header image
 

All posts in January, 2016

MENGATASI KESALAHAN

Luk 15:11-24
“Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.”

Tidak ada seorangpun yang kebal dari kesalahan. Sepandai apapun seseorang, ia pasti melakukan kesalahan. Oleh sebab itu, kita perlu bertanya tidak hanya “mengapa” tapi juga “bagaimana” kita dapat mengatasi kesalahan atau kegagalan hidup kita.

Lukas 15 menceritakan tentang seorang anak yang melakukan kesalahan dalam hidupnya. Ia meminta harta warisan dari ayahnya, menghamburkannya dengan berfoya-foya, dan akhirnya menjadi melarat. Tapi, kisah ini tidak berhenti sampai di sini. Di dalam Tuhan selalu ada pengharapan. Bagaimana sikap anak yang bungsu ini dalam menghadapi kesalahannya?

Pertama, ayat 17 mengatakan bahwa ia menyadari kesalahannya. Kesadaran merupakan langkah positif pertama menuju kesembuhan! Banyak orang yang melakukan kesalahan sama berulang kali dan tidak pernah menyadari kesalahannya. Kita perlu berdoa dan meminta hikmat pada Tuhan agar kita peka dengan dosa sehingga kita cepat menyadari kesalahan kita.

Kedua, anak ini mengingat bahwa kasih bapanya lebih besar daripada segala kesalahannya (ayat 18). Kita perlu memegang prinsip hidup ini: Kasih Tuhan selalu lebih besar daripada segala kesalahan kita. Ini bukanlah alasan untuk melakukan dosa, melainkan adalah suatu pengharapan. Tuhan tidak pernah menolak orang yang datang kepadaNya, berapapun besar kesalahannya. Tuhan tidak pernah memutuskan hubunganNya dengan kita. Kitalah yang sering menolak dan meniggalkan Dia. Dia adalah Maha Pengasih dan Maha Pengampun.

Ketiga, anak ini bangkit dan pergi kepada bapanya (ayat 20). Bila kita tidak bangkit dari kesalahan kita, maka pembaharuan tidak akan pernah terjadi. Selama kita mau bangkit, kita tidak akan gagal. Kegagalan terjadi bila kita berhenti mencoba. Pelajari kesalahan kita dan apa yang membuat kita gagal, supaya hal tersebut tidak terulang lagi.

Pertobatan melibatkan kesadaran, iman, dan juga tindakan nyata.

Disadur dari Renungan Harian Kita

PERAN DALAM CERITA KELUARGA

II Korintus 5:18
“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.”

Banyak orang menyukai cerita mengenai keluarga. Selain karena menyentuh hati, hal yang diceritakan sangat nyata dengan kehidupan manusia.

Pengarang Henri Nouwen, di dalam bukunya yang berjudul The Return of The Prodigal Son, mengatakan bahwa semua orang Kristen, pada titik tertentu dalam perjalanan iman mereka, diwakili oleh salah satu dari ketiga karakter utama dalam cerita tersebut. Kadang-kadang kita menjadi anak yang memberontak, yang membutuhkan pertolongan dan pengampunan. Pada kesempatan lain, kita adalah sang kakak yang ingin menyimpan kemarahan dan tidak mau mengampuni. Namun, apabila kita semakin dewasa, kita akan menjadi seperti sang bapak, yang rindu melihat semua anaknya diperdamaikan.

Dalam akhir bukunya, Nouwen menuliskan kata-kata berikut ini: “Pada saat saya memperhatikan tangan saya yang menua, saya kemudian menyadari bahwa kedua tangan itu diberikan untuk menjangkau mereka yang menderita, untuk menepuk bahu-bahu mereka yang datang, dan untuk menawarkan berkat dari kebesaran kasih Allah.”

Peran apakah yang Anda mainkan di dalam cerita keluarga Anda? Apakah Anda membutuhkan keberanian untuk bertobat dan memohon pengampunan? Atau apakah Anda membutuhkan belas kasihan untuk memberikan pengampunan?

Allah telah memberikan kepada anak-anak-Nya “pelayanan pendamaian” (I Korintus 5:18,19). Sekarang adalah waktu untuk memulainya.

Sikap yang benar terhadap keluarga dimulai dengan sikap yang benar terhadap Allah.

Disadur dari Renungan Harian Kita

Saat makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bedah bertanya kepada saya,” dokter, operasi terhebat apakah yang pernah Anda lakukan?”

