header image
 

All posts in October, 2015

KELUARGA YANG BERIMAN PADA ALLAH (2)

AYUB 42 : 5 ;HOSEA 4 : 6

OLEH : CAVIK MARTENTJE PAH

 

Kenalilah Allahmu melalui pernyataan diri-Nya sendiri,yaitu melalui alkitab yang dianugerahkan kepada kita.Pengenalan akan Allah menghasilkan keselamatan.Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah ;karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku ; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu,maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu (Hosea 4 : 6).Inilah hidup yang kekal itu yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,satu-satunya Allah yang benar,dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus (Yohanes 17 : 3).

Dua ayat diatas menyatakan bahwa pengenalan akan Allah dan beriman kepada-Nya menentukan keselamatan kita.Mungkin kita mengenal secara pribadi orang-orang penting dimasyarakat,seperti walikota,menteri atau gubernur bahkan presiden.Atau mungkin kita mengenal pengusaha-pengusaha besar.Tetapi mengenal atau tidak mengenal orang-orang penting itu tidak menentukan keselamatan kita.Kita mengenal mereka itu baik,tetapi tidak mengenal mereka pun juga tidak apa-apa.Lain halnya dengan mengenal Tuhan.Mengenal Tuhan adalah suatu keharusan jika kita ingin menikmati hidu kekal.Dan sebaliknya,tidak mengenal Dia akan membawa kita pada kebinasaan.

Bangsa Israel pernah menolak untuk tidak beriman pada Tuhan.Mereka memalingkan wajah mereka dari pengajaran firman Tuhan,dan mencondongkan diri mereka pada berhala-berhala.Sebagai akibatnya hidup mereka mengalami kerusakan.Hidup mereka dipenuhi dengan saling mengutuk,saling berbohong,saling membunuh,mencuri,berzinah,melakukan kekerasan dan penumpahan darah (Hosea 4 : 2).Hukum Taurat tidak ada artinya dan tidak berfungsi sama sekali untuk mengatur hidup mereka.Para pemimpin agama yang seharusnya menjadi panutan moral justru adalah pelaku-pelakku kejahatan yang melanggar kebenaran.Mereka menggunakan nama dan kepentingan agama sebagai kedok untuk menipu dan memeras rakyat dengan tujuan memperkaya diri (ayat 4,7-8).Artinya hidup mereka sebagai bangsa sudah sampai pada titik kehancuran.Jadi kehancuran bangsa dimulai dari penolakan untuk mengenal Allah.

Bagaimana dengan keluarga kita ? Adakah bapa dan mama sudah memberi suatu teladan percaya yang sungguh pada anak-anak untuk setia dan taat mengandalkan Tuhan dalam segala hal?Marilah kita mengenal Allah kita dengan sunguh-sungguh.Belajar mengerti dan menaati kehendak-Nya,maka kita akan terhindar dari kebinasaan yang mengerikan.Amin.

 

 

KELUARGA YANG BERIMAN PADA ALLAH (1)

AYUB 42 : 5 ;HOSEA 4 : 6

OLEH : CAVIK MARTENTJE PAH

 

Perasaan kecewa terhadap keadaan,takut menghadapi masa depan,sakit hati yang berkepanjangan,khawatir akan segala hal,ketidakbahagiaan hidup,semuanya itu berakar dari pengenalan terhadap Tuhan yang kurang sungguh-sungguh (J.I Packer).

Kalimat ini bukan omong kosong.Orang yang tidak mengenal Allah sungguh-sungguh tidak akan mendapatkan kemantapan hidup yang sesungguhnya.Bagaimana mungkin orang Kristen bisa tenang hidupnya tanpa tahu bahwa Allah itu menopang dan memelihara umat-Nya ? Bagaimana mungkin seorang pendendam bisa berserah kepada Allah tanpa tahu Tuhan itu adil dan pembalas kepada setiap orang ? Bagaimana seseorang yang dalam kesusahan dapat berserah sepenuhnya kepada Allah tanpa ia mengetahui bahwa Allah ada di pihak orang percaya dan berkenan memberi pertolonga n yang ajaib ? Adalah kerugian besar apabila kita hidup sebagai orang Kristen tanpa mau beriman kepada Allah dengan sungguh-sungguh.

