header image
 

All posts in April, 2016

Dr. Lin Ting Tung adalah orang Taiwan pertama yang menjadi dokter dan menjadi Kristen. Ini terjadi pada akhir abad ke-19. Ia bekerja di rumah sakit kecil yang dirintis oleh Dr. Maxwell, seorang misionaris Inggris. Ketika itu tingkat kesehatan masyarakat di Taiwan sangat rendah dan cara pengobatan masih sangat sederhana.

Pada suatu hari seorang anak datang ke rumah sakit itu dan meminta obat untuk ibunya yang sedang demam akibat malaria. Anak ini berjalan lebih dari dua jam dari desanya ke rumah sakit melalui jalan setapak melewati hutan dan sawah.

Ketika nama ibunya dipanggil, anak ini langsung bangkit dari bangkunya, meraih botol obat dan bergegas pulang. Sore harinya pukul lima , ketika kamar obat akan ditutup, seorang perawat tampak bingung dan berbisik,”Dokter Lin,botol obat untuk pasien malaria masih ada disini. Tetapi ada satu botol yang hilang. Isinya disinfektan.”

Dr. Lin terkejut, diperiksanya botol yang tertinggal, benar isinya obat malaria. Jadi, anak tadi membawa botol yang salah!

Botol-botol dikamar obat itu memang berbentuk sama dan berwarna sama, lagipula baik obat malaria maupun disinfektan sama-sama cairan.

“Celaka kita. Ibu itu bisa mati. Disinfektan itu obat keras pembunuh kuman untuk kamar operasi. Kalau sampai diminum, usus bisa terbakar dan orang itu akan mati,” ujar Dr. Lin dengan wajah pucat. Segera mereka melaporkan peristiwa ini kepada Dr.Maxwell.

Ia juga terkejut. “Sekarang pukul lima, anak itu pergi dari sini pukul tiga, jadi ia sudah hampir tiba. Tidak mungkin kita mengejarnya. Kita tidak tahu jalan ke desa itu,” ujar Dr. Maxwell. Dr.Maxwell termenung, lalu ia berkata, “Mulai hari ini semua obat keras tidak boleh diletakkan diatas meja. Sekarang panggil semua karyawan untuk berkumpul. Kita akan berdoa.”

Begitulah semua orang yang bekerja di rumah sakit itu berkumpul dan berdoa. Dr. Maxwell berdoa, “Tuhan, kami telah membuat kecerobohan. Ampunilah kami. Nyawa seorang ibu sedang terancam. Tolonglah dia, cegahlah dia agar tidak meminum obat yang salah itu……”

Malam harinya Dr. Lin berdinas malam. Ia harus bertanggung jawab atas kematian ibu ini. Esok harinya, ketika masih subuh pintu diketuk. Ternyata itu anak yang kemarin membawa botol yang keliru. Mukanya pucat ketakutan.

Dr. Lin juga takut. Kedua orang itu berdiri saling memandang dengan gugup. Kemudian anak itu berkata, “Ma’af dokter. Kemarin saya bawa botol itu sambil berlari, lalu saya jatuh botol itu pecah dan isinya tumpah.”

Dr. Lin yang masih terpaku karena gugup langsung bertanya, “Kapan Jatuhnya?”

Anak itu menjadi makin ketakutan, “Ma’af, dokter. Saya baru datang sekarang. Jatuhnya kemarin sore, menjelang gelap.”

Dr. Lin langsung ingat : Menjelang gelap….itu adalah saat ketika semua karyawan rumah sakit berkumpul mendoakan ibu anak ini.

Jiwa ibu anak ini tertolong, isi botol yang salah itu tidak sampai terminum, karena botol itu pecah ditengah jalan.

——————

Kita bisa lihat peristiwa ini dari sudut si anak. Ia pulang membawa botol obat ini sambil berlari. Ia ingin cepat-cepat memberikan obat ini kepada ibunya. Ia ingin menunjukan baktinya kepada ibunya. Ia ingin ibunya cepat sembuh. Anak ini tidak mengetahui bahwa botol yang sedang dipegangnya berisi racun. Ia tidak bisa membaca tulisan dibotol itu. Ia buta huruf. Anak ini berlari terus. Jalan dari desa ke rumah sakit dikota sangat jauh. Perginya dua jam, pulangnya dua jam.