Saya bingung harus menjawab operasi yg mana. Saya sudah banyak melakukan operasi Dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, ketelitian yg tinggi. Kemudian saya teringat pada operasi yg dijalani oleh gadis kecil yg hanya mempunyai harapan 10% saja untuk hidup.

Malam itu para perawat membawa seorang gadis kecil yg berwajah pucat masuk ke-ruang operasi. Waktu itu pikiran saya sedang dipenuhi berbagai macam persoalan yang berat. Ketika para perawat sedang mempersiapkan pembiusan, gadis kecil ini bertanya kepada saya ….

“Dokter bolehkah saya menanyakan sesuatu ?”

“Ya sayang, apa yg ingin kamu tanyakan?”….

“Setiap malam sebelum tidur saya selalu berdoa, sekarang sebelum operasi dimulai, bolehkah saya berdoa?”……

“Baiklah anak manis, engkau memang harus berdoa, jangan lupa berdoa juga untuk saya.”………

Kemudian gadis kecil itu melipat kedua tangannya Dan berdoa……”Yesus, engkau gembala yang baik, berkatilah domba kecilMu malam ini, dalam kegelapan, kiranya Engkau dekat denganku,lindungi aku sampai datangnya sinar mentari esok pagi” Dan berkati pula dokter yg akan mengoperasiku.”

Setelah menutup doanya gadis kecil itu berkata “sekarang saya sudah siap Dokter”.

Mata saya berkaca2, melihat betapa besar iman yang dimiliki gadis kecil tersebut. Malam itu sebelum saya mulai operasi, saya berdoa……

“Tuhan yg baik, engkau boleh tidak membantuku dalam operasi yang lain, tapi kali ini bantulah aku untuk menyelamatkan gadis kecil ini,”

kemudian saya mulai mengoperasi gadis kecil itu Dan keajaiban terjadi, dia disembuhkan.

Saat berpisah Dan melepas gadis kecil itu untuk kembali ke rumah, maka saya sadar sesungguhnya sayalah ” pasien” yg menjalani operasi iman. Gaya hidup gadis kecil itu mengajarkan bahwa jika Kita menyerahkan seluruh masalah & beban hidup Kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia akan memulihkan & menolong Kita.

Doa & Iman !……
Membuat Kita yakin bahwa Tuhan mampu memelihara & menjaga harapan yang Kita gantungkan kepadaNya. Doa menjadikan iman sebuah kenyataan. Doa yg dinaikkan dengan iman akan menghapuskan kekuatiran di dalam hati Kita, sehingga DOA itu akan mendatangkan mujizat. Tidak Ada yg mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya, karena itu tetaplah berdoa dengan penuh kenyakinan & pengharapan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 16 : 24
“Sudahkah kamu berdoa dengan iman ? Mintalah maka kamu akan menerima dengan penuh sukacita……….”

Seorang Kakek hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky (Amerika) dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu bertanya, ” Kakek! Aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupa secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?” Dengan tenang sang Kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, ” Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air.”

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya. Kakek tertawa dan berkata, “Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi,” Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, ” Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup,” maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu.

Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi.

Sambil terengah-engah ia berkata, ” Lihat Kek, percuma!” ” Jadi kamu pikir percuma?” Jawab kakek. Kakek berkata, ” Lihatlah keranjangnya. ” Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu TELAH BERUBAH dari keranjang arang yang tua kotor dan kini BERSIH LUAR DAN DALAM.

“Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu MEMBACA ALKITAB. Kamu TIDAK BISA MEMAHAMI atau INGAT segalanya, tetapi KETIKA kamu MEMBACANYA LAGI, kamu AKAN BERUBAH, luar dalam. Itu adalah KARUNIA dari ALLAH di dalam hidup kita.”
Mazmur 119 : 9, 105

 INI KAN HANYA RECEHAN

 

Amsal 2:21 – Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal di situ.

Mazmur 37:37-38 – Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan; tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan.

