header image
 

All posts in February, 2016

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
7 Februari 2016 “Hidup Yang Berkenan Bagi Raja” Pdt. Yandi Manobe, S.Th
14 Februari 2016 “CEKATAN? WASPADA!” Pdt. Yandi Manobe, S.Th
21 Februari 2016 “Kasih Allah Sumber Kedamaian” Pdt. Godlief Ratuwalu, S.Th
28 Februari 2016 “Berbahagialah Orang Yang Membawa Damai” Pdt. Rony Runtu, S.Th

“ “Berdamai Dengan Diri Sendiri”
2 Samuel 12:13-24

Hari ini kita merayakan minggu sengsara yang pertama, Gmit mengambil 7 minggu sebagai tanda angka kesempurnaan dengan maksud tiap-tiap anak Tuhan boleh dalam perenungan secara pribadi bersama dengan Tuhan merujuk kepada perubahan secara pribadi oleh sebab cinta-Nya yang besar. Melihat kebesaran dari tokoh-tokoh yang tidak luput dari kegagalan dalam PL.
1. Abraham bapa segala orang percaya ; dia juga pernah gagal namun dari kegagalan itu Abraham mampu bangkit oleh karena pengenalannya akan Allahnya.
2. Musa saat membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju ke tanah perjanjian,ada satu kegagalan yang dilakukan karena amarahnya yang meluap-luap sehingga tidak masuk tanah perjanjian, Musa tidak lari dia kembali kepada Tuhan.
3. Yosua gagal menghabisi orang Gideon yang suka melawan.
4. Daud raja luar biasa yang dekat dengan Tuhan juga gagal jatuh dalam dosa, namun apakah Daud lari dari keberdosaan? tidak dia datang menghampiri Tuhan dan mengakui dosanya ; itu menjadi penting.
Tokoh dalam BP
Petrus Rasul pengikut Tuhan,murid bermulut besar yang tidak berkutik saat diperhadapkan pada kondisi dimana dia tidak berkutik saat didepan perempuan,Petrus memilih untuk menyangkal Yesus apakah lantas dia pergi ? Petrus kembali dan melakukan satu hal yang besar yaitu menyaksikan ke banyak orang,dijelaskan ikut Tuhan itu tidak gampang, ikut Tuhan itu menderita karena harus menyalibkan diri kita.
Saat kita melihat tokoh-tokho diatas yang tidak luput dari pada kegagalan tetapi penerimaan diri itu menjadi penting ketika menerima diri untuk berubah supaya kita sadar kita butuh Tuhan. Pada pagi hari ini kita akan merenungkan beberapa hal: Apakah yang kita lakukan disaat ini adalah kesalahan yang fatal atau jatuh dalam dosa yang sangat dalam sehingga kita berkata kita tidak pantas?saat kita ada dalam kondisi ini kita menjadi jauh dari Tuhan karena keberdosaan kita. Kristus mati bukan untuk suatu pekerjaan yang sia-sia tapi Dia mati demi supaya kita dapat berdamai dengan-Nya, demi supaya hubungan kita dipulihkan dengan Bapa dan Dia telah menanggung semua perseteruan.
Dalam bacaan kita melihat sikap Daud menerima teguran yang cukup keras dari nabi Natan Daud tidak mengelak, tidak berbantah, tidak membuat alasan tetapi Daud memberikan respon yang sangat baik. Ia menerima teguran dari Tuhan dan mengakui bahwa ia bersalah (pasal 12:1). Disini saat kita harus mencari sebab akibat supaya kita bisa memberi diri dalam kehendak Tuhan sendiri. Kita masing-masing harus jujur dengan diri sendiri, jangan menjadi manusia yang munafik. Jujur pada diri sendiri maka kita bisa berdamai dengan diri sendiri karena kita sudah dimerdekakan.
Saat kita menyadari kita telah dimerdekakan maka yang membuat kita sadar bahwa Roh kudus lah yang menyembukan bukan karena usaha kita sendiri yang menyembuhkan diri sendiri. Maka perlu hidup baru karena kita telah ditebus lunas oleh Kristus.Ia mati bukan untuk suatu pekerjaan yang sia-sia tapi Dia mati demi supaya kita dapat berdamai dengan-Nya, demi supaya hubungan kita dipulihkan dengan Bapa dan Dia telah menanggung semua perseteruan. Perdamaian yang dikerjakan oleh Kristus ini sifatnya saling mengikat satu sama lain, sehingga manusia merasakan keindahan sebab damai sejahtera itu telah mengikat kita. Perdamain dengan diri sendiri menjadi penting dalam kehidupan kita pribadi, Amin !

