header image
 

All posts in November, 2015

SALAH MELIHAT

Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19. Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona , ia melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell ?
Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut “Sindrom Lowell”.

Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. “Balok di matanya” harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa.

Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati daripada saling menghakimi.

DENGAN MENGHAKIMI KITA MERASA DIRI HEBAT DENGAN SALING MENASIHATI KITA AKAN MERASA DIRI SEDERAJAT

Ayat Alkitab:
Matius 7:1-5
1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Disadur Dari Renungan Harian Kita

KEPAHITAN MERUGIKAN DIRI SENDIRI

Pernahkah Anda dilukai oleh orang lain dimasa lalu?
Jika ya, sudahkah Anda telah terlepas dari rasa sakit ? atau luka tersebut terus tertoreh di dalam hati Anda?

Disakiti atau diperlakukan tidak adil merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana kita menyikapi diri kita bila hal tersebut terjadi dalam kehidupan kita.
Saat disakiti kita dapat memilih untuk terus mencengkeram rasa sakit dan menjadi pahit hati. Hidup kita menjadi menderita, kita membenci dan menyalahkan orang yang menyakiti kita. Satu hal yang pasti bila pilihan ini yang kita ambil, maka orang yang menyakiti kita tidak akan tersakiti, tapi kita sedang menyakiti diri kita sendiri. Dan bila dibiarkan terus menerus akan menjadi akar pahit dalam hidup kita.
Kepahitan bisa menjadi sesuatu yang mematikan, tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga ke orang lain (bahkan mungkin orang yang kita kasihi).
Adolf Hitler adalah contoh orang yang mempunyai luka batin dimasa lalu, dan seperti yang kita tahu akibat luka tersebut banyak orang yang menderita bahkan mati.
Jangan biarkan kehidupan kita dikotori oleh kepahitan, mulailah untuk mengampuni dan percaya bahwa Tuhan akan memulihkan Anda dan memberi keadilan bagi Anda. Hapus setiap kepahitan dihati Anda hingga ke akar-akarnya dan rasakan kelepasan sejati dari Tuhan.

Ibrani 12:15
“Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan mencemarkan banyak orang.”

Disadur Dari Renungan Harian Kita

Mengasihi Musuh,Mungkinkah?
“Aku (Tuhan-red.) berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;” Lukas 6:27

Sebagai anak-anak Allah kita harus memiliki sifat-sifat Allah. Ada pun salah satu sifat Allah adalah Mahapengampun, seperti kata Pemazmur, “Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni.. .” (Mazmur 86:5), bahkan “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18).

Seperti Yesus, agar Ia layak menjadi Putera Kerajaan Allah, Ia tidak membalas meskipun dicaci-maki, dihujat, diejek, diludahi dan dipermalukan; Ia sanggup mengampuni dan mengasihi musuh-musuhNya. Ia berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Ia telah meninggalkan teladan hidup yang luar biasa. Menjadi Kristen berarti pengikut Kristus, dan sudah sepatutnya kita mengikuti jejakNya dan meneladani kehidupanNya. Alkitab dengan tegas menyatakan: “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6). Tuhan rnenghendaki agar kita mengasihi musuh-musuh kita. Kata-kata Yesus dari atas salib bukan kata-kata kutuk atau keluhan atau tentang penghinaan atas kematianNya yang terkutuk, tetapi adalah doa untuk mereka yang menyalibkan Dia, Putera Allah yang benar, tanpa dosa. Stefanus adalah contoh orang yang mengikuti teladan Yesus. Ketika ia dilempari batu dan hampir menghembuskan nafas terakhir, ia berdoa, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” (Kisah 7:60).

Kalau kita mengasihi dan berbuat baik kepada orang yang mengasihi kita, apakah jasa kita? Yang dikehendakiNya: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” (Lukas 6:27-28). Banyak orang Kristen meremehkan pengajaranNya ini. Mungkin ada kasih, tapi terhadap kawan sendiri, grup sendiri atau denominasi sendiri. Terhadap saudara seiman yang tak dikenal secara pribadi saja kita sulit mengasihi, bagaimana dengan musuh?

Betapa sedih hati Yesus melihat orang Kristen tak dapat mengikuti teladanNya!

Disadur Dari Renungan Harian Kita

Panitia Perayaan Natal 2015,Tahun Baru 2016,Tahun Baru Imlek,Paskah dan HUT Jemaat GMIT Agape Tahun 2016.