Seorang pengkhotbah muda diundang untuk membagikan firman Tuhan di dalam sebuah Ibadah Raya. Dalam ibadah itu ia mengupas tentang hal “Jangan Mencuri”, salah satu poin dari sepuluh perintah Allah. Keesokan harinya ia naik bis dan memberikan uang satu dolar untuk membayar ongkosnya. Kemudian ia menerima uang receh sebagai kembaliannya dan berjalan ke pintu keluar sambil menghitungnya. Ternyata uang yang diterimanya lebih dan ia terus berjalan sambil berkata dalam hatinya, “Pemilik bis ini tidak akan bangkrut hanya karena uang ini. Ini kan hanya recehan . . . . .” Namun beberapa detik kemudian hatinya berubah, ia memutar haluan dan berjalan kearah depan. Sambil menyerahkan uang kepada kondektur ia berkata, “Kembaliannya lebih nih . . .” Reaksi sang kondektur sungguh diluar dugaannya. “Saya sengaja Pak Pendeta. Kemarin saya mendengar khotbah Bapak tentang hukum “Jangan Mencuri”, dimana kita tidak boleh mengambil barang orang lain atau apa saja yang bukan bagian kita. Dari tadi saya memperhatikan Bapak melangkah sambil menghitung uang kembalian itu, dan ternyata Bapak melakukan apa yang Bapak ajarkan,” jawab sang kondektur sambil mengacungkan jempolnya. Hari itu si pengkhotbah muda lulus dalam ujian kejujuran, dan dalam prosesnya ia memberi kesaksian iman yang dinyatakan dalam perbuatannya.

Uang receh itu adalah penguji yang kelihatan kecil atau sepele, tapi jika lulus maka itu membuktikan bahwa iman yang diperkatakannya selaras dengan perbuatannya. Namun dewasa ini iman yang ada di dalam diri orang percaya sudah menjadi “barang” langka, apalagi di Indonesia yang merupakan Negara dimana tingkat korupsinya tinggi. Fakta ini menunjukkan bahwa banyak pejabat yang tidak jujur di dalam melakukan tugasnya. Pejabat dan pengusaha berkolusi melakukan penipuan kelas kakap dan karyawan atau buruh yang kecil melakukan penipuan kecil. Semuanya dilakukan untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri (Yak 3:14 – Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!). Selain karena uang, ada juga orang-orang yang tidak berlaku jujur demi mencari popularitas, kehormatan atau mempertahankan kedudukannya. Biasanya hal ini banyak terjadi dipanggung politik atau pemerintahan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga terjadi di gereja Tuhan. Tetapi semua fakta ini tidak bisa menjadi alasan bagi anak-anak Tuhan untuk tidak berlaku jujur, karena Tuhan selalu ada di pihak orang yang jujur.

Mengenai kejujuran, Tuhan Yesus berkata, “Jika ya, hendaklah kamu katakana: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Mat 5:37). Artinya, jika kita tidak jujur berarti kita ada dipihak iblis, tapi bila kita berlaku jujur maka Tuhan akan membuka jalan bagi kita, meskipun jalan yang kita lalui tidak semulus jalan yang serong. Tetapkanlah hati untuk berjalan dijalur orang jujur!

DOA:
Hasrat hatiku adalah hidup sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya sehingga hidupku menjadi terang yang memancarkan kemuliaanMu. Mampukan aku ya Tuhan Yesus. Amin.

KATA-KATA BIJAK:
Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya. (Amsal 11:6)

Disadur dari Renungan Harian Kita

JANGAN KALAH ATAS MASALAH

“Kemudian ia ingin mati, katanya: ‘Cukuplah itu ! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” 1 Raja-Raja 19:4b

Di masa-masa sukar seperti sekarang ini banyak orang mengalami tekanan hidup yang sangat berat, sehingga mereka menjadi frustrasi, kecewa, dan putus asa. Kondisi inilah yang dimanfaatkan iblis untuk membisikkan hal-hal negatif ke telinga mereka. Banyak orang Kristen yang dapat berkata, “ Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” ( Filipi 4:13 ). Namun, firman itu tidak terukir di dalam hatinya sehingga ketika kesulitan atau permasalahan datang mereka pun lupa akan firman itu. “ Segala perkara dapat kutanggung.. .” bukanlah karena siapa kita ini, tapi karena kita memiliki Dia yang lebih besar di dalam kita, yang memberi kekuatan kepada kita.
Pengalaman hidup Elia dapat kita jadikan pelajaran yang sangat berharga. Di atas gunung Karmel ia mengalami kemenangan yang begitu gemilang atas nabi-nabi Baal. Ia berhasil membunuh 450 orang nabi Baal. Dan ketika Izebel mendengar bahwa Elia telah membunuh semua nabi Baal, Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan sesuatu kepada Elia, “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.” ( 1 Raja-Raja 19:2 ). Ternyata, ancaman Izebel ini menjadi ‘senjata’ efektif untuk melemahkan Elia, padahal Elia adalah seorang nabi Allah yang besar dan baru saja mengalahkan semua nabi Baal dengan pertolongan kuasa Allah yang luar biasa. Hanya karena mendengar ancaman Izebel Elia menjadi tawar hati. Ia mengalami ketakutan yang luar biasa, melarikan diri ke padang gurun dan duduk di bawah pohon serta berkata, “ Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku,…”