Ringkasan Kotbah : Pdt. Anthonetha Manobe, S.Th

KASIH DAN RESIKO

1 Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Di hadapan saya adalah seorang dengan raut muka yang memperlihatkan usia penuh dengan sukacita dan hikmat. Setelah kami berkenalan, saya mendapati bahwa dia adalah mantan seorang CEO di perusahaan asuransi besar di Afrika Selatan. Pada usia 50 tahun dia meninggalkan posisinya dan merantau ke Asia Tenggara untuk menjadi misionaris dan melakukan pekerjaan Tuhan.

“Mengapa?” tanya saya spontan. Meninggalkan kehidupan yang nyaman dan merantau ke dalam ketidakpastian, aneh kan?

“Allah memanggil saya.”

“Bagaimana Anda tahu bahwa itu betul dari Tuhan, bagaimana jika itu salah?”

Dia berusaha menjelaskan bahwa tentu itu melewati pergumulan dan sederetan tanda dan konfirmasi yang dia dapatkan.

“Akan tetapi…,” ujarnya pelan dan mantap. “…bahkan sekalipun ternyata saya mendapati itu salah, saya lebih suka untuk mencoba dan pergi, daripada saya hidup di sana karena tidak berani dan menghabiskan hidup saya dalam kegelisahan dan penyesalan. Kalaupun ternyata setelah saya ke sini dan mendapati itu salah, maka dengan rendah hati saya akan mengakuinya dan pulang kembali, tetapi saya tidak menyesal.”

Saya tercenung mendengar jawaban itu. Bukan jawaban yang gegabah dan sembarangan yang keluar dari seorang ahli di dunia asuransi. Tetapi jawaban seseorang yang karena cintanya kepada Tuhan begitu menggebu telah memampukan dia mengambil ‘resiko’.

Kasih mengalahkan ketakutan dan membuat kita berani mengambil resiko.

Disadur dari Renungan Harian Kita

MEJA SUKACITA

Mazmur 23:6
“Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

Seorang pelatih sepakbola yang terkenal dengan kedisiplinannya, dua hari sebelum pertandingan sesungguhnya memberikan porsi latihan yang lebih berat dari biasanya kepada para pemainnya. Tentu saja hal ini membuat anak-anak yang dilatihnya itu menggerutu, namun begitu mereka tetap menjalani setiap instruksi yang diberikan sang pelatih.

Kelelahan begitu terlihat dari muka para pemain. Mereka seperti ingin berkata tidak sanggup, tetapi mereka tahu ada maksud baik pelatih mengapa memberikan latihan seperti itu. Hari pun telah berganti malam dan akhirnya sang pelatih menyelesaikan latihan pada hari itu.

Seperti biasanya, sebelum membersihkan diri dan bergegas pulang, sang pelatih dan para pemain berkumpul. Disana, sang pelatih akhirnya menjelaskan mengapa ia melakukan semua ini, “Saya tahu kalian marah kepada saya atau jengkel karena latihan yang berat ini. Namun, tahukah kalian bahwa kita akan menghadapi tim sepakbola yang berat dan bila kita latihan dengan porsi yang sama maka hasilnya adalah kita akan kalah. Saya yakin kalian semua paham apa yang baru saja kita lakukan.”

Hari pertandingan sesungguhnya pun tiba juga. Kedua tim mengeluarkan kemampuannya di lapangan hijau. Namun, secara tidak terduga tim yang dilatih pelatih super disiplin ini memenangkan pertandingan. Ekspresi gembira terpancar di wajah para pemain. Mereka pun memeluk pelatihnya itu sambil menyanyikan lagu kemenangan.