Penghadapan Panitia Perayaan Natal 2015,Tahun Baru 2016,Tahun Baru Imlek,Paskah dan HUT Jemaat GMIT Agape Tahun 2016

 

Latihan penginjilan diadakan setiap hari Sabtu sore jam 16.00-17.00 wita,dengan tujuan memberikan rasa percaya diri,kemampuan dan mengasah talenta anak agar berani menceritakan tentang kebaikan dan kasih Tuhan Yesus terhadap semua orang,khususnya anak-anak/teman sebayanya.Media penginjilan yang digunakan antara lain kertas berwarna dan konsep penginjilan yang sudah dibuat oleh guru-guru sekolah Minggu.Tuhan Yesus memberkati.

 

Apa Hubungannya?

Nats : Semua yang manis, semua yang sedap didengar, … pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8)
Bacaan : Kolose 3:1-14

Gambar di layar televisi menarik perhatian kita, sehingga membuat kita duduk menontonnya. Bila kita beralih dari satu saluran ke saluran lainnya dengan cepat, apakah hal itu berhubungan dengan apa yang kita putuskan untuk kita tonton dan apa yang ada di dalam hati kita? Apakah iman kita dalam Kristus ada hubungannya dengan pilihan saluran televisi kita?

Di dunia dengan standar-standar yang merosot, kita harus berpikir lewat pertanyaan ini: Bagaimana hubungan kita dengan Kristus memengaruhi kebiasaan kita menonton televisi?

Seorang penulis sekuler yang mengomentari acara-acara televisi masa kini berkata, Pendapat tentang ketidaksenonohan kini telah usang.Ia menjelaskan bahwa ada sebuah standar yang telah dikesampingkan pada masa kini. Standar apakah itu? Saya yakin itu adalah standar moral yang ditemukan dalam ajaran alkitabiah.

Kebanyakan acara yang diproduksi oleh stasiun televisi tidak diatur sesuai dengan pedoman yang Allah kehendaki untuk kita ikuti. Alkitab menyatakan, Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Filipi 4:8). Kita memang sulit melakukan hal itu ketika diserang oleh gambar-gambar tidak senonoh yang disajikan oleh televisi.

Mari kita minta pertolongan Allah agar kita dapat membuat pilihan yang benar terhadap acara yang kita tonton di TV.

Dipanggil & Dipilih Untuk Melayani

Matius 10 : 1-14

 

Oleh Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

 

Ada dua hal nyata dari pemilihan murid-murid Yesus :

1.Yesus memilih murid-murid-Nya dari kalangan orang yang “biasa-biasa saja”.

Yang Yesus inginkan adalah memanggil mereka yang mau memberi diri untuk melakukan pekerjaan yang luar biasa.Pemberian diri merupakan syarat utama agar suatu pekerjaan dapat terlaksana dengan baik.

2.Yesus memanggil para murid dari berbagai profesi dan latar belakang,untuk duduk bersama dan melakukan pekerjaan besar.Orang-orang yang berbeda,jika duduk bersama dengan Yesus,pasti bisa melakukan pekerjaan yang baik,yaitu melayani Yesus.

 

Wajib kita duduk dan renungkan bersama mengapa Ia memilih kita dari berbagai latar belakang dan profesi untuk menjadi panitia perayaan Natal 2015,tahun baru 2016,tahun baru imlek,paskah dan HUT Jemaat Agape tahun 2016.

Dalam hal ini,karena Tuhan sudah memilih kita untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang besar,maka kita wajib melakukan pekerjaan itu untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.Ia memilih orang-orang yang mau bekerja,dan kita dipilih-Nya untuk bekerja.

 

Dalam melakukan pekerjaan pelayanan,hal ini merupakan suatu panggilan.Tuhanlah yang memilih dan memanggil,sehingga hendaklah pekerjaan itu dilakukan dengan maksimal,yang terbaik dan sungguh-sungguh.Dilakukan secara total untuk kemuliaan Tuhan saja.Jadikan tenaga kita sebagai perpuluhan untuk Tuhan,jangan hanya materi kita saja.

 

Yesus memberi kesempatan bagi kita untuk melayani dengan berbagai karakter yang kita miliki,selain latar belakang yang berbeda-beda.Karena itu pakailah semua itu dengan porsi yang tepat,karena tidak kebetulan Ia memilih kita.Amin.