Tidak ada jalan yang lebih utama mengenal Allah selain membaca dan merenungkan firman Allah sendiri.Membaca alkitab secara menyeluruh memberikan kita gambaran yang jelas dan tidak timpang tentang Allah.Siapakah Dia,bagaimanakah sikap dan sifat-sifat-Nya.Bagaimana saat Ia menyertai Musa,Yosu,Daud dan para nabi.Bagaimanakah sifat-Nya saat Ia turun sebagai manusia dalam Yesus Kristus.

Dari perenungan pembacaan itulah kita akan mengerti bagaimana kinerja Allah dan sifat-sifat-Nya.Apabila kita sudah mulai mengenal-Nya melalui kitab suci barulah pikiran kita jelas untuk menjalani hidup ini dalam penyertaan Allah.Kita tidak akan gampang ngomel saat kita kesusahan karena Ia mempunyai rencana.Kita tidak akan putus harapan karena Ia menjanjikan masa depan yang penuh harapan.Kita tidak akan pernah jatuh atau kecewa kepada manusia karena Allah dipihak kita.

Kita akan membenci dosa karena kita tahu Allah benci terhadap dosa.Siapa beriman pada Allah,hidupnya akan tertata.Siapa akrab dengan pengenalan akan Tuhan,ia tidak akan terlalu sengsara didunia ini.Dan barangsiapa beriman kepada Allah dengan sungguh-sungguh,kepadanya akan diberikan kedamaian dan sentosa luar biasa dalam keadaaan hidup seperti apapun…(bersambung)

 

 

 

 

3 KUNCI MENDAPATKAN KEKUATAN DIMASA SUKAR

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” Habakuk 3:17-19

Habakuk hidup pada jaman dimana bangsa Israel ditindas oleh musuh-musuhnya. Bukan hal yang mudah baginya untuk dapat terus mempertahankan imannya. Masa-masa yang sukar dimana musuh senantiasa menindas, membuat semua aspek kehidupannya terpengaruh. Ladang yang biasanya menjadi tempat yang mendatangkan penghasilan dan merupakan tempat tumpuan bagi penghidupannya tidak lagi membuahkan hasil. Ternak yang menjadi harta kekayaannya terhalau dari kurungannya. Tidak ada lagi simpanan baginya. Sedangkan dia mempunyai kebutuhan yang harus terus dipenuhi.

Bukankah hal-hal ini juga yang banyak dialami oleh umat Tuhan? Keadaan krisis global yang sedang terjadi belakangan ini menimbulkan dampak yang sangat besar. Begitu banyak terjadi pengurangan tenaga kerja di seluruh bagian dunia ini. Tidak terkecuali di Indonesia, makin banyak pengangguran terjadi dimana-mana. Pekerjaan atau bisnis yang masih berjalan-pun tidak menjadi semakin mudah. Semakin banyak tekanan dalam kehidupan kita. Tetapi apakah kita menyerah dengan keadaan seperti itu?
Mari kita belajar dari nabi Habakuk, bagaimana dia mendapatkan kekuatan dia masa-masa yang sukar.

Berikut 3 kunci mendapatkan kekuatan di masa sukar :

1. Bersorak-sorak di dalam Tuhan (Hab 3:18a)

Ketika bangsa Israel selesai mengelilingi kota Yerikho pada hari ke tujuh, mereka bersorak-sorai. Setelah itu kita melihat bahwa tembok Yerikho diruntuhkan.
Tembok sebesar tembok Yerikho dapat diruntuhkan dengan kuasa dari sorak sorai. Demikian juga masalah seberat apapun yang kita hadapi, ketika kita bersorak-sorai bagi Tuhan, maka masalah itupun dapat diruntuhkan. Bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati! (Ef 5:19)

2. Beria-ria di dalam Allah (Hab 3:18b)

Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.” 1Pet 4:12-13

Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa penderitaan adalah bagian dari proses hidup kita, dan kita akan menerima bagian yang telah Tuhan sediakan bagi kita, jika kita bertahan sampai pada akhirnya. Oleh karena itu Rasul Paulus menasehatkan agar kita bersukacita di dalam apapun yang kita alami, supaya kita bisa terus bertahan sampai pada akhirnya.
Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.” Maz 68:4