Awalnya pun sikap yang kita tunjukkan kepada Allah saat menghadapi pergumulan atau masalah seperti para pemain yang dilatih oleh pelatih disiplin di dalam cerita tersebut. Kita menganggap Dia tidak memiliki hati, kejam, tidak adil – Semua hal-hal yang jahat kita tujukan kepada Allah saat itu. Namun, ketika kita menjalani masa-masa yang kita sebut masa penderitaan itu dengan sukses maka kita akan menikmati berkat Allah yang luar biasa.

Dia telah menyiapkan meja Sukacita, sebuah pesta besar bagi Anda untuk merayakan segala hal yang indah yang telah terjadi. Cawan penderitaan Anda telah berlalu dan kini Anda dapat merasakan dari lubuk hati yang terdalam, “Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

Akhir dari setiap pergumulan dan ujian anak-anak Allah di muka bumi ini adalah kehidupan yang penuh dengan sorak-sorai kemenangan.

Disadur dari Renungan Harian Kita

Dalam menjalin suatu hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan,maka seseorang perlu melalui tahap-tahap yaitu perkenalan-persahabatan-pacaran-pertunangan-pernikahan kudus. Tuhan memakai setiap proses ini untuk membentuk kita menuju suatu hubungan yang baik didalam Kristus.Hubungan seperti apakah yang diharapkan terjadi didalam Kristus?Suatu hubungan dikatakan didalam Kristus,jika hubungan tersebut dilandaskan pada pengenalan akan Kristus itu sendiri,sehingga setiap pribadi dapat mengenal dengan baik dan memahami apa yang diinginkan Tuhan atas hidup nya kelak.
Jika kita sudah melandaskan suatu hubungan didalam Kristus,maka kita perlu tahu batasan-batasan apakah yang menjadi kehendak-Nya,saat kita menjalin hubungan dengan seseorang,a.l :
1. Carilah pasangan yang seiman
2. Harus tetap diingat bahwa kita dalah anak-anak Tuhan (Memiliki komitmen yang kuat untuk setia pada Tuhan,dan tidak melakukan dosa)
3. Saling menjaga (kehormatan dan nama baik dari pasangan)
4. Ingatlah jam berkunjung
5. Tidak melakukan hal-hal yang tidak sopan terhadap pasangan (atas nama cinta)
Seringkali kita belum menemukan pasangan yang diinginkan atau yang sesuai dengan kriteria kita dan sekaligus yang lebih utama seperti yang dikehendaki Tuhan,maka kita perlu belajar untuk menunggu,mendoakan dengan setia pasangan kita kelak.Jangan buru-buru memutuskan untuk menjalin hubungan dan kemudia menikah,karena faktor umur.Berdoalah terus agar diberikan pasangan yang sepadan sesuai firman Tuhan.Pasangan yang sepadan yaitu pasangan yang seiman,yang cocok dan klop,bisa saling mengisi walaupun berbeda (seperti puzzle).
Dalam menjalin suatu hubungan,banyak sekali tantangan yang kita dapatkan.Misalnya menghadapi orangtua pasangan yang berkarakter keras dan sulit,pacaran jarak jauh,dansebagainya.Maka kita perlu tetap mendoakan semua hal yang menjadi tantangan tersebut,sambil berusaha melakukan pendekatan yang baik terhadap orangtua pasangan seperti bertanggungjawab terhadap pasangan kita,membawakan makanan kesukaan camer (red.calon mertua),dsb nya.Yang paling penting adalah kita harus tulus dan jujur,tunjukkan perhatian terhadap orangtua dan keluarganya,serta percaya terhadap pasangan,walau jarak memisahkan.
Sebagai muda-mudi Kristen,marilah kita doakan untuk pasangan kita,yang sudah mempunyai pasangan,maupun belum.Biarkan Tuhan sendiri yang membentuk kita melalui setiap proses dalam menjalin hubungan kedepannya,agar sesuai dengan rencana Tuhan.Amin.

