header image
 

All posts in January 14th, 2016

SAMPAI DISINI
1 Samuel 7:12
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: “Sampai di sini TUHAN menolong kita.”

Mengucap syukur adalah salah satu kunci dalam kebangunan rohani. Seringkali kita lupa mengucap syukur, karena terlalu dikuasai rasa tidak puas dan kemaruk.

Kita berpikir, “Ah, seandainya saya diterima kerja di perusahaan anu, maka saya akan bahagia dan bersyukur.” Kemudian setelah diterima di perusahaan tersebut, maka kita mulai merasa tidak bahagia dan berpikir, “Ah, seandainya saya dapat menjadi manajer…” Dan seterusnya, menjadi direktur, pemilik perusahaan, orang terkaya dan seterusnya. Kita tidak pernah merasa puas. Amsal 21:26 menuliskan, keinginan membangkitkan nafsu sepanjang hari. Sekali Anda berketetapan mengikuti keinginan Anda sendiri, Anda akan dijeratnya.

Mengucap syukur kepada Allah adalah pilihan kita sendiri dan tidak ditentukan oleh keadaan. Tidak mungkin dalam kehidupan Anda tidak ada sesuatupun yang tidak dapat disyukuri bukan? Samuel dengan bijaksana mengakui kebaikan Tuhan dalam setiap langkah yang dia lalui. Selepas orang Israel memukul orang Filistin di Mizpa, Samuel bersyukur dan mengingat bahwa Tuhan menolong dia sampai di situ.

Dan tangan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Ayat selanjutnya melukiskan dengan sangat-sangat indah, “Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel…”

Mengawali tahun ini, maukah kita berhenti sejenak saat membaca untaian kalimat ini dalam sikap berlutut dan berbisik kepada-Nya, “Sungguh Tuhan, Engkau telah menolong aku sampai di sini. Aku mengucap syukur…”

Rayakanlah kebaikan Tuhan dalam hidup Anda, sampai hari ini Tuhan tetap BAIK.

Disadur dari Renungan Harian Kita

Manusia Baru

Bacaan : Kolose 3 : 5-17 ; Kolose 4 : 7 & 16  ; Kolose 2:8 ; Yohanes 20 : 23

 

Apa yang dimaksud dengan manusia baru? Manusia baru adalah manusia yang sudah menanggalkan hidup lamanya,yang mana dalam kehidupan yang barunya tersebut Kasih Kristus sudah berdiam didalamnya.Untuk menjadi manusia baru,tentu kita harus menanggalkan manusia lama kita,berupa sifat dan perbuatan-perbuatan percabulan,kenajisan,hawa nafsu,nafsu jahat,keserakahan & penyembahan berhala,marah,geram,kejahatan,fitnah,kata-kata kotor.

Jika telah menjadi manusia baru,maka harus ada perubahan yang nampak dari diri kita dengan terus melakukan kebaikan (menghasilkan buah-buah roh : belas kasih/kebajikan,murah hati,rendah hati,lemah lembut,sabar),saling mengampuni dan mengenakan kasih itu.

Jika kita ingin tetap hidup sebagai orang-orang pilihan Allah,maka :

1.Memperbaiki kesalahan yaitu berubah menuju kebaikan,untuk kemuliaan nama Tuhan.

2.Karakter Kristus harus nampak dalam hidup kita.

3.”Memperkatakan” (dalam tutur kata dan perbuatan kita)

Untuk dapat melakukan ketiga hal diatas,membutuhkan kedewasaan rohani dan iman.

Awalilah tahun ini dan tetap akhiri dengan hidup yang baru setiap harinya.Teruslah dibaharui setiap harinya,sebagai ucapan syukur atas kebaikan Tuhan dalam hidup kita.Amin.

 

Firman Tuhan oleh Cavik Martentje Pah pada ibadah Komisi Wanita,Rabu 13 Januari 2016

Tetapi Tuhan…
Kejadian 39:12
Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: “Marilah tidur dengan aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Bagaimana jika seandainya Yusuf menyerah pada godaan istri Potifar? (Kejadian 39). Bayangkan bahwa sebenarnya ia dapat membenarkan dosanya. “Tapi Tuhan, Engkau tentu tak ingin saya tidak bahagia, dan Engkau tahu betapa kesepiannya saya di sini. Lagi pula, saya pikir saya sungguh mencintainya.”

Bagaimana jika seandainya Abram tidak taat saat Allah menyuruhnya meninggalkan Ur dan pergi ke daerah yang tak dikenal? (Kejadian 12). Bagaimana jika seandainya ia berkata, “Tapi Tuhan, saya sudah mantap di sini. Saya tidak dapat mengambil risiko untuk sebuah masa depan yang tak pasti. Saya harus menjaga Sarai. Saya tidak mau pergi.”

Terpujilah Allah karena Yusuf dan Abram melakukan hal yang benar. Yusuf kabur dari godaan; ia lari dari dosa. Abram meninggalkan Ur; berkelana dengan penuh ketaatan.

Dalam hidup, kita menghadapi dua macam pilihan. Kadang godaan muncul di hadapan kita. Saat itu, kita bisa lari meninggalkan godaan dan memperoleh penghargaan dari Tuhan, atau kita menyerah, dan menuai konsekuensi yang menyedihkan, lalu membuat alasan-alasan penyesalan. Kadang kita merasa Tuhan menuntun kita ke arah tertentu. Kita dapat memilih mengikuti Dia dan percaya bahwa Dia Mahatahu, atau kita dapat memberikan alasan yang mengada-ada dan hidup di dalam ketidaktaatan.

Kesalehan yang memberi hidup berkelimpahan jauh lebih baik daripada hidup yang penuh dengan alasan dan keputusasaan. Mari kita hidup dengan cara demikian sehingga kita tidak akan menyerah kepada keinginan untuk berkata, “Tetapi Tuhan…”

Allah tidak menuntut kesuksesan, hanya ketaatan.

Disadur dari Renungan Harian Kita