3. Berharap kepada Tuhan (Hab 3:19a)

TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya.” Maz 28:7a

Tempatkan harapan kita kepada Tuhan, jadikan Tuhan kekuatan hidup kita. Ketika kita menghadapai suatu masalah, janganlah kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri. Gantungkan harapan kita kepada Tuhan. Serahkan apa yang menjadi masalah kita kepada Tuhan. Minta kekuatan dariNya, maka Dia akan memberikan kekuatan sehingga kita sanggup melalui setiap problema.

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Kor 10:13

Ketiga point di atas akan memberikan kita kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi masa-masa yang sukar saat ini. Kita akan melihat pertolongan Tuhan dalam perjalanan hidup kita.

Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Yes 43:2

“Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”  Hab 3:19b

 

Disadur dari Renungan Harian Pelita Hidup

Menjadi Seperti Anak Kecil

Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”  ” Matius 18:2-3

Ada beberapa kisah yang menceritakan mengenai Tuhan Yesus dan anak kecil. Tuhan mengajarkan umatNya sesuatu hal yang luar biasa yang dapat ditemui dari seorang anak kecil.

Mari kita lihat hal positif apa yang dapat ditemui dari seorang anak kecil:

  • Polos; belum tercemar oleh pikiran-pikiran negatif
  • Pemaaf; cepat memaafkan jika habis berkelahi dengan anak lainnya
  • Berani; tidak memikirkan bahaya yang akan terjadi oleh karena dia tahu ada orang tuanya
  • Percaya penuh kepada orang tuanya
  • Selalu berharap  kepada orang tuanya
  • Bergantung penuh kepada orang tuanya
  • Tidak pernah berhenti meminta sesuatu kepada orang tuanya
  • Tidak pernah kuatir akan masa depan
  • Senang berada di dekat orang tuanya
  • Terus terang; mengatakan segala sesuatu apa adanya kepada orang tuanya

Dan masih banyak lagi yang bisa kita pelajari dari seorang anak kecil.

Untuk dapat mengerti kehendak Tuhan, kita harus belajar untuk menjadi seperti anak kecil . Memang tidak mudah untuk dapat mentaati setiap perintah Tuhan. Kecenderungan orang dewasa adalah lebih mementingkan logikanya sendiri, pengetahuannya atau bahkan  ego pribadinya. Bukan suatu hal yang mudah bagi kita untuk dapat cepat memaafkan orang lain apabila kita habis bertengkar. Tetapi jika kita melihat anak kecil, mereka dapat dengan cepat memaafkan temannya dan kemudian bermain kembali, seakan-akan tidak pernah berkelahi sebelumnya.

Menjadi seperti anak kecil bukan berarti kita menjadi kekanak-kanakan, tetapi kita belajar akan sikap positif yang mereka miliki. Sikap yang seperti itulah merupakan sikap yang Tuhan inginkan ketika kita berjalan bersama dengan Dia. Tuhan menginginkan kepolosan kita, tidak ada hal yang perlu ditutup-tutupi. Tuhan ingin agar kita melihat Dia seperti anak kecil kepada orang tuanya. Percaya dan menggantungkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Ketika kita memilih untuk belajar menjadi seperti anak kecil, maka hidup kita akan diubahkan. Dengan mudah kita akan mengerti apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan dalam diri kita. Dan bagian dalam Kerajaan Sorga telah disiapkan bagi kita yang taat dan setia kepadaNya.

 

Disadur dari Renungan Harian Pelita Hidup

Suami Yang Mengasihi Istri Bagai Kristus Mengasihi Jemaat

“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” Efesus 5:25,28

Tuhan begitu mengasihi umatNya sehingga Bapa mengirimkan AnakNya yang tunggal yaitu Kristus untuk menebus dosa setiap umatNya (Yohanes 3:16). Kasih Kristus atas jemaatNya tidak ada batasnya. Dia menjadi penolong dan penghibur, memberikan kekuatan, sukacita, kesembuhan, kelepasan dan kemenangan bagi umatNya. Dia rela mati di atas kayu salib demi kita semuanya.