Renungan berdasarkan sharing mengenai pasangan hidup dalam Kristus,pada ibadah pemuda (perayaan imlek dan valentine) ,Kamis 11 Februari 2016

Hati Yang Gembira Adalah Obat
Pdt.Yandhi Manobe,S.Th
Amsal 3 : 1-8 (Berkat & Hikmat) ; 1 Kor 6 :14 ; 1 Kor 15 :33

Dalam hidup ini,hikmat adalah lebih penting daripada panjang umur karena hikmat dapat membuat hidup menjadi sejahtera sehingga setiap pribadi dapat memahami kebaikan-kebaikan Tuhan dan menyatakannya lewat ucapan syukur kepada Tuhan.
Bagaimana agar kita dapat memiliki hati yang gembira?Lakukan segala sesuatu dengan penuh kasih setia,karena perubahan yang sering terjadi dalam hidup kita bukan hanya perubahan yang baik saja,tetapi juga perubahan yang buruk,yang seringkali membawa hal-hal yang tidak enak dalam hidup.Tetapi,jika kita tetap melakukan segala sesuatu dengan kasih dan kesetiaan,maka walaupun perubahan terjadi,baik atau buruk,janji akan kasih dan penghargaan dalam pandangan Tuhan dan manusia akan senantiasa menyertai kita.
Karena itu percayalah kepada Tuhan dan jangan kepada pengertianmu sendiri.Takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan,karena itulah yang menyembuhkanmu.Sebagai anak-anak,berikanlah”telinga” untuk mendengarkan para orangtua.Dan sebaliknya,sebagai orangtua simpanlah hal-hal yang baik dalam hati.Lepaskan kepahitan-kepahitan,karena itulah yang menyembuhkanmu.Karena penyakit yang paling berbahaya adalah sakit hati.Berubahlah,jangan mengharapkan orang lain untuk berubah,tetapi ubahlah dahulu hati kita.
Hidup adalah proses pembelajaran.Belajar teori,tetapi juga harus dipraktekkan.Jaman boleh berubah,tetapi ada nilai-nilai yang tidak boleh berubah.Untuk memperoleh berkat,kita butuh hikmat.Dan saat kita mendapatkan hikmat itu,maka kita menjadi kaya,dan kekayaan akan menjadi berkat untuk orang lain.
Belajarlah untuk punya hati yang baik,yang tidak berubah,walau hari,tahun dan jaman berganti.Amin.

Khobah pada perayaan imlek bersama Komisi Lansia & Komisi Wanita Agape,Rabu 10 Februari 2016

PILIH KASIH
Yohanes 21:21-22
“Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: “Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.”

Menjadi orang yang dijadikan nomor dua atau tiga dalam sebuah keluarga bukanlah sesuatu yang mengenakkan. Akibat hal ini juga, banyak anak yang akhirnya terluka atas perbuatan yang dilakukan oleh orang tuanya. Tidak hanya di rumah, di dalam perusahaan pun hal ini sering ditemui sehingga muncullah sebutan “anak emas bos” bagi mereka yang selalu mendapat perlakuan khusus dari atasannya.

Bagi mereka yang di-anakemas-kan, tentulah senang dengan perilaku yang diberikan oleh para pemimpinnya, tetapi bagi mereka yang tidak, kekecewaan dan kebencian tumbuh menyatu menjadi satu. Sadar atau tidak, pandangan kita terhadap Allah pun seperti itu. Kita menganggap bahwa ketika seseorang mendapat berkat yang luar biasa melimpah dan kita belum mendapatkannya maka kita akan menuduh-Nya sebagai Allah yang pilih kasih.

Dalam Kemahabesarannya, Allah memiliki wewenang menganugerahkan kasih dan kuasa-Nya kepada siapa ia ingin memberikannya. Hal ini bukan berarti Dia menganggap seseorang tidak berharga dan yang lain begitu tinggi derajat di mata-Nya. Dia memiliki rahasia tersendiri untuk memberkati satu persatu umat-Nya dan kita tidak perlu menanyakannya. Percaya saja, Allah telah menyiapkan berkat yang terbaik dan Dia akan mencurahkan sesuai dengan waktu yang dirancang-Nya.

Mungkin hari ini ada diantara Anda yang sudah berpaling dari Allah karena suatu peristiwa yang Anda anggap tidak harus Anda alami. Dalam kasih Kristus, saya mengatakan kembalilah kepada-Nya. Allah tidak pernah pilih kasih dan kalau pun ada kejadian yang membuat Anda begitu sedih dan kecewa lihatlah ada maksud-Nya yang besar dan mulia dibalik semua itu.

