header image
 

All posts in March, 2016

Pawai Kemenangan Paskah yang berlangsung pada hari Senin,28 Maret 2016 di ikuti oleh jemaat Agape yang sudah siap berkumpul di gereja sejak pukul 12.00 wita ; Dilanjutkan dengan perjalanan menuju lokasi start di Jl.El Tari.GMIT Agape sendiri mendapatkan tema “Mujizat Penyembuhan”,dengan no.urut 60 dan start pawai pada pukul 16.30 wita.Tujuan pawai Paskah yang diikuti ini adalah sebagai tanda sukacita & pembelajaran akan teladan pengorbanan Tuhan Yesus,dan kemenangan-Nya atas maut. Rute Pawai Paskah yakni mulai dari depan GMIT Anugerah di Jl. El Tari, Jl. Soeharto, Jl.Mohammad Hatta, Jl.Ahmad Yani, Jl.Timor Raya dan berakhir di depan GMIT Talitakumi Pasir Panjang.

Iring-iringan Jemaat GMIT Agape saat prosesi pawai Paskah :

Yuk Mengikut Yesus!! adalah tema pada perayaan Paskah Sekolah Minggu Agape,yang berlangsung pada hari Sabtu,26 Maret 2016 jam 08.00-15.00wita.Perayaan Paskah yang  berlangsung di Balai Diklat Kehutanan Kupang ini,di isi dengan berbagai kegiatan antara lain  puji-pujian,doa bersama,penyampaian firman Tuhan lewat cerita oleh Kak Timotius,aktivitas mewarnai dan games dengan berbagai hadiah.Tidak ketinggalan pula,diikutsertakan anak-anak dari Panti Asuhan Syalom Bello,untuk merayakan paskah bersama-sama.

Ibadah Jumat Agung,doa buka puasa dan Perjamuan Kudus berlangsung pada hari Jumat,25 Maret 2016.Ibadah pagi pada jam 09.00-10.30 wita,mengangkat tema “Kita Hidup atau Kita Mati?” dilanjutkan dengan doa buka puasa & buka puasa bersama bagi jemaat yang berpuasa sejak semalam.Sedangkan Perjamuan Kudus berlangsung pada sore harinya,jam 17.00-18.30 wita.Ibadah Jumat Agung & Perjamuan Kudus dipimpin oleh Pdt.Yandhi Manobe,S.Th,sedangkan doa buka puasa dipimpin oleh cavik Martentje Pah.

Ibadah Pagi :

Doa buka puasa :

Perjamuan Kudus :

Pada hari Kamis,24 Maret 2016 jam 18.00-20.00 Wita berlangsung Ibadah Refleksi & doa puasa untuk merenungkan,memahami dan meneladani sengsara serta pengorbanan Yesus Kristus diatas kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia.Ibadah di isi dengan puji-pujian bersama,pembakaran lilin,doa-doa, renungan ,dan pemutaran video singkat tentang sengsara Yesus Kristus.

Jemaat saat mengikuti ibadah :

“ Mujizat masih ada “

(Matius 14: 13 – 21 )

 

Tidak ada mujizat bagi orang yang malas dan tamak. Tuhan memang memelihara kehidupan burung pipit tetapi tidak dengan melemparkan makanan kesarangnya.

Ada dua hal yang luar biasa dalam cerita ini :

Pertama, bagaimana reaksi orang-orang terhadap situasi dalam cerita ini ? reaksi Yesus beda dengan murid-murid.

Murid-murid menyuruh mereka pulang tetapi kata Yesus mengapa menyuruh mereka pulang ? Kamu harus memberi mereka makan. Reaksi itu menentukan mujizat Tuhan terjadi atas mereka. Murid-murid cenderung berpikir bahwa orang banyak itu bukan bagian dari diri mereka, mereka hanya pengikut. Tapi Yesus berpikir bahwa orang banyak ini adalah bagian hidupNya sehingga kelaparan mereka, juga kelaparan Yesus.