Sikap seperti itulah yang harus dimiliki seorang suami terhadap isterinya. Sama seperti Kristus yang memandang umatNya sebagai tubuhNya, demikian juga suami memandang isteri sebagai tubuhnya. Isteri merupakan bagian yang tak terlepaskan dari suami. Isteri merupakan bagian kehidupan dari suami. Tanpa isteri maka suami tidak dapat berjalan, karena itu berarti suami berjalan tanpa tubuhnya.

Suami harus menjadi penolong dan penghibur bagi isterinya. Suami harus memberikan kekuatan, dorongan, motivasi dan support bagi isterinya. Suami tidak boleh memandang rendah isterinya. Suami harus membuat isterinya merasa memiliki hidup yang berharga di mata Tuhan.

Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” 1 Petrus 3:7

Tuhan telah menempatkan isteri sebagai teman pewaris tahta, bukan sebagai pembantu atau bahkan orang yang tak dianggap sama sekali. Segala kekurangan yang dimiliki oleh isteri tidak boleh dijadikan alasan bagi suami untuk memandang rendah isterinya, karena Tuhan telah menempatkannya sebagai pasangan hidup kita. Sikap yang meremehkan isteri akan membuat segala doa kita terhalang di hadapan Tuhan. Jika ingin agar Tuhan mendengarkan doa-doa dari seorang suami, maka dia harus belajar untuk menghargai isterinya sesuai dengan Firman Tuhan.

Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.” Efesus 5:29

Dengan alasan apapun, suami tidak boleh membenci isterinya, karena dengan demikian maka dia membenci tubuhnya sendiri. Hal ini bertentangan dengan sikap Kristus yang senantiasa mengasuh dan merawat tubuhNya yaitu jemaatNya. Suami harus benar-benar memperhatikan isterinya dan memberi perhatian lebih terhadap bagian yang lemah. Tidak ada manusia yang mau menyakiti tubuhnya sendiri, demikian juga seharusnya seorang suami tidak boleh menyakiti isterinya baik secara perasaan, maupun secara fisik.

Perhatikan kata-kata yang keluar dari mulut, karena jika tidak hati-hati maka kata-kata tersebut dapat melukai hati sang isteri. Perempuan sangat peka pada pendengarannya. Berilah pujian atas isterimu. Berilah penghargaan bagi isterimu. Katakan dan ungkapkan rasa sayang kepada isteri, sehingga dia benar-benar mengetahui bahwa suaminya mengasihi dia. Ungkapan kasih sayang memang harus ditunjukkan melalui perbuatan, tetapi juga harus dinyatakan melalui kata-kata. Kedua ungkapan baik melalui perbuatan dan kata-kata sangat penting demi keharmonisan rumah tangga. Komunikasi harus dibangun dengan sebaik mungkin agar tidak ada rasa curiga di antara pasangan suami isteri.

Suami harus belajar mendengar apa yang menjadi keluhan, ungkapan perasaan, bahkan juga nasehat dari isterinya. Ketika suami mau belajar mendengar kepada isterinya, akan ada suatu perubahan yang luar biasa terjadi dalam rumah tangga tersebut. Berkat Tuhan akan tercurah dengan luar biasa dalam rumah tangga dan keluarga.

Menjadi seorang suami tidak boleh mementingkan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan isterinya. Dengan mengasihi isteri sebagaimana mengasihi tubuhnya sendiri berarti bahwa segala hal yang menyangkut kepentingan isteri juga harus menjadi perhatian bagi suami. Ini bukan berarti isteri dapat menuntut apapun yang menjadi keinginannya. Tetapi tentunya semua harus berjalan sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Ketika suami dan isteri memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing di hadapan Tuhan, maka mereka akan memiliki rumah tangga yang kuat. Rumah tangga yang kuat akan membentuk keluarga yang kuat. Keluarga yang kuat akan menjadi pondasi yang kuat bagi gereja. Sehingga pada akhirnya gereja-gereja yang ada di muka bumi ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi bangsa-bangsa, nama Tuhan dimuliakan di atas muka bumi ini.