Ia letih. Lalu, tiba-tiba ia tersandung. Ia jatuh. Mungkin ia terluka, tetapi yang paling celaka; botolnya jatuh dan pecah, cairan isinya tumpah di tanah. Bayangkan bagaimana perasaan anak itu. Ia kecewa, sedih dan takut.

Bagaimana kalau penyakit ibunya makin parah. Bagaimana kalau dokter itu marah? Anak ini sangat terpukul oleh kejatuhan ini.

Saat itu ia belum tahu bahwa justru terjatuhnya dia ini menolong nyawa ibunya. Mungkin orang lain akan tersenyum, “Ah, itu cuma kebetulan.”

Namun orang percaya akan bersaksi, “Tuhan bisa bekerja melalui sebuah kebetulan,” itulah juga kesaksian Rasul Paulus di Roma 8:28 :”….Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia…….”

“SEGALA SESUATU” berarti segala keadaan atau segala kejadian, baik berhasil maupun kejatuhan. Kejatuhan dapat berbentuk musibah, penyakit atau kegagalan. Seringkali kita mengira bahwa Allah hanya hadir dan bekerja dalam keberhasilan. Padahal Allah juga hadir dan bekerja dalam kejatuhan. Apa tujuan Allah bekerja dalam kejatuhan?

Paulus menjawab,”…..untuk mendatangkan KEBAIKAN……”

“Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendakNya.” (1 Yohanes 5:14)

Konon ada seorang Kaisar yang sangat kejam sekali, rakyatnya sangat takut pada Kaisar itu; sebab kalau apa yang diperintahnya tidak dapat dipenuhi maka rakyatnya bakal dihukum. Satu-satunya orang yang tidak takut padanya hanya sang putri tunggalnya. Apa saja yang diminta putrinya pasti dikabulkan.

Suatu hari sang putri datang pada papanya “Pa, saya mau minta sebuah cincin.” “Bukankah kamu sudah mempunyai banyak cincin anakku? ” tanya sang papa kembali. “Ini yang lain Pa, saya menginginkan cincin yang bermata embun.” Sambil merengek-rengek di depan Papanya. “Baiklah anakku, Papa akan memberikan padamu.”

Keesokan harinya Kaisar memberikan pengumuman ;”Semua pandai-pandai emas di negeri ini supaya berkumpul di istana, karena ada tugas yang harus diberikan kepada kalian.” Mendengar ini semua pandai-pandai emas sangat ketakutan, sebab apabila mereka tidak dapat memenuhi permintaan Kaisar, maka ganjarannya dipenjarakan atau dibunuh.

Tibalah hari yang ditetapkan, maka semua pandai-pandai emaspun berkumpul di Istana. Kaisar mengatakan “Putriku ingin memiliki sebuah cincin emas bermata embun, saya harap kalian dapat mengerjakan untuknya.” Semua pandai-pandai emas tercengang mendengar itu, tidak ada seorangpun yang berani angkat tangan, sebab apa yang ditugaskan oleh raja adalah suatu tugas yang tidak masuk akal.

Mereka sudah putus asa, karena mustahil membuat cincin yang bermata embun. Di tengah keheningan dan ketakutan, maka berdirilah seorang kakek tua dan berkata : “Saya bersedia.” Mereka gembira bercampur sedih, sebab mereka bayangannya sebentar lagi kakek itu bakal mati, dan kalau berhasil maka mereka semua tertolong. Namun kakek tua ini dengan tenang berkata, Saudara-saudara doakanlah supaya Tuhan memberi saya hikmat. “Lalu kakek ini berpaling pada sang putri Kaisar dan berkata “Putri, besok pagi-pagi jam 04.00 saya tungu di halaman Istana.

Keesokan harinya, pagi-pagi sebelum jam 04.00 sang putri sudah bangun, ia mengenakan gaun putih yang paling mahal, kaus kaki putih, sepatu serta sarung tangan yang serba putih. Lalu ia berjalan menemui kakek itu, “Baiklah Nak, sekarang saya persiapkan alat-alat untuk membuat cincinmu; sementara itu engkau boleh memilih embun yang engkau paling sukai, lalu bawa kemari.”

