header image
 

All posts in March 8th, 2016

Budaya Beribadah

Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. 
Matius 15:2

Makan itu ada budayanya sendiri. Tiap daerah memiliki budaya yang berbeda. Pergilah ke daratan Cina, Anda harus bersiap-siap menggunakan sumpit sebagai ganti sendok dan jangan kaget atau merasa aneh kalau mereka yang duduk semeja dengan Anda bersendawa dengan bebasnya. Budaya Latin juga berbeda, kalau Anda menghabiskan semua makanan di piring Anda tanpa sisa, itu sama saja memberitahukan kepada tuan rumah bahwa Anda masih lapar. Di Italia, para bangsawan selalu meletakkan pisau dan garpu bersilang setelah selesai makan. Budaya Yahudi berbeda lagi. Ada aturan mutlak yang harus mereka patuhi soal makan, yaitu membasuh tangan lebih dulu sebelum makan.

Suatu ketika murid-murid Yesus mengindahkan tata cara makan ala Yahudi ini. Akibatnya, Yesus ditegur habis-habisan oleh orang-orang Farisi dan ahli taurat hanya karena para murid tidak membasuh tangan lebih dulu sebelum makan. Jawaban Yesus sungguh bijak menanggapi pertanyaan Farisi, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.
Saya mau beritahu, tapi jangan kaget. Kita seringkali bertindak seperti para Farisi dan ahli taurat itu. Kekristenan tak lebih dari sekedar tata cara dan aturan, bukan kehidupan. Kening kita mengkerut dan tidak suka kalau tata cara beribadah yang dilakukan tidak seperti aturan baku dalam gereja kita. Kita lebih memusingkan soal bertepuk tangan atau tidak. Kita lebih memusingkan antara memakai musik lengkap ataukah hanya menggunakan organ tua. Bagi yang biasa beribadah dengan tenang akan marah kalau suasana ibadah meriah dan hiruk pikuk. Bagi yang biasa beribadah dengan meriah akan mengecam kalau ibadah itu tidak ada urapan, seandainya dilakukan dengan cara yang tenang.
Kekristenan lebih penting hanya dari sekedar tata cara atau budaya saja. Kekristenan bukan hanya sekedar ritual belaka, tapi sungguh merupakan kehidupan nyata. Jadi, bagaimanapun beraneka ragam budaya saat beribadah itu tak terlalu penting, tak perlu dipusingkan, apalagi dipeributkan. Tuhan kita adalah Tuhan diatas segala budaya. Jadi, apakah kita akan memegahkan diri kalau merasa bahwa tata cara ibadah kitalah yang paling berkenan di hadapan Tuhan?
Lebih fokus kepada gaya hidup kita sebagai orang Kristen daripada ritual yang kita lakukan.
Disadur dari Renungan Harian,Cerita Iman dan Kisah Inspiratif

 

Dalam minggu-minggu sengsara ini,Komisi Remaja Agape mengusung tema “Arti Sebuah Pengorbanan” yang disampaikan oleh Cavik Martenje Pah.Dalam kesempatan ini,beliau juga mengajukan beberapa pertanyaan yang memudahkan remaja Agape agar dapat lebih memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengorbanan itu,dan memahami arti pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib yang sesungguhnya.

Arti Sebuah Pengorbanan

pengorbanan

Matius 20 : 26-28

Pembicara : Cavik Martenje Pah

 

Pengorbanan berasal dari kata dasar “ Korban” yang artinya :

  1. Pemberian untuk menyatakan kebaktian,kesetiaan,dsb.
  2. Orang,binatang dan sebagainya yang menderita (mati) akibat suatu kejadian,perbuatan jahat dan sebagainya.Contohnya : sepuluh orang korban tabrakan itu dirawat di RS Siloam.

Jadi pengorbanan dalam hal ini ialah proses atau cara,perbuatan mengorbankan (bersedia mengorbankan).

Berkorban atau pengorbanan adalah ketika seseorang rela dengan sungut/tidak sungut-sungut memberikan apa yang ia punya untuk orang lain.Manusia adalah mahluk sosial,yang tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu membutuhkan orang lain.Oleh karena itu setiap orang pasti harus berkorban untuk orang lain.Berkorban tidak semata hanya berkaitan dengan materi (uang),tetapi juga berkaitan dengan perasaan,waktu dan tenaga.Pengorbanan yang dilakukan sesama manusia tidak dapat disejajarkan dengan pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita manusia.

Berkorban dengan cara berdoa bagi orang sakit,berdoa bagi orang susah,memberi bagi kaum miskin dan papa bahkan melayani dalam bentuk rajin ibadah,aktif dalam kerohanian,dll,bukan sogok Tuhan,tetapi semua pengorbanan yang kita beri sebagai ucapan syukur atas pengorbanan Tuhan yang 1000x lipat lebih besar dari apa yang lakukan.Berkorban tidak pandang bulu.

Jadi arti sebuah pengorbanan adalah :

  1. Pengorbanan yang Yesus beri hanya agar Bapa dimuliakan dan janji Allah digenapi melalui hidup-Nya.Yoh 11 : 40
  2. Pengorbanan-Nya dibangun atas dasar Kasih Agape.Yoh 3 : 16 tanpa pamrih dan tanpa menuntut balasan.

Amin.