Mujizat itu tidak akan terjadi jika kita memandang orang lain bukan bagian dari kita. Mujizat tidak terjadi pada orang yang masih memilih siapa dan mengapa saya harus menolong. Murid-murid melihat orang-orang ini sebagai beban bukan tanggung jawab. Orangtua tidak boleh melihat anak sebagai beban, suami tidak boleh melihat istri sebagai beban, kita harus memandang orang-orang disekeliling kita sebagai tanggung jawab bukan beban.

Kedua, reaksi terhadap sumber daya/potensi yang ada pada mereka.

Bagaimana mungkin lima ketul roti dan dua ikan dapat memberi makan lima ribu orang. Banyak orang tidak akan mengalami mujizat Tuhan karena tidak bersyukur dengan apa yang ada pada mereka tapi menyesali apa yang belum ada padanya.

Orang demikian tidak dapat bersyukur karena melihat sesuatu dari luar dirinya bukan didalam dirinya. Senang dan sukacita beda, senang adalah sesuatu yang kita dapat sementara sukacita adalah sikap kita terhadap apa yang kita dapat. Kalau mau dapat senang jangan cari Tuhan, kalau mau sukacita carilah Tuhan. kita sulit menemukan mujizat karena kita tidak bersyukur. Orang yang diluar Tuhan sekalipun dia sedang hidup, berjalan dan melihat tetapi sesungguhnya dia mati, tetapi orang yang dalam Tuhan dia sadar bahwa semua yang dia dapat dari Tuhan dan Tuhanlah yang membuat banyak hal yang luar biasa dalam hidupnya. Sikap kita terhadap berkat itu penting untuk kita menikmati mujizat Tuhan. Tuhan mampu melakukan mujizat dalam hidup orang-orang yang mau mengandalkan dan mempercayai Tuhan dalam hidupnya.

 

Ringasan Khotbah : Pdt. Yandhi Manobe, S.Th

HENTIKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Kejadian 16: 1-11, Kejadian 21: 8-21

 

     Mengapa stop kekerasan terhadap perempuan dan anak? Karena merekalah yang sering jadi sasaran  kekerasan dari dulu sampai sekarang atas nama agama maupun masyarakat. Anak-anak korban kekerasan contohnya Nuh anaknya Ham,yang melihat Nuh telanjang, Yefta seorang hakim tetapi anak gadisnya menjadi korban nazarnya.

 Kita lihat Hagar seorang pelarian ( Hijrah) karena telah mengalami kekerasan dari nyonyanya Sarai. Dia seorang budak, perempuan & orang asing, 3 gelar ini membuat ia tersisih.

     Ada 4 bentuk kekerasan yang dialami Hagar dan mungkin dialami generasi saat ini, dengan melihat jenis-jenis kekerasan ini kita mengevaluasi diri kita apakah kita sering mengalami kekerasan ataukah kita justru telah menjadi pelaku kekerasan ?

 

  1. Kekerasan Fisik : Hagar sementara hamil tapi ditindas dengan terus bekerja rodi, sebenarnya dia harus istirahat tapi terus bekerja, saat ini juga masih ada ibu hamil yang alami kekerasan serupa .
  2. Kekerasan Mental : Karena mestinya ada suami yang bertanggung jawab akan tetapi dia malah diusir dan harus melarikan diri. Banyak ibu-ibu muda yang menjadi pelarian, karena hamil tanpa suami. Ketakutan mereka seperti halnya Hagar yang ketakutan menanggung beban sosial karena mengandung tanpa suami bahkan terancam dirajam batu.
  3. Kekerasan Seksual : Di paksa berhubungan dengan orang yang bukan suaminya, dia melakukannya bukan karena rasa cinta tapi karena dipaksa. Anak-anak masih kecil tapi sudah jadi ibu akibat kekerasan seksual, bagaimana peran Gereja melayani anak-anak yang dibawah umur yang sudah terlanjur hamil dan melahirkan.
  4. Kekerasan Ekonomi : Hagar seorang budak bekerja tanpa upah, dia melarikan diri tanpa upah. Banyak ibu-ibu hamil yang sering bergumul dengan kebutuhan ekonominya sementara dia sedang mengandung.