Dengan senang hati sang putri berjalan-jalan mengelilingi taman Istana untuk mencari embun yang paling indah. Namun sudah lebih kurang dua jam ia masih belum menemukannya, sebab setiap embun yang dia ambil selalu menjadi air. Gaun indahnya sudah basah, kaus kakinya sudah kotor, sepatunya basah bahkan sarung tangannya sudah menjadi jorok. Akhirnya sambil menangis sang putri berlari menuju kakek tua itu dan berkata : “Saya tidak mau lagi cincin itu.” Kakek tua itu hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, sementara Kaisar melihat dari lantai atas Istana sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kakek itu selamat, berikut semua pandai emas lainnya.

Di sini kita melihat bahwa permintaan yang dipaksakan , berakibatkan kegagalan. Apalagi meminta sesuatu pada Tuhan, mintalah yang seturut dengan apa yang dikehendaki-Nya.

Ini Aku Tuhan,Utuslah Dia…Atau ???

Yeremia 1 : 4-19

Mhsw.Timotius Haryono

Ketidakpekaan mendengar suara Tuhan,sering menghalangi panggilan-Nya kepada kita sekalian.Betapa kepekaan kita menentukan respon kita terhadap panggilan Allah yang istimewa.Yeremia merupakan contoh kepekaan dan ketaatan dalam meresponi panggilan Tuhan.Satu-satunya alasan ia mau taat pada panggilan Tuhan adalah karena ia tahu panggilan Allah untuk menjadi rekan sekerja-Nya adalah panggilan yang istimewa.

Melalui panggilan dan pengutusan Yeremia ini,kita dapat melihat seperti apa panggilan Tuhan itu,sehingga perlu bagi kita untuk meresponinya ;

  1. Panggilan Tuhan itu adalah panggilan tanpa syarat (ayat 5),tidak tergantung dari status,pendidikan,latar belakang keluarga,melainkan hanya kehendak Allah.Dan hanya orang-orang yang peka dan taat pada suara Allah sajalah yang dapat meresponi panggilan-Nya.Panggilan Allah merupakan panggilan yang istimewa (ditegaskan dengan kata kerja,yaitu :mengenal,menguduskan & menetapkan).Mengapa?karena Ia mengenal kita dengan sempurna,Ia tahu kelemahan dan kelebihan kita.Ia tidak menuntut kita,melainkan menerima kita apa adanya.Ia juga menguduskan kita,memisahkan kita secara khusus untuk melayani-Nya.Dan kemudian menetapkan kita untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan mulia.
  2. Panggilan Tuhan adalah panggilan yang memiliki tujuan (ayat 10).Yeremia dipanggil dengan tujuan untuk memulihkan umat-Nya pada jaman kegelapan.Sebagai rekan sekerja Allah,Yeremia mempunyai tugas yaitu menggarap ladang,dan membangun bangunan ynng belum selesai.Jika Allah menempatkan kita didunia saat ini,pada jaman ini,berarti ada tugas yang Tuhan percayakan kepada kita untuk dikerjakan sesuai talenta dan kemampuan kita masing-masing.Adakah kita peka mendengar suara-Nya dan meresponi panggilan-Nya?
  3. Panggilan Allah disertai janji penyertaan-Nya (ayat 9).Yeremia mengalami banyak penderitaan karena ketaatannya atas panggilan Tuhan,namun ia tidak menyerah dan mundur karena ia percaya akan janji penyertaan Allah dalam hidupnya.Itu cukup baginya.Dalam mengerjakan tugas dan panggilan Tuhan,tidak mudah.Ada harga yang harus dibayar,ada banyak tantangan dan pergumulan.Ada pikiran,tenaga,uang ,bahkan airmata dan darah,juga penolakan-penolakan bahkan dari orang yang kita kasihi.Adalah wajar jika kita takut dan gentar.Tetapi,seperti Yeremia kita harus percaya akan janji penyertaan-Nya.

Dengan demikian,sebagai anak-anak Tuhan,kita harus peka mendengar panggilan-Nya dan taat terhadap panggilan tersebut.Kita harus percaya diri,kenali kekuatan diri kita dan menerima diri kita.Menerima diri kita berarti menghargai diri sendiri sebagaimana Tuhan menghargai kita.Jangan takut untuk mengembangkan dan menyempurnakan diri kita dalam melayani-Nya.Memang tidak mudah,tetapi Tuhan pasti menolong kita.Kiranya Allah menolong kita sekalian untuk meresponi panggilan istimewa-Nya ini.Amin.