Allah mengasihi anak-anakNya dan itu tidak akan pernah berubah sampai kapan pun dan oleh apa pun juga.

Disadur dari Renungan Harian Kita

Pasangan Seiman
2 Korintus 6 : 4
Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

Yang dimaksud dengan pasangan seiman dan sepadan adalah :
1. Seorang laki-laki dan seorang perempuan.Bukan laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan seperti yang marak terjadi saat ini.Jangan salah memilih pasangan,karena dapat berakibat :
 Putus cinta yang membuat sakit hati,pahit hati,trauma dan sebagainya.
 Jika sudah menikah,maka rumahtangga tidak aman (ribut,berkelahi,dst nya)
 Bisa jatuh dalam pergaulan yang salah (narkoba,seks bebas/perzinahan,dll)
Setan itu sangat pintar dan bisa memakai segala macam cara untuk menjatuhkan kita,karena itu kita harus waspada.Mengapa kita harus memiliki pasangan seiman? :
 Karena dalam iman itulah kita mengenal kasih Kristus (dasar hidup suami-istri),yang merupakan dasar persahabatan yang kekal.
 Dasar kasih Kristus membawa pada jalan yang benar.
 Hubungan yang benar hanya terjadi kalau kita telah mengalami kasih Bapa dan dipulihkan.
 Hubungan yang dilakukan oleh orang yang belum matang,maka akan muncul berbagai macam masalah karena kita belum siap(belum matang).
2. Pasangan hidup sesuai standar Allah (2 Korintus 6: 14-15)
 Seiman
Sama-sama percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (bukan denagn perantara lainnya)
 Seimbang
Dalam komunikasi (saling menghormati dan memberi penghargaan)
 Sevisi
Dalam membangun masa depan dan hidup didalam Tuhan
Adapun syarat-syarat untuk dapat memiliki pasangan hidup yang sesuai dengan standar Allah adalah :
a. Sama-sama sudah dewasa secara rohani
b. Memiliki visi/tujuan hidup dan mengasihi pasangannya.
c. Bertanggungjawab
d. Cantik dan ganteng luar dalam
e. Dapat dipercaya
f. Sama-sama punya kepastian menikah,bukan coba-coba (koleksi-seleksi-resepsi)
g. Sudah mapan dalam emosi
h. Sudah punya pekerjaan
Dasar dari hubungan orang beriman adalah kasih Kristus,bukan nafsu asmara.Ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada masa pacaran/persahabatan antara laki-laki dan perempuan :
a. Jangan bergandengan tangan
b. Jangan berpelukan
c. Jangan mencium (apapun)
d. Kontak fisik dalam bentuk apapun
Mengapa hal-hal tersebut dilarang?karena dapat memicu pada percabulan dan perzinahan.

Apa yang harus dilakukan?
a. Jangan ikut-ikutan
b. Berdoa
c. Menunggu waktu Tuhan
d. Menguji waktu dan jarak
e. Konfirmasi (katakan cinta)
f. Mengenal lebih jauh ( hidupnya dan keluarganya)
g. Komitmen menikah
Mari,selalu andalkan Tuhan dan berdoa untuk masa depan kita.Amin.

Khotbah pada ibadah komisi Remaja,Minggu 7 Februari 2016

”Hidup Yang Berkenan Bagi Raja”
( Yesaya 58 : 1-12 )