Peristiwa ini tak ubahnya seorang Kristen yang baru saja mengalami pertolongan dan keajaiban Tuhan serta menang dalam peperangan iman, lalu iblis kembali menyerang dengan pencobaan kecil. Kita yang seharusnya tetap berdiri kuat malah menjadi panik, takut dan ragu akan kuasa Tuhan !

Kita memiliki Yesus yang luar biasa dan Mahasanggup. Tidak ada alasan untuk kalah karena masalah yang ada !

Disadur dari Renungan Harian Kita

TUHAN MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU ?

Mazmur 42:12
Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: “Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?”

Apakah Anda tahu bahwa Anda boleh mengajukan pertanyaan kepada Tuhan? Benar! Anda boleh bertanya pada Tuhan. Beberapa orang berpikir jika ia mengajukan pertanyaan pada Tuhan, artinya dia sedang meragukan Tuhan, tapi tidak demikian sebenarnya.

Mari lihat Yesus Kristus saat Ia menjalani penderitaan di kayu salib. Dia berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Bahkan Daud, pria yang berkenan di hati Tuhan ini berani berseru kepada Tuhan dalam ketakutan dan kecemasannya dan mengungkapkan rasa sakit hati yang dialaminya. Dalam Mazmur 42:10, Daud berkata: Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: “Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?” Hal ini bisa Daud lakukan karena ia sangat jujur kepada Tuhan. Anda dan saya bisa beralih kepada Mazmur untuk menemukan penghiburan, ketenangan dan kekuatan.

Anda bisa jujur kepada Tuhan tentang rasa sakit Anda, pergumulan dan penderitaan Anda. Anda bisa mencurahkan isi hati Anda kepada-Nya. Kita semua mengalami ketidak pastian dalam hidup dan banyak pertanyaan muncul dalam hati dan pikiran kita yang membutuhkan jawaban. Datanglah pada Tuhan. Dia dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia menyambut Anda dalam hadirat-Nya. Ya, berserulah kepada Tuhan ketika hati Anda sakit, tapi jadilah seperti Daud yang tetap memegang janji Tuhan dalam keadaan apapun seperti yang ia lakukan di Mazmur 42:12, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”

Bangkitkan iman Anda dan ingatkan diri Anda sendiri tentang cinta serta kasih karunia yang ada dalam Tuhan. Dia adalah tempat perlindungan yang aman dan kekuatan bagi hidup Anda.

Tuhan dapat menerima pertanyaan yang kasar dan jujur dari hati Anda. Dia selalu menantikan kedatangan Anda.

Disadur dari Renungan Harian Kita

LUKA BATIN
Amsal 16:2
Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.

Luka batin adalah luka yang tersembunyi di bawah kesadaran. Luka batin amat menyakitkan sehingga banyak orang bertendensi menekan dan tidak ingin menyentuh luka batinnya. Akibatnya, lukanya akan semakin terpendam dan tidak pernah sembuh.

Ada saat di mana luka batin ini akan tersentuh. Saat ini sebenarnya merupakan kesempatan di mana kita dapat memeriksa diri dan mencari kesembuhan. Salah satu tanda bahwa kita memiliki luka batin yaitu bilamana ada perkataan atau tindakan seseorang (yang kelihatannya biasa) yang membuat kita begitu sakit sehingga kita tidak dapat mengontrol diri lagi. Respons yang umum dilakukan bila luka batin kita tersentuh yaitu menyalahkan orang lain. Kita tidak tahan dengan rasa sakit tersebut sehingga kita memproyeksikannya kepada orang lain.

