header image
 

All posts in March, 2016

Arti Pengorbanan Kristus

Sekian lama kita merenungkan pengorbanan Kristus, tahun demi tahun, bahkan minggu demi minggu berita itu terus diperdengarkan.Seberapa jauh kita sadar dan melakukannya dengan penuh kerelaan dan kesungguhan sebagaimana Kristus melakukannya?

Kapan saat yang tepat untuk bertobat sungguh-sungguh?
Saat diambang kematian kah? Saat masalah itu terlalu berat dan tidak ada orang yang bisa menolong kita? Terkadang beribu janji kita ucapkan disaat pelik demi mendapat belas kasih agar keluar dari permasalahan.
Jika situasi aman… Semua janji lenyap, terlena dengan kenyamanan, terbuai nikmatnya keinginan daging dijamin berbagai alasan untuk membenarkan diri sendiri.

Inikah wajah orang yang ditebus Tuhan?
Inikah ciri seorang anak Tuhan?
Inikah gambaran gereja yang kita tunjukkan bagi dunia ini?

Kita mengaku bahwa kita telah ditebus Tuhan. Kita percaya bahwa Kristus telah menderita bagi kita, tapi yang terjadi adalah…
Marah bila dikritik, benci orang yang memfitnah, dendam orang yang menyakiti, makian bagi yang salah dan teledor. Bahkan pukulan bagi yang menantang.Kristus tidak mempedulikan hak asasinya sebagai manusia dan sebagai Allah.
Sebagai Allah yang agung dan termulia dihina dan direndahkan demikian pula sebagai manusia disiksa dan dianiaya.

Hari ini banyak orang berjuang mendapatkan hak asasinya, ada bantuan hukum bagi mereka yang kehilangan hak asasinya namun disaat yang sama masih banyak orang yang menginjak-injak harkat dan martabat orang demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. Saudaraku,
Kristus kehilangan harga dirinya agar harga dan nilai diri kita dipulihkan. Maukah kita merendahkan orang lain? Siapapun dia, butuh dihargai, butuh diberi tempat yang layak, butuh diakui dan diperhitungkan. Karena Allah sangat menghargai setiap orang.

Mat 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Apakah saudara mau pulang dan berkata maaf kepada pembantu saudara? Kepada anak saudara atau istri? Suami?
Kesanggupan melakukan itu adalah bukti kedewasaan iman bukan kesediaan untuk mempermalukan diri sendiri.Malam ini, kita seolah melihat Kristus tersalibkan kembali karena ketidakmampuan kita meninggalkan dosa.
Dalam perenungan akan kasih sayang dan keselamatan yang menjadi jaminan satu kali untuk selamanya, Allah tahu kita ini debu, debu yang tiada arti namun selalu merasa berarti.
Debu menunjukkan ketidakmampuan kita dan kebergantungan kita pada Allah sang pencipta dan penyelamat kita.

Tak perlu tangisan sekeras-kerasnya karena merasa bersalah, tak perlu untaian kata manis sebagai janji pada Tuhan, yang perlu dilakukan adalah kerelaan untuk merendahkan diri dan peduli pada sesama, kerelaan untuk berkorban dan kemampuan menekan diri dari keinginan daging.

Yes 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.Saat ini kita telah disembuhkan, kita telah dipulihkan untuk memberitakan pekerjaan baik yang telah Allah siapkan. Mari kita hidup didalamnya. God bless

Refleksi malam sengsara Yesus

Panggilan yang membawa damai

(Kejadian 12:1-9)

 

                Panggilan adalah hidup dalam rencana Allah, Allah yang berotoritas dalam hidup kita. Yeremia 1:5 mengatakan sebelum dalam kandungan Allah telah mengenal kita.Itu  berarti setiap kita sudah ada dalam master plan Allah. Kita harus bersyukur Allah telah mengenal kita dan suatu kehormatan Dia memanggil kita hidup dalam rencanaNya. Karena itu bagaimana kita menggenapi panggilan yang sesuai dengan rencana Allah dan memiliki kehidupan yang berdampak bagi dunia.