 

Khotbah pada ibadah rutin Komisi Wanita,Rabu 27 April 2016

Mengenal Yesus

(Yohanes 1 : 1 – 13)

 

Firman berarti : Kata (perintah) Tuhan. Dengan kata lain bisa disebut sabda. Pembacaan ini menunjukan bahwa sejak Tuhan ada Firman itu sudah ada, bahkan Firman itu adalah Allah dan bersama-sama dengan Allah.

Untuk memahami Firman yang telah ada sebelum zaman ini, maka Tuhan Allah berinisiatif untuk hal-hal ini :

 

  • Firman yang menjadi manusia. Ini terjadi dalam diri Yesus Kristus. Mengapa Firman itu harus menjadi manusia? Tujannya ialah supaya manusia diselamatkan untuk beroleh hidup yang kekal.
  • Firman yang tertulis; Firman yang tertulis itu adalah Alkitab. Tujuannya supaya Alkitab menjadi pedoman atau ukuran. Apapun yang didengar dilihat dilakukan ukuran dan pedomannya pada Alkitab. Yang bertentangan dengan Alkitab adalah salah menurut Firman.
  • Firman yang diberitakan dilakukan melalui khotbah-khotbah dan pengajaran-pengajaran. Tujuannya ialah supaya orang mengerti apa yang diimaninya.

 

Bagian lain dari pembacaan ini menyebutkan Yohanes Pembabtis. Yohanes hanya disebutkan sebagai pemberita terang. Yohanes bukan terang itu. Dia hanya pemberita. Tujannya penyebutan itu menegaskan 2 hal yaitu :

  1. Siapapun kita termaksud Yohanes tidak boleh merampas kemuliaan Allah. Manusia tidak boleh bergantung kepada manusia. Manusia dan gereja harus bergantung pada Tuhan
  2. Diantara para murid ada perselisihan (Yohanes 3:25), jadi tujuannya penyebutan itu supaya para pengikut menyadarinya dan meninggalkan perselisihannya hanya karena bergantung kepada orang yang dikagumi mereka

 

Firman itu ada diantara kita tetapi manusia tidak mengenalnya. Mengapa demikian? Karena :

  • Pakai pengertian manusia dan bukan serakah diri pada kemahakuasaan Allah; dianggap kalau apa yang menurut manusia bisa dimengerti itu baru bisa dipercaya.
  • Bukan mencari firman tetapi mencari kesenangan atau kepuasan diri saja.
  • Firman menjadi alternative terakhir dalam hidup manusia bukan menjadi pilihan utama dan yang pertama.

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

“Pergaulan Yang Buruk Merusak Kebiasaan Baik”

(Kejadian 4 : 1 – 16)

 

Untuk menjawab tema diatas mari kita perhatikan ayat 9 sebagai fokus. Apakah anda termaksud tipe seorang yang tidak punya urusan dengan diri, keluarga, gereja, masyarakat, dan kepentingan banyak orang termaksud tidak punya urusan dengan Tuhan. Kita pasti menjawab bahwa kita punya banyak urusan dari dalam rumah sampai luar rumah bahkan sampai 24 jam serasa tidak cukup karena banyaknya urusan kita. Pergaulan buruk merusak semua tatanan kehidupan.

Dalam bacaan ini, kita melihat sebuah kasus dari Kain yang terlibat pembunuhan. Dimanakah orangtua mereka Adam dan Hawa sehingga Kain sampai pada pembunuhan? Masalahnya adalah masalah pergaulan yang menimbulkan kecemburuan. Kain tidak suka bergaul dengan dirinya sendiri. Banyak orang bergaul keluar tapi tidak bergaul dengan diri sendiri sampai tidak tau diri sendiri dan ini orang yang paling celaka karena tidak tau diri. Kain tidak sadar bahwa musuh yang paling sulit dikalahkan adalah diri sendiri. Apakah dengan membunuh adiknya lalu tidak ada lagi kecemburuan ? Alkitab menyatakan bahwa membunuh itu tidak menyelesaikan persoalan tapi justru menimbulkan masalah baru dan itu urusannya semakin besar.