Lebih baik orang yang benar-benar jahat daripada pura-pura baik tapi jahat, sebab orang yang pura-pura baik itu kita sulit menebak dan itu menjkadi masalah.
Saudara ini hanya untukmenerangkan kepada kita bahwa kita jangan hidup dalam kepalsuan, lebih baik asli dari pada kepalsuan. Jadilah orang yang asli, dirumah asli, di gereja asli, dimana-mana pun tetap asli. Kemudian apa itu palsu? Menurut KBBI palsu adalah : 1. Tidak tulen/sah; 2. Tiruan; 3. Gadungan; 4. Curang/tidak jujur; 5. Sumbang.
Dalam konteks penulisan, kitab Yesaya dibagi menjadi 3 bagian :
1. Pasal 1-39 berbicara tentang kerajaan Yehuda yang di ancam oleh asyur.
2. Pasal 40-55 ditujukan pada orang-orang Yehuda yang dibuang ke pembuangan.
3. Pasal 56-66 ditujukan kepada mereka yang telah pulang dari pembungan.
Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup mereka dalam keadilan juga dalam ibadah-ibadah mereka yaitu mempersembahkan persembahan mereka. Dalam pembacaan saat ini adalah seruan yang sangat kuat bagi kaum Yehuda, yang memiliki dosa dan ini harus disampaikan dan dinyatakan oleh utusan Tuhan kepada mereka. Hamba Tuhan yang setia adalah yang memberitahukan apa dosa jemaat. Oleh karena itu setiap orang yang dating kepada Tuhan harus dating dengan kerendahan hati, menaati perintah-perintahNya, dan menjangkau orang-orang yang susah hidupnya. Tidak cuckup beribadah saja, karena ibadah yang sejati adalah perilaku kita. Ayat 3 dan 4 menekankan tentang puasa, puasa bukan soal makan dan minum saja, puasa berkaitan dengan kita mampu menahan nafsu kita, puasa bukan untuk merubah Tuhan namun puasa harus merubah kita. Ada pengaharapan dan pertolongan Tuhan bagi kita, bagi setiap orang yang mau melakukan ibadah yang sejati, karena ibadah sejati lebih dari kebaktian dan pujian rohani.
Berkaitan dengan tema kita hari ini yaitu hidup yang berkenan bagi Raja, yaitu :
1. Jangan munafik, apa itu munafik?
a. Pura-pura percaya; melakukan segala seuatu tidak dari hati kita.;
b. Selalu mengatakan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatan.;
c. Bermuka dua.
2. Harus sopan. Cara kita berjumpa dengan Tuhan yang adalah Raja harus sopan. Bukan hanya dengan Tuhan tetapi juga dengan sesama manusia.
3. Penuh hormat kepada Tuhan tetapi juga kepada manusia.
4. Harus bersikap adil kepada sesama.
5. Harus ada kepedulian dan kepekaan.
6. Hidup dalam moralitas yang baik, yang kemudian muncul dalam motivasi-motivasi kita.
Saudara, hidup bagi raja hanya ada satu rumus yaitu merendahkan diri dan mengikuti kehendak Raja. Tunduk dan mendengar apa yang sebenarnya mau disampaikan kepada kita. Pesan bagi kita di akhir renungan ini, baca dalam Yesaya 1:16 pulang dan lakukanlah sekarang. Amin

Ringkasan Kotbah Pdt. Yandi Manobe, S.Th

KASIH YANG KEKAL

Yeremia 31:3
“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.”

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 45; Kisah Para Rasul 17; Keluaran 39-40

Siapa yang dapat menggambarkan atau mengukur kasih Allah? Alkitab merupakan sebuah pewahyuan atas fakta bahwa Allah adalah Kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan tentang keadilan, itu adalah keadilan yang diimbangi oleh kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan tentang kebenaran, itu adalah kebenaran yang didirikan di atas kasih. Ketika Anda membaca tentang penebusan dosa, itu adalah penebusan yang dilakukan karena kasih, bersumber pada kasih diselesaikan oleh kasih.

Ketika Anda membaca Firman Tuhan mengenai kebangkitan Kristus, Anda membaca mengenai keajaiban kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan tentang hadirat Kristus yang menetap, Anda membaca mengenai kuasa kasih. Ketika Anda membaca Firman Tuhan mengenai kedatangan Kristus, Anda membaca mengenai penggenapan kasih.

Betapa kotor, hitam, memalukan atau mengerikannya dosa Anda dan saya, Allah mengasihi kita. Apa buktinya? Yesus Kristus, Putra Allah Satu-satunya, disalibkan untuk kita. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).

Jika ada kasih yang tidak lekang oleh waktu maka itu adalah kasih Allah kepada kita.

Disadur dari Renungan Harian Kita

« Older Entries     Newer Entries »