  1. Allah memanggil untuk maksudnya yang mulia. Di Urkasdim Abraham sudah hidup mapan tapi Allah memanggil Abraham untuk maksudnya secara khusus. Saat itu usia Abraham 75 tahun tapi Tuhan ingin Abraham menjadi bangsa yang besar. Abraham dipanggil untuk diberkati yaitu hidup dalam sukacita, damai, dan kebenaran. Panggilan Allah membuat Abraham diberkati, untuk menjadi berkat. Apakah panggilan Allah hanya terjadi zaman dulu? Tidakkah Allah masih memanggil sampai saat ini? Marilah kepadaKu semua yang letih lesuh dan berbeban berat (Matius 11-28). Panggilan Allah itu menyangkut pemenuhan seluruh aspek hidup kita. Allah mau kita hidup menurut rencana Allah dan Allah memanggil kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Allah mau kita datang kepadaNya, menikmati kasihNya. Jangan hanya berani bersaksi dan katakan puji Tuhan kita dipanggil Tuhan tapi hidup kita harus memberkati /berdampak dan berguna bagi orang lain.

 

  1. Panggilan itu menuntut respon positif dari manusia. Perjalanan yang sulit dilewati Abraham harus menjawab panggilan Tuhan. Abraham siap dan terus berjalan karena Allah punya rencana yang indah dalam hidup kita (Yeremia 29: 11). Respon positif ditunjukkan Abraham yaitu disetiap tempat yang dilewati Abraham mendirikan mesbah bagi Tuhan. Kisah para rasul 3:25-26 mengatakan bahwa dari keturunan Abraham semua bangsa mendapatkan keselamatan didalam Yesus Kristus. Inilah teladan orang yang hidup dalam panggilan yang membawa damai. Amin !

Khotbah Minggu,pada Warta Jemaat 6 Juli 2014

SAHABAT SEJATI

(AYUB 11:1-20)

 

            Sahabat, definisinya tidak terlalu penting tetapi kehadirannya sangat penting ; akan tetapi kita perlu berhati-hati terhadap orang-orang disekitar kita karena tidak semua orang tulus dalam berteman.

Teman itu ada tingkatannya seperti halnya studi mulai dari TK lari sama-sama tapi tidak saling mengenal, tingkat SD mulai saling mengenal selanjutnya sampai kuliah teman selalu ada dalam suka dan duka, senang bersama, terlukapun bersama.

            Sama seperti kita, Ayub juga punya teman-teman yaitu Elifas, Bildad dan Sofar. Mereka tahu bahwa Ayub kehilangan rumah, harta, anak dan menderita sakit. Bukan kebetulan mereka datang tetapi mereka tahu bahwa Ayub sedang susah !! Kalau ada orang yang mengaku teman dan dia hanya datang karena kebetulan lewat saja, perlu dipertanyakan. Ayub 2: 12 & 13 menjelaskan bahwa ketika mereka lihat Ayub, mereka menangis, mengoyakkan jubah, mereka duduk ditanah bersama Ayub 7 hari 7 malam tanpa bicara, mengapa tidak bicara? Karena kesusahan Ayub terlalu besar. Tetapi Ayub pasal 11 menjelaskan bahwa dalam percakapan Ayub dan teman-temannya itu ada masalah. Mereka berpikir bahwa Ayub mengalami ini karena dosa, mereka hanya menduga bukan tahu dengan pasti. Teman-teman yang datang dengan maksud yang baik itu malah tidak menjadi berkat. Kehadiran teman-teman Ayub tidak menjadi berkat karena:

  1. Mereka kurang sabar. Mereka diam, ayub diam, tetapi ketika Ayub berbicara satu kali mereka langsung nasehat. Padahal Ayub tidak punya siapa-siapa lagi. Ayub hanya butuh didengarkan. Kehadiran kita kadang-kadang tidak perlu bicara, hanya mendengarkan. Kita harus sabar mendengarkan keluh kesah sahabat yang sedang susah, bukan nasehat.
  2. Karena mereka kurang peka melihat situasi, mereka terlalu reaktif. Mereka masing -masing bicara tiga kali. Ayub bicara satu kali, mereka bicara tiga kali. Mereka orang-orang yang baik tapi terlalu reaktif akhirnya tidak menolong Ayub. Kadang-kadang kita mau merubah sesuatu secara secara cepat akhirnya kita tidak peka dengan keadaan orang lain.
  3. Mereka terlalu terikat oleh pola pikir mereka sendiri. Sudah terlanjur berpikir bahwa setiap orang yang sakit adalah karena ia berdosa, sedangkan Alkitab mencatat bahwa Tuhan mengijinkan Iblis mencobai kesalehan Ayub apakah Ayub tetap hidup saleh dihadapan Tuhan, bukan karena Ayub berdosa .