Tuhan Allah begitu prihatin (Ayat 11) Tuhan tidak berdiam diri. Allah mencari Kain dan menanyakan tapi Kain menjawab dengan tidak sopan seolah-olah Tuhan tidak tahu apa yang terjadi. Kita sering memposisikan Tuhan pada tempat yang salah yaitu seolah Tuhan tidak tahu. Kain mengelak dan melepas tangan dari tanggung jawabnya. Tapi Tuhan menunjukan bahwa kutukan itu tidak dapat diwakilkan kepada orang lain hanya Yesus yang bisa mati gantikan kita. Kalau Tuhan sudah turun tangan manusia tidak dapat membantah karena itu :

  1. Sampai hari ini bahkan sampai kapanpun sering kita cenderung mengelak dari tanggung jawab terhadap berbagai masalah, padahal sudah ada korban. Kita terjun dalam pergaulan yang buruk dan tidak mau berurusan dengan banyak hal akibatnya terjadi kecemburuan sosial. Kita manusia bermain-main dengan Tuhan.
  2. Era teknologi berbasis digital dunia ini menjadi seperti kampung kecil, yang jauh jadi dekat dan dekat menjadi jauh. Keegoisan menjadi tinggi dan solidaritas kurang. AMIN

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Emr. Laukusa, S.Th

HIDUP DALAM PIMPINAN ROH ALLAH

Kolose 3:5-17

Jemaat Kolose menghadapi tantangan-tantangan dalam pertumbuhan rohani yang berasal dari luar diri mereka, yaitu ajaran-ajaran sesat, dan juga yang berasal dari dalam diri mereka, yaitu keinginan-keinginan duniawi untuk berbuat dosa. Rasul Paulus menyebut jemaat Kolose sebagai orang-orang yang telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya (ayat 9) yang mengindikasikan bahwa jemaat Kolose adalah orang-orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Namun, masih ada sifat-sifat manusia lama yang masih tinggal dalam hati mereka; hidup mereka belum menggambarkan arti pengikut Kristus sebenarnya. Firman Tuhan kepada jemaat Kolose sangat relevan dengan kehidupan orang-orang Kristen di zaman sekarang karena orang-orang Kristen zaman sekarang juga menghadapi tantangan-tantangan yang sama, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri mereka. Kita dapat memahami kata “menanggalkan” dalam kalimat “menanggalkan baju” yang berarti “melepaskan”. Dalam perikop ini, “menanggalkan” dapat dipahami sebagai  “mematikan”: mematikan segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala (ayat 5) dan “membuang”: membuang marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut (ayat 8).

Bila kita membaca surat Kolose, yang ditulis oleh rasul Paulus kepada saudara-saudara yang kudus dan percaya di Kolose, kita melihat pasal 3 didahului dengan uraian Paulus mengenai kepenuhan hidup di dalam Kristus sebagai manusia baru. Dikatakan dalam pasal 2 ayat 6-7 demikian : “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu…” Ada suatu pola yang jelas, di mana setiap orang percaya dilahir-barukan oleh Roh Kudus dan hidup sepenuhnya bagi Allah. Hidup yang tetap, berakar, dibangun, dan bertambah teguh di dalam Allah. Hal ini berarti kehidupan spiritualitas kita mengalami kepenuhan di dalam Allah.

Kepenuhan di dalam Allah yang adalah kasih, menuntun setiap orang percaya untuk mengekspresikan “kasih” yang baru itu di dalam kehidupannya sesehari, ayat 12-14 : “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat juga demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” Tentu, kita mengerti apa itu belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran. Kelima hal ini menjadi dasar kita untuk mengekspresikan kasih kita pada sesama.

