih penting adalah kehendak Allah bagi manusia. Kita harus lebih taat pada kehendak Allah bukan kehendak manusia. Dalam keluarga kita harus mengutamakan kehendak Allah dinyatakan bukan hal-hal lahirah yang bersifat sementara adanya.
  2. Keluarga Yesus tidak percaya kepadaNya (Yoh. 7:5) Yesus tau bahwa mereka bersaudara tetapi persaudaraan mereka fana karena hanya didunia ini saja, mereka sedang bersebrangan jalan, Yesus dan semua orang percaya menuju ke surga sedangkan saudara-saudaranya menuju ke neraka. Walaupun mereka memiliki hubungan darah dengan Yesus, tinggal serumah dengan Yesus tetapi mereka tidak menerima Yesus sebagai Juruselamat dan itu berarti mereka melawan kehendak Allah. Pesannya bagi kita adalah persaudaraan kita jangan hanya didunia ini saja, usahakanlah supaya kita bersaudara sampai kekal dan hal itu hanya terwujud jika semua saudara kita, anggota keluarga kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat.
  3. Semua orang percaya adalah satu keluarga. Yesus berkata dalam ayat 50 “siapapun yang melakukan kehendak Allah dialah saudaraku laki-laki, dialah saudaraku perempuan dan dialah ibuku. Gambaran hubungan kedekatan yang luar biasa sebagai sebuah keluarga, hal ini juga yang kemudian diwujudkan oleh Rasul Paulus dalam gereja yaitu bahwa semua orang percaya adalah keluarga Allah.Efesus 2:19 : Semua orang yang melakukan kehendak Allah adalah saudara yang abadi bukan hanya di dunia ini tetapi sampai di surga kita adalah sebuah keluarga dimana Kristus adalah kepala keluarganya dan ikatan kekeluargaan kita adalah kehendak Allah. Oleh karena itu gereja harus melakukan kehendak Tuhan hidup bersama dengan penuh hormat dan kasih, yang muda harus menegur yang tua sebagai bapa, yang perempuan sebagai ibu dan sebaliknya yang tua harus menegur yang muda sebagai adik dengan penuh kasih dan kemurnian I Timotius 5:1,2. Siapapun dia baik yang kaya atau miskin, cakap ataupun jelek semua adalah keluarga kita sampai kekal karena kehendak Tuhan.

Sebagai gereja Tuhan mari kita melakukan peran dan fungsi kita sebagai keluarga Allah karena seseorang yang menjadi anggota keluarga Allah yang baik pasti menjadi anggota keluarga yang baik di rumah akan tetapi seseorang yang bukan anggota keluarga Allah belum tentu adalah anggota keluarga yang baik di rumah. Karena seorang anggota keluarga Allah adalah orang yang melakukan kehendak Allah sehingga dalam keluarganya kemulian Tuhan yang selalu nampak.

Ringkasan Khotbah: Ibu Ellen Amalo, S.Pd.K

« Older Entries