header image
 

All posts in December 10th, 2015

BEBAN BERAT DISAAT NATAL
Bacaan: Lukas 4:14-21

Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub.

Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga tidak dapat melihat Sang Mesias.

Natal dapat menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi mereka yang menderita karena beban kerja yang berat, ketegangan dalam keluarga, dan kehilangan. Namun, patut diingat bahwa Kristus datang ke dunia ini untuk mengangkat kepala orang yang tertunduk karena beban berat. Yesus mengutip perkataan Yesaya untuk memberitahukan misi yang diberikan Allah kepada-Nya bagi dunia: “Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; … untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.” (Lukas 4:18,19)

Yesus datang untuk mengangkat beban kita sehingga kita dapat mengangkat kepala kita untuk menyambut-Nya saat Natal tiba.
(David McCasland)

AGAR DAPAT MERASAKAN SUKACITA NATAL PANDANGLAH YESUS

Disadur dari Renungan Harian Kita

HADIAH NATAL YANG MAHAL

Penulis cerpen Amerika terkemuka, O. Henry, menulis sebuah kisah Natal tersohor. Kisah itu tentang sepasang suami-istri muda yang sedemikian saling mencintai. Natal sudah dekat dan mereka ingin saling memberikan hadiah. Tetapi mereka sangat miskin dan tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah. Maka mereka masing-masing, tanpa saling memberi tahu, memutuskan untuk menjual miliknya yang paling berharga.

Bagi sang istri, harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang berkilau. Ia pergi ke sebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah untuk arloji suaminya. Sementara itu, sang suami pergi kepada seorang tukang emas dan menjual satu-satunya arloji yang dimilikinya untuk membeli dua potong sisir yang indah untuk rambut kekasihnya.

Ketika hari Natal tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka menangis terharu, namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang perlu dirapikan dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji yang memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah- hadiah itu; Mereka masing – masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan kepada pasangannya…

Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa – dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..?

“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat – sahabatnya. Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu.”(Yohanes 15 :13, 14)

Disadur dari Renungan Harian Kita

06.30 Wita -Persiapan di gereja sebelum berangkat ke tempat tujuan :

08.00 Wita -Tiba di Panti Asuhan Roslin ; Persiapan sebelum kegiatan :

 08.30-Ibadah Pembuka :

09.00-Kegiatan Penginjilan Oleh Anak Sekolah Minggu Agape :

 10.00 Wita-Ibadah Penutup :

 10.30 Wita -Penyerahan Plakat Penginjilan & Pembagian Sovenir Untuk Anak-anak Panti :

10.45 – kembali ke gereja Agape.