 

Masihkah jenis-jenis kekerasan itu terjadi diantara kita ? Dimanakah Allah saat Hagar mengalami kekerasan/penindasan dari nyonya Sarai?

Allah berfirman: kembalilah ke Abraham untuk dapatkan kembali hak-haknya. Dan anaknya Ismael akan menjadi bangsa yang besar ( 16:9-12)

Tuhan berpihak kepada Hagar buktinya Allah berfirman anak itu harus dinamai Ismael artinya Allah mendengar, Allah mau dia dibebaskan dari penindasan itu Allah menyelamatkan nyawa anak itu dengan memberikan air sejuk dari mata air sumur Lahai Roi. Merasakan hal itu Hagar menyebut Allah dengan sebutan Elroi artinya Allah melihat. Benarkah bahwa kita akan memperbaharui pelayanan kita terhadap perempuan dan anak-anak dalam iman dan pendidikan?Ada kekerasan karena kita tidak mempersiapkan pelayanan kepada anak-anak kita dengan baik. Kita harus memberikan air sejuk bagi anak-anak Gereja. Supaya mereka melihat Allah Elroi.

Ringkasan Khotbah: Pdt. B. Nara Lulu, S.Th

Mengalami Tuhan secara Pribadi

(I Yohanes 1:1-4)

           Mendengar belum tentu mengalami tetapi mengalami pasti mendengar. Pengalaman yang nyata tentang kasih Tuhan berbeda kalau kita hanya mendengar. Dalam bacaan ini Yohanes tidak hanya mendengar tapi mengalami sendiri Allah yang sudah ada sejak semula, Allah yang tidak nampak , tidak dilihat tapi dirasakan. Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman. Firman itu nampak dan dirasakan, dialami secara langsung oleh Yohanes. Orang yang mengalami Tuhan secara pribadi akan memiliki hubungan yang berbeda dengan orang yang hanya mendengar saja. Orang yang menjadi Kristen sejak lahir, apakah sudah mengalami Tuhan dalam hidup? Apakah kita sudah mengalami Allah didalam Yesus Kristus secara pribadi? Kalau hal itu sudah terjadi maka kita punya cinta dan kasih yang dalam kepada Tuhan, kita akan mengalami nikmatnya kehadiran Tuhan dalam hidup kita, kita akan mengalami perubahan hidup . Kita tidak hidup seperti dulu lagi karena kita telah mendapati diri kita sebagai orang yang berdosa dan hina, sangat tidak layak dihadapan Tuhan tetapi telah dikasihani dan ditebus Tuhan.

Ada 2 implikasi dalam hidup orang yang mengalami Tuhan secara pribadi yaitu:

  1. Bersekutu dengan Tuhan (Koinonia) Dia pasti punya kedekatan dengan Tuhan, rindu datang bertemu Tuhan. Kerinduan itu tidak perlu didorong-dorong/ dipaksa datang persekutuan karena persekutuan yang baik membuat kita semakin mencintai Tuhan dan semakin erat hubungan kita dengan Tuhan. Semakin dekat hubungan kita dengan Tuhan maka semakin dekat pula hubungan kita dengan sesama. Setia membaca Firman Tuhan yang dapat mengisi kekosongan jiwanya dan rindu berdoa atau berbicara dengan Tuhan. Bukan doa formalitas. Doa harus dinaikkan dengan kerinduan yang indah untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Mother Theresa mengatakan Doa bukan sekedar meminta tapi doa itu juga mendengar apa yang Tuhan mau dalam hidup kita.
  2. Bersaksi bagi Tuhan (Marturia) setelah Yohanes mengalami Tuhan dia menyaksikan tentang hidup kekal. Mengapa orang Kristen enggan/malas bersaksi? Mungkinkah karena belum mengenali Tuhan secara pribadi dalam hidup mereka? Membagikan apa yang kita alami kepada orang lain supaya orang lain juga mau mengalami Tuhan dalam hidup mereka. Jangan sembunyikan, Jangan pelit! Katakan kepada sesamamu : “Yesus mengasihimu”. Saat dia mengalami masalah, kesusahan atau kesulitan hidup, orang itu mulai ingat kepada Tuhan. Setiap kita pasti mengalami kasih Tuhan karena itu ceritakan bagaimana Tuhan berkarya dalam hidupmu karena orang yang mengalami Tuhan pasti melakukan dua hal ini yaitu: bersekutu dan bersaksi bagi Tuhan.