 

Disadur dari Renungan Harian Pelita Hidup

MENSYUKURI KARYA YANG LUAR BIASA DALAM HIDUP KITA

“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” Mazmur 139:13-16

Akhir-akhir ini banyak sekali kita dengar berita-berita yang berkaitan dengan aborsi. Berbagai media memberitakan praktek-praktek aborsi yang terjadi di berbagai tempat. Tidak hanya di Indonesia, di seluruh dunia-pun praktek aborsi semakin menjadi.

Padahal kehidupan merupakan karya Tuhan yang luar biasa dalam dunia ini. Dan kehidupan sudah mulai terbentuk sejak bakal janin mulai ada dalam kandungan.
Sangat disayangkan sekali jika kita, yang juga Tuhan ijinkan untuk menikmati hidup, malah menghentikan kehidupan itu sendiri dan tidak memberikan kesempatan bagi bakal janin untuk dapat tumbuh dan lahir sebagaimana layaknya seorang bayi.

Apa yang terjadi jika aborsi dilakukan? (Terlepas dari segi medis )

  • Kita tidak akan pernah tahu masa depan seperti apa yang akan dijalani oleh janin yang akan lahir menjadi bayi tersebut.
  • Kita tidak akan pernah tahu apakah bayi tersebut akan tumbuh menjadi seorang anak yang manis, lucu dan menyenangkan.
  • Kita tidak akan pernah tahu apakah anak tersebut akan tumbuh menjadi remaja yang enerjik, pintar dan cerdas.
  • Kita tidak akan pernah tahu apakah remaja tersebut akan tumbuh menjadi seorang pemimpin yang luar biasa, memimpin banyak orang, menjadi berkat & kesaksian bagi banyak jiwa-jiwa, dan bahkan mengukir sejarah dunia.

Apapun yang melatarbelakangi kehamilan sehingga langkah aborsi ingin dilakukan, tidak dapat dijadikan alasan. Mungkin telah terjadi kesalahan maupun dosa di baliknya. Tetapi Tuhan sanggup mengubahkan segala sesuatu menjadi baik adanya. Segala sesuatu terjadi dalam kehidupan kita itu terjadi atas se-ijinNya. “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” Kej 50:20a.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Yer 29:11.

Tuhan senantiasa merancangkan hal-hal yang baik bagi kita. Kalaupun saat ini kita sedang menghadapi suatu pencobaan/masalah yang sangat berat, Tuhan akan memberikan kekuatan bagi kita agar kita sanggup melewati semuanya (1 Kor 10:13).

Jika aborsi merupakan hal yang sedang muncul dalam pikiran Anda, mari datang pada Tuhan dan serahkan segalanya kepada Dia. Dia sanggup memulihkan segala kehidupan kita. Dan ingatlah bahwa Tuhan sedang bekerja dalam kehidupan Anda agar Anda dapat masuk ke dalam rencanaNya yang begitu indah.

 

Disadur dari Renungan Harian Pelita Hidup

Tema : Iman,Pengharapan dan Kasih

iman,hap,ksih

Pembicara : Pdt.Esra A.Soru,S.Th,MPdk

 

Setiap orang diberikan berbagai-bagai karunia untuk melayani.Tapi dalam kenyataannya,banyak jemaat yang merasa bangga dengan karunia yang dimiikinya dibandingkan dengan jemaat yang lain.Akibatnya muncul kesombongan,iri hati,merendahkan orang lain,rasa jengkel dan lain sebagainya.Inilah salah satu masalah dalam memiliki karunia,seperti masalah yang dialami oleh jemaat di Korintus.

Jika terjadi hal seperti ini maka tidak ada kasih didalamnya.Kasih lebih unggul daripada semua karunia yang ada.Karunia berasal dari roh,tetapi kasih adalah buah roh itu.Buah roh hanya 1 yaitu kasih yang didalamnya ada sukacita,damai sejahtera dll ( Sifat kasih : 1 Kor 13 : 6-7 ; Kekelan kasih : 1 Kor 13 : 8-12).