  1. Banyak orang mencari standar /aturan dalam menjalankan kehidupannya. Disini Paulus memberikan suatu prinsip dalam hidup kekristenan yaitu: lakukan dalam nam Yesus. Lakukan dalam nama Tuhan Yesus, lakukan sesuai dengan kehendak Yesus. Ketika kita melakukan sesuatu berdasarkan kehendakNya maka Ia yang akan memberi kita kekuatan
  2. Dalam semua yang kita lakukan kita harus mengucap syukur kepada Allah. Denga mengucap syukur kita sadar bahwa apa yang kita terima dan capai adalah karena anugrah dari Allah semata. Amin

                                                                                                     Ringkasan Khotbah : Pdt. Budieli Hia, M.Th

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
01 Mei 2016 “Saksi Kristus” Pdt. Deaszy Liu-Tantengkeng,M.Th
08 Mei 2016 “Injil Untuk Siapa” Pdt. Anthonetha Manobe,S.Th
15 Mei 2016 “Panggilan Untuk Menjadi Pelayan Kristus” Pertukaran Mimbar
22 Mei 2016 “Tidak Dipandang Namun Bertahan” Kak. Thimothy Haryono
29 Mei 2016 “Dimenangkan Untuk Menjadi Saksi Kristus” Pdt. Yandi Manobe,S.Th

 

 “Ketekunan Yang Salah”

{ Roma 10 : 04 – 15 }

 

Apa yang salah pada orang Yahudi ? yang terjadi pada mereka adalah mereka mampu melakukan Hukum Taurat namun mereka berpikir bahwa mereka bisa melakukan Hukum Taurat karena kemampuan mereka sendiri maka orang yang tidak melakukan dianggap orang yang berdosa.

Paulus merasa ini salah sehingga dia ingin mereka memperbaikinya. Mari kita renungkan apa sebabnya Tuhan datang ketengah dunia ini. Ada dua alasan :

  1. Karena manusia gagal total menjalankan misi Allah ditengah dunia. Misi Allah adalah   menyatakan pada dunia bahwa Allah penuh kuasa dan mulia sementara terkadang kita merampas kemuliaan Tuhan. Memang kita diberi kehendak bebas, tetapi kita salah mempergunakan kehendak itu karena keinginan yang banyak. Banyak kehancuran terjadi karena keinginan.
  2. Karena Allah tahu kita gagal melakukan perintah-perintahnya. Perjumpaan kita dengan Tuhan bukan karena kemampuan kita tetapi karena anugerah Tuhan. Kehadiran Kristus menunjukan bahwa Kristus yang mau datang, bukan karena usaha dan kemampuan kita menghadirkan Tuhan didunia ini.

Hal berikut adalah Allah yang mendekati kita bukan karena kita yang mendekati Tuhan. Dengan nyanyian yang indah dan doa yang bagus-bagus adalah ungkapan iman kita bukan perintah untuk mendatangkan Tuhan kedalam dunia ini. Banyak orang bertengkar siapa yang paling hebat untuk mendatangkan kemuliaan Tuhan dalam dunia. Sehingga mereka mengutamakan kekuatan manusia bukan kekuatan Allah. Sekuat-kuatnya kita manusia kita tidak mampu memegang Tuhan kecuali kalau Tuhan yang memegang kita.

Tuhan datang bagi semua orang bukan hanya untuk orang Yahudi. Kita tidak dapat membatasi kasih setia dan keselamatan Allah itu bagi orang lain. Karena itu kita tidak boleh menghakimi orang lain dan berkata kita lebih baik dari orang lain yang diluar Tuhan. Semakin kita diberkati semakin orang merasakan kebaikan Tuhan melalui hidup kita. Setelah kita menerima keselamatan itu kita harus menjadi saksi bagi orang lain tapi itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita tidak dapat menyaksikan keselamatan jika kita menolak panggilan.

Mari kita bertanya pada diri kita dimana kita berada dan bagaimana motivasi kita melakukan ibadah kita kepada Allah. Kalau kita mau berubah tidak perlu ribut dengan orang lain tetapi lewat perbuatan yang kita lakukan supaya pengakuan itu datang dari orang lain bukan dari diri kita sendiri. Amin

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya

1 Timotius 4 : 12

Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Hidup didunia ini penuh dengan masalah,seperti :

  1. Materialisme (segala sesuatu harus bisa disentuh,dilihat dan dapat dibuktikan)
  2. Kapitalisme (yang kaya semakin kaya,yang miskin semakin miskin)
  3. Fundamentalisme agama (agama dijadikan sebagai alasan bagi provokator untuk menimbulkan kerusakan didunia & manusia

Mengapa sampai dunia menjadi kacau ?