Ringkasan Khotbah Pdt. Johari Johanis, S.Th

Pada Warta Jemaat 13 Juli 2014

“BANGKITLAH, MULIAKANLAH ALLAHMU”

(Yeremia 24 : 1-10)

 

Pada minggu sengsara ke VII, Yeremia mengajak kita untuk hidup dalam pertobatan. Yeremia adalah seorang Nabi, ayahnya Hilkia seorang imam. Allah memperlihatkan kepada Yeremia dua keranjang buah ara, yang satu isinya buah ara yang baik dan yang satunya lagi berisi buah ara yang tidak baik (jelek). Buah ara yang baik ini menggambarkan orang yang tetap setia kepada Allah selama di Babel, walaupun banyak kesukaran dan penderitaan. Ditengah pergumulan hidup yang berat dan dalam pembuangan menjadi budak. Ada kebaikan Tuhan karena dalam pembuangan itu dalam keadaan itu mereka diijikan untuk berdoa.

Buah ara yang jelek, adalah lambang perlawanan dan pemberontakan dari raja Zedekia, Yoyakhin, pejabat kerajaan, terhadap Nebukadnezar dan menghancurkan bait Allah (Yes.8:10). Tuhan itu punya hati dan penuh pengasihan, Ia memperhatikan umatNya, Ia pun memberi kesempatan kedua kepada Yehuda untuk bertobat. Ada yang memilih untuk tetap setia kepada Tuhan, dan ada juga yang memilih untuk memberontak pada jalan Tuhan. Setiap hari kita diperhadapkan pada dua pilihan ini, mana yang baik mana yang jelek, namun seringkali kita lebih memilih melakukan yang jelek dihadapan Tuhan. Banyak yang diantara kita yang salah memilih, memilih mengikuti Tuhan Yesus sekali seumur hidup, memilih pasangan hidup sekali seumur hidup, memilih pekerjaan sekali seumur hidup.

Orang tidak mau makan yang busuk, orang pasti mau makan yang baik, sekalipun itu sederhana. Yang ada dalam hidup kita yaitu segala kebaikan-kebaikan Allah. Buah ara yang baik dan buah ara yang tidak baik berbicara tentang pertobatan. Pertobatan itu adalah tempat Tuhan bahkan tempat dimana kita menderita mengalami kesukaran menjadi tempat untuk kita kembali ke jalan Tuhan. Karena pertobatan itu secara pribadi di alami oleh semua orang, dalam pertobatan seorang pribadi memberi kesempatan untuk dipulihkan.

Apakah kita tetap setia berdoa kepada Tuhan ketika kita berada diambang kebangkrutan? Ketika keluarga diambang kehancuran? Kalau kita setia maka Tuhan akan setia. Apakah setiap pasangan suami istri tetap setia dengan janji mereka dihadapan Tuhan? Apakah kita sebagai Hamba Tuhan tetap setia dihadapan Tuhan? Apakah kita sebagai anggota sidi jemaat GMIT kita setia dengan Tuhan? Itu bagian dari pertobatan kita untuk kembali setia mengikuti Yesus. Pemberontakan itu terjadi ketika kita tidak mau diatur, tidak mau mendengar nasehat, tidak mau merendahkan diri.

Sodara/I yang dikasihi Tuhan, kesetiaan kita kepada Tuhan harus ditunjukan dalam setiap perbuatan, perkataan, bahkan seluruh kehidupan kita. Kesetiaan bukan hanya sekedar yang terlihat oleh sesame kita seperti rajin beribadah, namun kehidupan di rumah berbeda. Memang wajar kita marah, Hamba Tuhan sekalipun bisa marah, tetapi janganlah sampai matahari terbenam. Kiranya hari-hari hidup kita yang masih sisa ini, kita sungguh-sungguh berjuang untuk mendapatkan mahkota kemuliaan dari Tuhan. Amin.