Kita diberi karunia untuk melayani dibumi ini  dan semua karunia itu akan lenyap saat Tuhan datang,tetapi iman,pengharapan dan kasih akan tetap tinggal.Tetapi mengapa kasih menjadi hal yang terbesar ? Karena iman dan pengharapan berasal dari kasih,dan keselamatan yang kita peroleh pun karena kasih.Itulah yang membuat  kita tetap hidup karena kasih Kristus ( 2 Kor 5 : 14-15 ; Galatia 2 : 20).Kasih juga merupakan motivasi kita untuk mengasihi ( 1 Yohanes 4 : 11).

Kasih adalah fondasi kehidupan Kristen.Tanpa kasih kita tidak akan memiliki iman,dan tidak akan pernah punya pengharapan.Karena itu sekalipun iman dan pengharapan kita pun kekal ,tapi kasih lebih besar dari keduanya.Karena itu marilah kita hidup dalam kasih.Kasih kepada Allah  dan sesama kita.Amin.

Jumlah kehadiran : 33 orang (termasuk pembicara dan Kak Timoti)

 

 

 

PENTINGNYA MENJAGA HATI DENGAN FIRMAN TUHAN

 

Ada suatu cerita dari negeri Cina. Di suatu desa kecil hiduplah seorang janda miskin bernama Siu Lan beserta seorang anak perempunnya yang baru berumur 7 tahun bernama Lie Mei. Mereka hidup sangat miskin dengan mata pencaharian utama adalah membuat dan menjajakan kue-kue di pasar. Kemiskinan dan penderitaan ini tidak membuat Lie Mei anaknya bisa bermanja-manja dengan ibunya. Pada suatu pagi di musim dingin, selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang untuk menjajakan kuenya mengalami kerusakan berat. Karena itu, ia berniat untuk membeli yang baru dan menyuruh Lie Mei kecil untuk menunggu di rumah dan jangan kemana-mana. Namun sepulangnya dari membeli keranjang, Siu Lan menjadi sangat murka karena melihat pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei sedang pergi entah kemana. Ia marah-marah dan mengutuki putrinya yang tidak tahu diri. Sudah hidup susah tapi kok masih pergi bermain dengan teman-temannya.

Maka, untuk memberi pelajaran pada kelakuan anaknya tersebut, Siu Lan sengaja mengunci pintu rumahnya dan pergi menjajakan kuenya. Sepulangnya ia dari menjajakan kue beberapa jam kemudian, ia sangat kaget begitu menemukan Lie Mei sudah terbaring meringkuk kaku tak bernyawa di depan pintu rumahnya yang dikunci. Siu Lan berteriak-teriak histeris sambil menggoncang-goncangkan tubuh kaku anaknya yang telah mati. Sebongkah penyesalan besar menyesaki dadanya. Tiba-tiba, jatuhlah sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Tenyata itu adalah sebungkus bingkisan kecil yang berisi sebuah biskuit yang ditutup dengan kertas usang bertuliskan tulisan tangan anak semata wayangnya tersebut, “Mama sayang, Mama pasti lupa. Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Sengaja aku membelikan biskuit kecil ini sebagai kejutan! Uangku tidak cukup untuk membeli yang besar. Oh ya, semoga Mama tidak marah karena Lie Mei tidak pamit lebih dahulu tadi. Selamat ulang tahun Mamaku tercinta, peluk cium dariku…” Hancurlah hati Siu Lan membaca surat terakhir anaknya tercinta tersebut, dan penyesalanpun datang bergulung-gulung menghantam hatinya.

Inilah sebuah kisah yang memilukan karena orang gagal menjaga hatinya dengan baik. Karena kecenderungan dosa, hati manusia menjadi cemar, tidak lagi terjaga dengan baik. Akibat pertahanan yang terbuka, segala polusi dan racun hati mudah sekali masuk. Kemarahan, ketidaksabaran, ketakutan, cepat berburuk sangka, berpikiran negatif, membalas dendam, dan berbagai polusi hati mudah memasuki hati manusia. Jika emosi sudah sampai di ubun-ubun, manusia seringkali melakukan hal-hal yang konyol.