 

Renungan diambil pada saat pengembalaan Panitia Perayaan,Jumat 6 November 2015 jam 18.00-20.00 wita

Hawa Ibu Dari Semua Yang Hidup

Kejadian 3 : 1-24

IMG_4309

Pembicara : Sdra.Timotius

Arti nma Hawa yaitu kehidupan.Hawa adalah manusia yang berbuat dosa namun ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sosok Hawa,agar kita sebagai perempuan tidak gampang jatuh kedalam dosa :

1.Hawa diciptakan sebagai penolong.

Tugas dan fungsi serta peran dari seorang penolong adalah menyediakan hal-hal yang kurang bagi pasangannya,apapun itu yang diperlukan oleh suami,keluarga dan orang-orang disekitar kita.Agar seorang penolong dapat berfungsi dengan baik,maka ia memerlukan kualitasa sbb :

a.Penundukan diri yang benar (bersedia dipimpi oleh suaminya)

b.Membangun karakter yang baik

c.Ada inisiatif

d.Belajar dari Tuhan sendiri

2.Hawa dikenal sebagai perempuan yang tergoda bujukan ular (iblis)

Kita sebagai perempuan juga seringkali tergoda / jatuh dalam dosa karena tidak mampu menahan godaan.Kita tergoda karena melihat apa yang ditawarkan sungguh enak,dan dapat memuaskan keinginan kita.Tetapi saat kita jatuh,kita tidak dapat menikmati kedamaian dari Allah,tidak ada rasa bahagia,bahkan selalu merasa bersalah dalam nurani kita.

Marilah kita sebagai perempuan-perempuan Kristen,dapat belajar dari sosok Hawa,yang ditempatkan disisi Adam sebagai penolong yang sepadan.Belajar dari kesalahan-kesalahannya,agar kita mampu melihat dan melakukan kehendak Allah dalam hidup kita setiap hari.Amin

Jumlah kehadiran : 31 orang / Pimpin doa syafaat : Ibu Pdt.Anthonetha / MC : Ibu Adelin Sumargo / Kesaksian : Aci Tae,Sharing : Ibu Adelin.S

 

Membangun Persekutuan Saat Teduh Dengan Tuhan

Manfaat Saat Teduh dengan Allah

Semua dari kita, berapa pun usia kita atau tahap kehidupan, bisa mendapatkan keuntungan dari waktu yang dihabiskan dengan Tuhan, jadi saya mendorong Anda untuk mengembangkan saat teduh setiap hari dengan Tuhan. Jika kita tidak hati-hati, terkadang kita terburu-buru berdoa untuk bisa cepat membaca Firman Tuhan untuk sampai ke “hal-hal penting,” tapi sesungguhnya hal tersebut mengurangi khidmat dan tujuan dari saat teduh itu sendiri.

Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus rindu untuk memiliki persekutuan dengan kita. Kita memiliki undangan terbuka dari-Nya. Rasul Yohanes mengatakan bahwa persekutuan kita dengan Bapa, dan dengan Anak-Nya Yesus Kristus. Yesus sendiri berkata “Datanglah kepadaKu, semua yang letih dan berbeban berat, dan Aku akan memberimu istirahat.” Ketika kita menghabiskan waktu dengan Tuhan, kita belajar dari Dia. Siswa belajar di hadapan guru mereka, dan kita belajar dalam keberadaan kita pada saat teduh dengan Tuhan. Hanya berada di gereja seminggu sekali saja tidak cukup. Ketika kita menyegarkan roh kita setiap hari dengan menghabiskan waktu di hadirat-Nya, seluruh keberadaan kita dipengaruhi dengan cara yang positif.

Adakah contoh yang nyata untuk hal ini? Ada, contoh nyata yakni Yesus Kristus. Ketika Ia hidup di bumi ini, Dia berusaha untuk menghabiskan waktu dengan Allah Bapa. Ia menghabiskan waktu dalam doa. Dia menghabiskan waktu sendirian dengan Tuhan – bahkan jauh dari murid-murid-Nya dan keluarga terdekat. Dia secara konsisten bertemu dengan Tuhan, kadang-kadang di pagi hari, kadang-kadang di sore hari, dan kadang-kadang di malam hari. hubungan yang akrab dan harmonis terus dibangun dan dipelihara dengan Bapa. Dan Dia mengatakan kepada para pengikut-Nya untuk mengikuti teladan-Nya: Akulah pokok anggur, kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia maka akan (melimpah) buah…

Bagaimana kita melakukan ini?