Teman-teman yang menggembirakan menjadi obat bagi orang yang sakit, anak-anak yang menggembirakan menjadi obat bagi orangtua yang sakit. Tidak kebetulan Tuhan menempatkan teman-teman disekitar kita, bukan tanpa maksud semua itu. Karena itu marilah kita menjadi sahabat atau teman yang menggembirakan, yang menjadi berkat bagi sesama kita yang sedang menderita sakit atau kemalangan. Amin

Ringkasan Khotbah Pdt. Yandi Manobe, S.Th

Khotbah pada Warta Jemaat 29 Juni 2014

Beri diri dalam rencana Tuhan

(Kejadian 21:8-21)

            Kasih ayah sepanjang gala, kasih mama sepanjang jalan, kasih Allah sepanjang masa. Maksudnya betapapun kuatnya kasih kita sampai kapanpun ada akhirnya, tapi kasih Allah tidak dapat dimakan waktu. Hari depan anak-anak kita ada dalam tangan Allah, kita yakin bahwa masa depan kita ada dalam tangan Allah.

            Sara mendahului rencana Allah dengan memberikan Hagar kepada Abraham untuk mendapatkan keturunan tapi keputusan itu kemudian menjadikan sebuah masalah bagi rumah tangganya. Sara kemudian meminta agar Hagar dan Ismael diusir jauh-jauh. Kadang-kadang karena kasih sayang kita berbuat sesuatu yang diluar rencana Tuhan tapi justru saat itu Hagar dan Ismael melihat penyertaan Tuhan. Allah sanggup bekerja melampaui apapun yang kita pikirkan. Allah bekerja memimpin hidup manusia siapapun dia. Penyertaan Allah adalah bukti bahwa Kasih dan setiaNya tetap ada bagi keluarga kita karena itu jangan sampai kekuatiran itu membuat kita mengambil keputusan yang salah karena Allah merancang dan memimpin masa depan keluarga kita.

            Jangan kita ragukan kasih Allah dengan pikiran kita yang terbatas, Allah menunjukkan kasihNya merata. Allah memberikan kasihNya sesuai dengan kuasaNya yang ajaib. Jangan cepat-cepat marah dan kecewa kemudian iri hati kepada yang hidup damai, cemburu kepada yang sukses, tetapi belajar mengerti bahwa kasih karunia Tuhan cukup bagi masing-masing kita (II Korintus. 12 : 9). Masalah dan tantangan hidup justru membuat kita menemukan Tuhan dalam hidup kita.

Ditengah maraknya persaingan dalam dunia saat ini sering kita diliputi kekuatiran, cemburu kepada orang lain dalam banyak hal sehingga kita salah berpikir, salah berkata, dan salah bertindak terhadap orang lain, apalagi menyalahkan dan merencanakan kecelakaan bagi orang lain.

            Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28) seperti halnya orang membuat kristik, bagi orang yang tidak mengerti melihat belakangnya, tidak mengerti tetapi ketika melihat depannya tampak sebuah gambar yang indah, jangan melihat belakangnya yang jelek tapi lihat hasilnya didepan sangat indah. Demikian juga kita saat  mengalami hal yang berat jangan kita marah dan menyalahkan Tuhan, ingat RANCANGAN TUHAN SELALU INDAH. Amin

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Welly De Haan, S.Th

Minggu 15 Juni 2014

Jadwal dan Thema Khotbah Bulan April 2016 : “Pimpinan Allah”

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
03 April 2016 “Pemimpin Yang Dipimpin Oleh Allah” Ev. Ellen Koroh-Amalo,S.pdk

 

10 April 2016 “Rancangan-Ku Damai Sejahtera” Pdt. Yandi Manobe, S.Th
17 April 2016 “Hidup Dalam Pimpinan Roh Allah” Pdt. Yosimon Boeky. S.Th
24 April 2016 “Dimenangkan Untuk Menjadi Berkat” Mhs. Timotius Hariyono

 

 

Hidup yang bermakna bagi Tuhan

(Kisah para Rasul 2: 1-13)

            Sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik dalam pandangan orang lain. Murid-murid yang berbuat baik memuliakan Tuhan malah dikatakan mabuk anggur oleh orang lain. Kalau kita berbuat baik kemudian disalah mengerti oleh orang lain tidak apa-apa teruslah berbuat baik.

            Hari Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus, lahirnya gereja. Ada 3 hari raya penting bagi orang Yahudi yaitu:

  1. Hari Raya Paskah memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir
  2. Hari Raya Tabernakel
  3. Hari Raya Pentakosta memperingati pemberian Taurat Musa, Pesta Panen Gandum, membawa hasil panen mereka yang mereka dapatkan dari Tuhan dan dikembalikan kepada Tuhan.