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Desy Rondo – Efendi, M.Th

 

ORANG KRISTEN DAN PEKERJAANNYA

Efesus 2:8-10

Mengapa kita sebagai orang percaya yang sudah menerima Yesus menjadi juruslamat kita tetap harus bekerja, kenapa tidak langsung dibawa ke sorga? Dua tipuan dunia, yang hadir dalam setiap kehidupan manusia:

  • Pekerjaan hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan; maksudnya dunia ini sering kali mengajarkan pekerjaan itu menjadi alat perbandingan.
  • Pekerjaan adalah hal duniawi sedangkan pelayanan adalah hal rohani
  1. Pekerjaan
  • Mengapa orang Kristen bekerja?
    • Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah
    • Karena manusia diselamatkan untuk menyaksikan keselamatannya itu melalui pekerjaannya
  1. Pekerjaan yang “baik”
  • Apa itu pekerjaan yang “baik”
    • Pekerjaan yang melayani TUHAN
    • Pekerjaan yang melayani sesama
    • Pekerjaan yang menggarami dan menerangi dunia yang sudah jatuh dalam dosa

Kesimpulan

  • Mengapa seringkali orang percaya tidak bersukacita dalam melaksanakan pekerjaannya?
    • Bekerja untuk kelangsungan hidup
    • Bekerja untuk kemewahan hidup
    • Bekerja untuk kebergunaan hidup
    • Bekerja untuk kebanggaan hidup
  • Bekerja untuk TUHAN selalu bersukacita di tengah tantangan jaman. Amin.

 

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Amos Winarto, Ph. D

Pada Ibadah Minggu,13 Maret 2016

Kita Hidup Atau Kita Mati ?

Nats Pembimbing : Galatia 2 : 19 & 20

Bacaan : 1 Korintus 15 : 50-58

Pembicara : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Kematian /maut adalah hal yang tidak dapat dihindari.Ada dua kelompok orang yang menantang maut : 1.Orang stress ; 2. Orang-orang yang merasa tahu dengan pasti bahwa kematian itu tidak lebih besar dari kasih Allah.

Dari bacaan alkitab,kita dapat melihat bahwa tujuan Paulus menulis surat kepada jemaat di Korintus adalah karena kegelisahannya terhadap jemaat yang hidup dalam keduniawian (penyembahan berhala,sifat yang suka memecahbelah,perzinahan,mengatasnamakan hukum untuk kepentingan pribadi,perselisihan orang-orang percaya tentang kebenaran Kristen,dll).

Ada beberapa catatan yang dapat kita lihat,yaitu bahwa tubuh kita terdiri atas dua bagian yaitu yang dapat binasa dan tidak dapat binasa.Apakah kita telah mati didalam Kristus untuk mendapatkan kehidupan yang tidak dapat binasa itu?Mati didalam Kristus berarti kita disalibkan bersama-sama dengan Dia.Bukan hanya disalibkan,tetapi juga memikul salib kita sampai akhir.Memikul salib adalah ketika berbicara tentang kematian,bukan sekedar penderitaan saja.Memikul salib dan berjalan sampai Golgota adalah memikul beban bersama-sama dengan Kristus,bahkan Ia telah mengambil alih beban kita.Karena itu semua yang kita lakukan hendaklah untuk Kristus saja.

Disalibkan bersama Kristus berarti mati bagi diri sendiri dan hidup didalam Kristus.Perjumpaan kita dengan Kristus tidak dapat diwakilkan dengan hadiah atau berkat yang kita terima.Kehadiran adalah hal yang terpenting.Siapa yang percaya dan disalibkan bersama Kristus,ia hidup walau telah mati.Mati dalam kedagingan butuh pergumulan.Dan tanda dari hidup adalah bertumbuh (iman).Kedewasaan imanlah yang membuat kita sanggup memikul beban itu.Amin.

Khotbah pada ibadah Jumat Agung

 

« Older Entries