Menyalahkan orang lain tidak akan menyembuhkan luka batin kita. Luka batin berakar di dalam batin kita, bukan di luar kita. Oleh sebab itu, bila kita merasakan kesakitan yang dalam, berhentilah menyalahkan orang lain. Introspeksi masa lalu kita, cari pengalaman masa lalu atau masa kecil di mana kita pernah mengalami kesakitan yang serupa. Bila kita telah menemukannya, kita dapat mengeluarkan emosi kita dengan menangis, mengampuni orang yang menyakiti kita dan memohon pengampunan kepada Tuhan dan orang yang kita sakiti.

Berhenti menyalahkan orang lain tetapi lihatlah hati Anda!

Disadur dari Renungan Harian Kita

SAMPAI DISINI
1 Samuel 7:12
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: “Sampai di sini TUHAN menolong kita.”

Mengucap syukur adalah salah satu kunci dalam kebangunan rohani. Seringkali kita lupa mengucap syukur, karena terlalu dikuasai rasa tidak puas dan kemaruk.

Kita berpikir, “Ah, seandainya saya diterima kerja di perusahaan anu, maka saya akan bahagia dan bersyukur.” Kemudian setelah diterima di perusahaan tersebut, maka kita mulai merasa tidak bahagia dan berpikir, “Ah, seandainya saya dapat menjadi manajer…” Dan seterusnya, menjadi direktur, pemilik perusahaan, orang terkaya dan seterusnya. Kita tidak pernah merasa puas. Amsal 21:26 menuliskan, keinginan membangkitkan nafsu sepanjang hari. Sekali Anda berketetapan mengikuti keinginan Anda sendiri, Anda akan dijeratnya.

Mengucap syukur kepada Allah adalah pilihan kita sendiri dan tidak ditentukan oleh keadaan. Tidak mungkin dalam kehidupan Anda tidak ada sesuatupun yang tidak dapat disyukuri bukan? Samuel dengan bijaksana mengakui kebaikan Tuhan dalam setiap langkah yang dia lalui. Selepas orang Israel memukul orang Filistin di Mizpa, Samuel bersyukur dan mengingat bahwa Tuhan menolong dia sampai di situ.

Dan tangan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Ayat selanjutnya melukiskan dengan sangat-sangat indah, “Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel…”

Mengawali tahun ini, maukah kita berhenti sejenak saat membaca untaian kalimat ini dalam sikap berlutut dan berbisik kepada-Nya, “Sungguh Tuhan, Engkau telah menolong aku sampai di sini. Aku mengucap syukur…”

Rayakanlah kebaikan Tuhan dalam hidup Anda, sampai hari ini Tuhan tetap BAIK.

Disadur dari Renungan Harian Kita

Manusia Baru

Bacaan : Kolose 3 : 5-17 ; Kolose 4 : 7 & 16  ; Kolose 2:8 ; Yohanes 20 : 23

 

Apa yang dimaksud dengan manusia baru? Manusia baru adalah manusia yang sudah menanggalkan hidup lamanya,yang mana dalam kehidupan yang barunya tersebut Kasih Kristus sudah berdiam didalamnya.Untuk menjadi manusia baru,tentu kita harus menanggalkan manusia lama kita,berupa sifat dan perbuatan-perbuatan percabulan,kenajisan,hawa nafsu,nafsu jahat,keserakahan & penyembahan berhala,marah,geram,kejahatan,fitnah,kata-kata kotor.

Jika telah menjadi manusia baru,maka harus ada perubahan yang nampak dari diri kita dengan terus melakukan kebaikan (menghasilkan buah-buah roh : belas kasih/kebajikan,murah hati,rendah hati,lemah lembut,sabar),saling mengampuni dan mengenakan kasih itu.

Jika kita ingin tetap hidup sebagai orang-orang pilihan Allah,maka :

1.Memperbaiki kesalahan yaitu berubah menuju kebaikan,untuk kemuliaan nama Tuhan.

2.Karakter Kristus harus nampak dalam hidup kita.

3.”Memperkatakan” (dalam tutur kata dan perbuatan kita)

Untuk dapat melakukan ketiga hal diatas,membutuhkan kedewasaan rohani dan iman.

Awalilah tahun ini dan tetap akhiri dengan hidup yang baru setiap harinya.Teruslah dibaharui setiap harinya,sebagai ucapan syukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita.Amin.

 

Firman Tuhan oleh Cavik Martentje Pah pada ibadah Komisi Wanita,Rabu 13 Januari 2016

« Older Entries     Newer Entries »