            Pada hari Pentakosta, murid-murid menerima Kuasa Roh Kudus untuk memberitakan karya-karya besar Allah, bukan dipenuhi Roh Kudus untuk menceritakan kehebatannya. Murid-murid dapat berbicara dalam bahasa lain untuk meyakinkan orang dari bangsa lain untuk percaya. Lewat peristiwa Pentakosta Allah menunjukkan bahwa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Bahasa Roh adalah karya Roh kudus.Pentakosta adalah karya Allah untuk membuat orang mengerti dan percaya karna itu tidak dapat disangkali bahwa karya Roh kudus bagi tiap-tiap pribadi berbeda-beda, tidak sama.

            Pentakosta harusnya menjadi kesempatan periksa diri, apakah kita sedang mempercayakan kuasa Allah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan baik Allah bagi kita. Mari kita meletakkan cermin kehendak Allah didepan kita untuk melihat diri kita dan memperbaiki apa yang salah, yang masih kurang atau yang tidak benar. Dengan demikian kita dapat melakukan pesan Firman Tuhan bagi kita yakni hidup yang bermakna bagi Tuhan. Amin

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Laaser De Haan, Sm.Th

KU Agape 08 JUni 2014

KESELAMATAN YANG TAK TERNILAI

(Lukas 19:1-10)

Seorang bernama Donald Sterling di keluarkan dari NBA bahkan kehilangan haknya di NBA padahal dia adalah salah satu owner di NBA karena memiliki sebuah Club basket ternama. Kakek 80 tahun ini dipecat karena masalah Rasis (menghina orang kulit hitam) dalam sebuah pembicaraannya di telepon. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan ini tidak berhenti pada uang dan nama besar, lebih dari itu kita butuh kasih sayang, butuh dihargai, butuh pengakuan atau aktualisasi diri. Sterling menganggap bahwa dengan memiliki banyak uang dia bisa melakukan apa saja dan mengatakan apa saja kepada orang lain. Nyatanya uang bukan segala-galanya.

Zakeus dengan jabatan sebagai pemungut cukai membuat dia hidup dengan bergelimang harta tetapi uang tidak dapat membeli sesama, teman dan sahabat. Orang Yahudi tidak bersahabat dengannya karena orang Yahudi menganggap pemungut cukai adalah pengkhianat bangsa Yahudi yang bekerja untuk pemerintah Romawi. Bukan karena punya uang, kuasa dan nama besar lalu semua hal beres urusannya. Itulah yang membuat Zakeus rindu untuk pergi melihat Yesus.

Kerinduan itu membuat Zakeus naik pohon ara untuk melihat Yesus. Ketika Yesus melihatnya, Yesus berkata “Zakeus segera turun, Aku mau menumpang dirumahmu”. Hanya kepada Zakeus saja Yesus berkata demikian. Pertemuan itu telah membawa sukacita besar bagi Zakeus. Orang berdosa telah mendapat anugerah yang besar. Bagaimana pengalaman iman ketika pertama kali kita menerima Tuhan Yesus yang membawa sukacita besar dalam hidup? Saat kita benar-benar menyadari bahwa kita orang berdosa dan Tuhan telah menyelamatkan kita .

Ketika orang banyak hadir menyaksikan peristiwa itu Zakeus bangkit dan mengucapkan janjinya dihadapan Tuhan untuk berubah. Bagi Zakeus Yesus lebih bernilai dari uang dan harta yang dia miliki karena Yesus telah menyelamatkan dia orang yang paling berdosa. Sukacita kita karena Tuhan telah menolong kita dan tentunya kita akan melakukan sesuatu untuk Tuhan sebagai bukti sukacita yang besar itu.

Mari kita mengampuni sesama kita jikalau Yesus telah memberi sukacita yang luar biasa dalam hidup karena pengampunan itu bernilai lebih dari apapun.

Coba bandingkan Yesus dan uang, Yesus dan kuasa, Yesus dan kekayaan. Bukankah Yesus lebih besar dan tidak terbandingkan dengan hal-hal yang ada di dunia ini? Amin.

Ringkasan Khotbah Ev. Getruida Wong, M.Div.

KU Agape Minggu, 01 Juni 2014

YESUS TERANGKAT KE SURGA

(Kisah para rasul 1: 4-11)

Yesus lahir dengan cara yang ajaib, mati dan bangkit secara ajaib pula.