Lima hal penting dalam membangun Saat Teduh dengan Tuhan:

1. Ingat bahwa menghabiskan waktu dengan Tuhan bukan tentang ritual, tapi hubungan.

Ketika Anda dan saya dilahirkan kembali, kita masuk ke dalam suatu hubungan dengan Allah Yang Mahakuasa. Dia tidak hanya Allah kita, dia adalah Bapa Surgawi kita. Kita memiliki kebebasan di hadapan-Nya, dan akses ke tahta-Nya. Kita tidak perlu ragu akan Dia. Ritual mungkin memberatkan, namun hubungan dengan orang yang dicintai sangatlah jarang. Menghabiskan waktu dengan salah satu yang Anda cintai adalah menarik dan dapat mengubah hidup – dan seperti itulah seharusnya waktu harian yang kita bangun dengan Allah Bapa.

2. Menetapkan waktu tertentu setiap hari ketika Anda akan menghabiskan waktu dengan Tuhan.

Bukankah apa/sesuatu yang dijadwalkan biasanya akan dilakukan? Yuup… Cari waktu yang sesuai dengan ritme dan gaya hidup anda dan juga tuntutan keluarga Anda, kemudian tetapkan untuk itu! Buatlah prioritas utama. Begitulah kebiasaan dikembangkan. Bertekunlah bahkan ketika Anda lelah. Ingat, kita tidak akan pernah mendapatkan apa pun jika kita hidup dengan perasaan kita sendiri!

3. Minimalkan interupsi Anda.

Ketika Anda menghabiskan waktu dengan Tuhan, berikan kepada-Nya semua perhatian Anda. Matikan telepon dan televisi. Cari tempat yang bagus, tenang, tempat yang nyaman di mana Anda merasa nyaman. Jika Anda memiliki anak-anak, ajarkan mereka untuk menghormati privasi Anda selama ini, dan menjelaskan kepada mereka bahwa ini adalah waktu Anda dengan Tuhan. Kemudian mereka akan belajar pentingnya waktu tenang setiap hari, dan Anda akan memperkuat pentingnya saat teduh dengan Tuhan di mata mereka. Berdoalah agar mereka akan mengikuti teladan Anda, dan mendorong mereka untuk melakukannya.

4. Pilih dan rencanakan Bacaan/Ayat Alkitab yang akan dibaca.

Hal ini sangat penting – terutama bagi kita yang baru memulai membangun saat teduh dengan Tuhan. Mintalah seorang pendeta atau teman untuk membantu Anda memilih ayat bacaan yang baik. Atau bisa juga membeli buku-buku kumpulan renungan yang banyak tersedia di toko. Jangan hanya sekedar membuka Alkitab dan secara acak membaca ayat-ayat tertentu saja. Sekali lagi, mintalah seorang pendeta atau teman untuk membantu Anda memilih dan merencanakan bahan bacaan jika Anda tidak yakin. Seimbangkan antara membaca Perjanjian Lama dan Baru. Perjanjian Lama kaya akan sejarah dan pengetahuan – dan Perjanjian Baru menyajikan kisah Kristus dan kelahiran gereja. Keduanya sangat berharga – dan membaca satu akan membantu Anda memahami yang lain.

5. Berinteraksilah saat Anda membaca.

Alkitab adalah sebuah buku yang hidup, ditulis oleh seorang Allah yang hidup. Dan Roh Kudus akan membantu anda untuk memahami, memberi kebijaksanaan dan wahyu saat Anda membaca. Bacaan Alkitab seolah-olah itu adalah surat cinta, karena haruslah demikian supaya benar-benar kita menaruh hati sepenuhnya pada apa yang kita baca – karena Alkitab itu adalah surat cinta Tuhan kepada Anda! Berdoalah saat Anda akan memulai saat teduh. Ambil catatan, dan jangan takut untuk menandai tulisan suci dalam Alkitab itu sendiri. Berinteraksilah dengan Alkitab Anda, dan meminta Allah untuk menggunakannya untuk mengubah hati dan hidup anda !.

Semua hal-hal ini penting, tetapi hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan adalah memulai membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan melalui saat teduh. Dan itu harus anda mulai SEKARANG – ya… hari ini juga !

Kiranya Tuhan memberkati kita – Amin

 

Disadur dari Renungan Harian Sumber Pelita

« Older Entries     Newer Entries »