  1. Literatur soal perdamaian sangat sedikit (dibandingkan literatur tentang peperangan)
  2. Karena orang-orang yang punya visi kuat tentang perdamaian sangat sedikit

Sabagai orang muda,sudah seharusnya mempunyai visi perdamaian yang kuat.Orang muda bukan lagi menjadi masa depan gereja,tetapi orang muda adalah masa kini daripada gereja.Dalam bacaan alkitab tentang Timotius,ada beberapa hal yang dicatat dan patut mejadi teladan bagi kaum mud masa kini,yaitu :

  1. Timotius yang mempunyai ayah dan ibu beda warganegara,tidak menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk menghambat pelayanan nya (ayahnya orang Yunani,ibunya Eunike orang Yahudi).Perbedaan bukanlah masalah,melainkan menjadi pemersatu.Siapa yang tidak mencintai perbedaan,ia tidak pantas hidup didunia ini.
  2. Timotius memiliki masalah pencernaan.Karena itu Paulus menasihatinya untuk minum sedikit anggur sebagai penyembuhan.Penyakit juga tidak menghambat Timotius untuk melayani,padahal jika dilihat keadaan saat ini,banyak orang muda yang memakai berbagai alasan untuk jauh dari pelayanan.Bahkan mabuk karena anggur,menjauhkan mereka dari Tuhan.
  3. Timotius belajar alkitab dengan baik,menjadi luar biasa dan berdampak pada lingkungan untuk kemuliaan nama Tuhan.
  4. Timotius mendampingi pelayanan Paulus dan tetap setia saat Paulus dipenjara.Ia berkorban dan memberi diri untuk melayani saat suka maupun duka.

Karena itu : Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda.Jadilah teladan bagi orang-orang percaya,dalam perkataanmu,dalam tingkah lakumu,dalam kasihmu,dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Biarlah ayat ini dapat memberi dampak dalam kehidupan kita,khususnya para kaum muda & kiranya kegiatan konsultasi regional ini dapat menyatukan perbedaan-perbedaan untuk menjadi berkat bagi banyak orang.Amin

Kalau anda dikenal dunia sebagai milik Tuhan,maka Tuhan harus kelihatan dalam hidup anda.Ubahlah dunia oleh pembaharuan budimu !

Khotbah pada Ibadah Pembukaan Konsultasi Regional Pemuda & Remaja PGI Se-Jawa,Bali & Nusa Tenggara,21-25 April 2016

 

Ibrani 11:31
Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dgn orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.
Robert Schuller dalam buku Kisah Kasih Allah bercerita tentang sebuah karya mozaik di istana kerajaan Teheran. Karya mozaik itu adalah salah satu karya terindah di dunia. Namun, siapa menduga bahwa mozaik itu terbuat dari sebuah cermin pecah.
Mulanya, seorang arsitek memesan cermin dari Paris untuk dipasang di tembok istana. Ketika pesanan itu datang, alangkah kecewanya mereka karena cermin itu sudah pecah. Sang kontraktor bermaksud membuang pecahan cermin itu, tetapi si arsitek justru menggunakan pecahan-pecahan cermin itu untuk membuat mozaik indah yang terdiri dari serpihan kaca yang berwarna perak, berkilau dan memendarkan cahaya.
Kisah Rahab juga serupa mozaik indah. Ia adalah perempuan kafir dan seorang pelacur. Namun, karena imannya kepada Tuhan dan tindakannya yang berani menyelamatkan para pengintai, Rahab diselamatkan. Ketika itu seluruh Yerikho dicekam rasa takut terhadap Israel (ayat 9-11), tetapi Rahab tidak membiarkan ketakutan maupun masa lalunya yang kelam menghambatnya. Ia berpaling kepada Tuhan. Tuhan pun menghargai iman Rahab. Ia dan seisi keluarganya tidak hanya terhindar dari pemusnahan (Yosua 6:25).
Setiap kita pernah membuat kesalahan pada masa lalu. Bahkan mungkin, kita punya masa lalu yang begitu kelam. Mungkin kita merasa hidup kita sudah hancur. Namun, kisah Rahab mengingatkan kita; Tuhan sanggup mengubah hidup yang hancur sekalipun, menjadi baru. Seperti apa pun hidup kita, jika dibawa ke hadapan-Nya, akan diubah menjadi karya seni yang indah dan  berharga.
Di tangan Tuhan Yesus, kerikil bisa menjadi mutiara. Karena kita berharga di mata Tuhan…!!
« Older Entries