Sebab itu, Amsal 4 : 23 ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hati kita. Menjaga hati adalah suatu perbuatan yang disengaja , dikondisikan dan harus dilakukan setiap waktu dimanapun kita berada dan kapanpun kita ada. Mengapa? Karena pencobaan dan godaan bisa datang sewaktu-waktu. Sebagai anak-anak Tuhan, bagaimana caranya kita bisa menjaga hati?
1. Selalu isi hati kita dengan Firman Tuhan, karena Firman Tuhan adalah kompas yang menunjukkan arah yang benar di tengah-tengah nilai dan moral dunia yang kacau.
2. Jaga hubungan yang intim dengan Allah setiap saat, persekutuan yang akran dengan Abba, Allah Bapa yang penuh kasih akan meneduhkan hati kita dan memberi perspektif yang sehat dalam menghadapi masalah.
3. Latihlah responmu hanya untuk bereaksi yang positif dan membangun. Practice makes perfect.

Jangan sampai kita menyesal karena telah membiarkan hati kita tidak terjaga dengan baik. Jagalah hati kita dengan sebaik-baiknya, karena disitulah terpancar kehidupan. Larry NK – WISH

 

Disadur Dari Renungan Harian Kristen

KEPALA RUMAH TANGGA YANG BAIK

Abraham tidak lepas tangan terhadap masa depan anaknya. Di satu pihak, Abraham keberatan bila Ishak, anaknya, menikahi perempuan Kanaan. Sikap ini didasari oleh pertimbangan bahwa penduduk Kanaan memiliki tradisi keagamaan kafir yang bisa berpengaruh terhadap iman Ishak. Walaupun lingkungan keluarga Abraham juga terpengaruh oleh politeisme, namun setidaknya, Allah yang disembah Abraham tidak akan terasa asing bagi mereka (Kej 24:31,50,51). Di lain pihak, Abraham keberatan bila Ishak kembali ke lingkungan keluarga Abraham, karena Abraham menyadari bahwa Ishak adalah pewaris janji Allah dan bahwa Allah sudah menjanjikan tanah Kanaan sebagai milik pusaka Abraham dan keturunannya (Kej 12:7; 13:14-17; 15:18-21; 17:8). Apakah para orang tua Kristen masa kini juga memiliki kepedulian semacam ini terhadap anak-anak mereka?

Iman Abraham mempengaruhi hambanya. Pengaruh Abraham terlihat jelas ketika hamba Abraham tersebut bergumul untuk mencari kehendak Allah saat hendak mencari istri untuk Ishak. Perhatikanlah bahwa hamba Abraham tersebut berdoa kepada Allah Abraham (Kej 24:12,27,42,48). Perhatikan pula bahwa hamba Abraham tersebut meyakini bahwa tuannya itu menjadi kaya karena berkat Tuhan (Kej 24:35). Apakah keluarga Kristen masa kini juga bisa mempengaruhi keyakinan semua orang yang tinggal di rumah mereka?

Yosua 24:15b
“Tetapi aku dan seisi rumahku kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Disadur dari Renungan Gema 2004

SEBUAH PERENUNGAN

 Rumah yang paling indah adalah yang di dalamnya ada cinta
Makanan yang paling lezat adalah yang disantap dengan hati bersyukur
Penyembahan paling tinggi adalah dengan segala kesungguhan dan ketulusan
Kesuksesan sejati adalah ketika kita memunyai karakter Kristus
Pencerahan sejati adalah ketika kita mampu berkata: “Semua kuanggap sampah, karena pengenalanku akan Kristus.”

Orang paling kaya adalah ketika kita selalu berdoa: “Tuhan Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.”
Kemiskinan yang paling miskin adalah ketika kita tidak sanggup memberikan sebuah pujian pada orang lain
Pelayanan yang paling murni adalah ketika kita memberikan lebih dari apa yang kita dapatkan
Hamba Tuhan sejati adalah mereka yang mampu berkata: “Kami hanya melakukan apa yang Tuhan suruh kami lakukan.”
Penghargaan sejati adalah ketika Tuhan Yesus berkata “ENGKAU HAMBAKU YANG BAIK.”

Oleh: Ev.sudiana

e-Artikel

« Older Entries     Newer Entries »