Pengalaman Rohani murid-murid sebagi orang-orang yang menyaksikan secara langsung Tuhan Yesus terangkat ke surga sangat luar biasa.

Lukas menulisnya bagi kita dalam Kisah Para Rasul pasal 1 untuk kita masuk dalam perenungan yang sangat serius tentang beberapa hal yaitu:

 

  1. Murid-murid bertanya”maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel? Saat itu murid-murid sedang berpikir hal-hal yang fisikal tentang pembebasan atas keadaan mereka tetapi Yesus mau memulihkan mereka secara Roh. Murid-murid harus diperlengkapi lebih dulu, rohani mereka harus dipulihkan dulu supaya pemberitaan mereka dimulai dari pemulihan oleh Roh kudus dalam hati mereka. Jangan sampai melakukan sesuatu kalau tidak tahu, jangan melakukan satu pekerjaan kalau tidak mengerti sehingga ketika murid-murid berpikir secara lahiriah Yesus justru menjanjikan kepada mereka pemulihan secara rohani.

 

  1. Mereka akan menjadi saksi di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Tuhan Yesus mau mereka tidak berpikir pada hal-hal yang sektoral tapi lebih dari itu mereka berpikir jauh keluar menembus kelompok mereka yaitu sampai ke ujung bumi. Setelah menerima Roh Kudus mereka pergi tanpa takut karena mereka sudah diperlengkapi. Ketika mereka tetap di Yerusalem menanti turunnya Roh kudus mereka benar-benar bersatu dengan Yesus dan memampukan mereka untuk pergi tanpa rasa takut. Dan hal ini harus dimulai dari Yerusalem baru ke Yudea dan seterusnya, menunjukkan bahwa mulai dari dalam keluarga dan maju terus keluar untuk beritakan injil tanpa takut. Kalau kita hanya melihat pada diri kita maka kita akan berpikir kita paling baik. Kalau kita tidak keluar maka wawasan kita terlalu kecil namun pastikan bahwa dalam diri kita telah beres.

 

  1. Yesus terangkat ke surga sebuah keajaiban. Tetapi tidak usah terlalu terpesona dengan keajaiban-keajaiban. Mujizat memang ada tapi jangan bersandar hanya pada mujizat karena sesungguhnya hidup adalah mujizat.

 

  1. Bekerjalah sampai kamu menemukan bahwa benar Tuhan telah menolong saya sampai saat ini dan itu adalah mujizat dalam hidup saya. Jangan hanya bersandar pada mujizat walaupun MUJISAT ITU NYATA. Jangan terus bertanya tentang hal-hal teologi yang menyulitkan diri sendiri tetapi temukanlah jawaban-jawaban dalam hidup saudara tentang penyertaan Tuhan. Mengapa doa kita tidak dijawab ? mungkin karena hubungan kita dengan Tuhan terlalu buruk. Biarkanlah Tuhan bekerja dalam hidup saudara menurut kehendakNya yang luar biasa.

Amin !!

 

(Ringkasan khotbah Pdt. Yandhi Manobe, 29-05-2014)

 

Mengabdi kepada Orang tua

Efesus 6:1-3

 

Dunia menetapkan bulan Mei minggu kedua sebagai Mothers day, dan Juni minggu ketiga sebagai Fathers day. Di Indonesia bulan Mei ditetapkan sebagai parents day atau hari bakti kepada orangtua. Dunia saja mengakui dan menetapkan itu, mengapa kita tidak menghormati?

Dalam Efesus 6 dikatakan Hormat kepada orangtua bukan pilihan, itu adalah perintah Tuhan. Hormat orangtua, bukan orangtua yang dapat berkat atau dapat untung tapi justru orang yang melakukannya yang mendapat berkat atau keuntungan. Ada pepatah mengatakan:”kalau orangtua kaya raya anak jadi raja. Kalau anak kaya raya orangtua jadi pembantu, kadang-kadang jadi penghuni panti jompo”. Kenyataannya ada anak-anak yang tidak menghormati orangtua secara wajar. Siapa dan apa yang bisa menggantikan orangtua? menusia jadi melalui orangtua. Coba renungkan mama mengandung 9 bulan bahkan menantang maut ketika melahirkan kita, dengan susah payah membesarkan, kadang-kadang kita tidur orangtua tidak tidur, kita makan enak, orangtua tidak makan enak.

Mengapa Alkitab berulang-ulang memberi perintah untuk menhormati orangtua?

 

(1). Orangtua adalah wakil Allah di dunia (Imamat 19:3) Kalau hari ini saudara memuliakan Tuhan maka wakil Tuhan juga saudara hormati. (2). Itu adalah perintah (Ulangan 5:12) Walau anak lebih pandai dari orangtua, anak lebih kaya dari orangtua, anak lebih terhormat dari orangtua, anak harus tetap hormat kepada orangtua.

 

Allah ingin kita melakukannya selama mereka masih bisa merasakannya. Ketika orangtua meninggal anak menangis dan berkata”kami belum balas kasih mama” keterlaluan dan menjengkelkan kalimat itu, mengapa anak sampai besar tidak membalas kasih orangtua? Sehebat apapun anak, orangtua tetap yang patut dihormati.

 

Yang dimaksud dengan hormat dan taat pada orangtua adalah: (1). Mendengarkan perkataan orangtua walaupun kadang bahasanya terbatas, pengertiannya terbatas, tetapi tujuannya jelas. (2). Sensitif terhadap kebutuhan orangtua. Anak harus tahu kebutuhan orangtua jangan menunggu mereka meminta. (3). Lakukan apa yang mereka suka. (4). Tunjukkan bahwa engkau orang yang sukses dalam pekerjaan dan juga sukses membangun keluargamu.

Kalau saudara masih memiliki orangtua berbahagia engkau karena orangtua masih ada. Taat dan lakukan Firman Tuhan, berkat terbesar bagi saudara. Jika saudara tidak taat dan hormat orangtua resikonya, Ulangan 27:16 mengatakan terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapaknya. Amin !

Khotbah pada Warta Jemaat ,Minggu 25 Mei 2014

KEKUDUSAN DAN KASIH PERSAUDARAAN

1 PETRUS 1 : 13 – 25

 

Surat Petrus ditulis kepada Jemaat Tuhan yang bergumul untuk mempertahankan iman kepada Tuhan ditengah-tengah orang-orang yang tidak percaya. Petrus memulai tulisannya dengan mengatakan; jika mereka mau bertahan mereka harus melakukan 2 hal yaitu menjaga kekudusan dan menjaga hubungan kasih persaudaraan.

 

 

  1. Kekudusan berarti terpisah dari hal-hal yang kotor (bersifat Agung, keramat, suci) contoh Perjamuan Kudus, ada banyak perjamuan tapi satu yang kudus,yaitu perjamuan kudus karena dibangun atas dasar penghayatan iman kepada Yesus Kristus. Umat kudus atau umat Tuhan adalah kelompok yang beda dari kelompok lain mereka adalah orang-orang yang seperasaan, sehati bahwa mereka orang berdosa dan telah di tebus Tuhan. Kekudusan adalah pemberian Allah karena Allah yang menguduskannya, itu dari Tuhan bukan manusia, bukan bermeditasi atau bertapa supaya kudus. Hal yang mengancam kekudusan adalah: merasa tidak ada yang istimewa bagi Tuhan. Ibadah atau tidak sama saja yang penting tidak merugikan orang lain. Kita harus membangun hubungan yang serius denganTuhan dan itu terjadi agar kita bertahan kalau ada penganiyaaan karena iman.
  2. Kasih persaudaraan adalah kasih yang tulus, yang tidak menuntut pembalasan. Kasih beda dengan cinta. Cinta adalah kecocokan jiwa sedangkan kasih adalah cocok atau tidak cocok jiwanya tetap mengasihi, contohnya hubungan orangtua dan anak. Hal-hal yang mengancam kasih persaudaraan adalah: (1) Egois= ingin menang padahal tidak sedang berlomba, mau menang sendiri dan ingin didengar. (2)Kikir atau pelit = bukan juga pemborosan contohnya mau memberi karena daripada yang ada rusak lebih baik diberikan kepada orang. Kasih persaudaraan harus seimbang. (3) Emosional atau marah marah. Segala sesuatu tidak dapat diselesaikan dengan marah. (4) Pergaulan atau keakraban. Masmur 133 menjelaskan bahwa persaudaraan itu harus seperti minyak yang mematangkan, memberi wangi, dipakai oleh orang yang sudah bersih seperti minyak rambut, meringankan beban seperti minyak pada kendaraan dan untuk mengobati atau menghangatkan seperti minyak gosok. Itulah terindah dalam hubungan persaudaraan.  

                                                                    Amin !

Khotbah pada Warta Jemaat,Minggu ,18 Mei 2014

« Older Entries     Newer Entries »