header image
 

All posts in August 13th, 2015

Jangan Mengabaikan Berkat

II Korintus 4:17

“Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya” Suatu hari saya pernah mengalami suatu masalah yang menurut saya berat. Ketika berada dalam situasi tersebut, iman saya goyah dan mulai mempertanyakan Tuhan di dalam hidup saya. Seingat saya, tidak pernah ada kata-kata berkat yang keluar dari mulut saya ketika itu.

Fokus saya terhadap masalah yang sedang dihadapi membiaskan kasih karunia yang sebenarnya telah Dia berikan dalam kehidupan saya. Begitu halnya yang mungkin saat ini sedang terjadi dalam hidup Anda. Anda tidak dapat melihat segala hal yang baik dari peristiwa yang menurut Anda ‘buruk” tersebut.

Tuhan yang Anda dan saya sembah adalah Allah yang hidup. Dia tahu kondisi dan kekuatan kita terhadap masalah/penderitaan tersebut. Dia adalah Tuhan setia dan tidak perlu diragukan lagi janji-janjiNya.

Ketika Roh Kudus memberikan pengertian di dalam diri Paulus mengenai penderitaan yang harus dialami orang-orang percaya, ia tahu bahwa yang akan dialami itu adalah  perkara ringan. Tidak satu pun kegentaran menghinggap dalam diri Paulus. Mengapa ia bisa seperti itu? Jawabannya ialah karena Paulus tidak berfokus kepada masalah/ penderitaan yang dialaminya, tetapi kepada firman Tuhan yakni berkat yang melimpah ketika kita setia mengikuti-Nya.

Jika Anda telah menderita dalam masa yang sulit belakangan ini, sadarlah akan berkat-berkat di sekeliling Anda. Anda akan jauh lebih berhasil mengatasi masalah-masalah jika Anda memuliakan Tuhan untuk pemecahan yang telah disediakan-Nya. Oleh karena itu, palingkan mata Anda dari kesukaran dan arahkan pandangan ke sekitar Anda maka Anda pun dengan segera meneriakkan kemenangan.

Masalah dan berkat adalah satu paket yang Tuhan berikan dalam kehidupan orang-orang percaya. Keduanya tidak dapat terpisahkan!!

Disadur dari Renungan Harian Kristen

Kasih Mengadakan Perubahan

I Korintus 13:7-8

“Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.” 

Kasih tidak akan pernah gagal. Tiada yang berhasil tanpa itu dan tiada kegagalan yang dapat terjadi dengan itu. Bila Anda hidup oleh kasih, Anda tidak dapat gagal.

Dibutuhkan iman untuk percaya bahwa kasih takkan gagal. Pikiran duniawi tidak dapat memahami itu karena manusia duniawi dan lingkungannya diperintah oleh keserakahan.

Tetapi bila Anda menerapkan kasih oleh iman dan menolak untuk mencari kepentingan diri sendiri, maka Anda membiarkan Bapa bertindak untuk kepentingan Anda. Selama Anda tinggal dalam kasih, Allah Bapa akan mengusahakan kepentingan Anda, Dia memastikan Bahwa Anda berhasil. Berjalan dalam kasih adalah keuntungan besar bagi Anda!

Kasih Agape ialah jenis kuasa yang baru. Itu menjadikan Anda penguasa dari setiap keadaan. Tiada senjata yang akan berhasil melawan Anda. Bahkan tiada seorang pun mempunyai kuasa untuk menyakiti perasaan Anda karena Anda tidak diperintah oleh perasaan, melainkan oleh kasih Tuhan. Anda mengasihi seperti Dia mengasihi.

Kasih sanggup mengadakan perubahan menyeluruh dan mendasar. Jika Anda sepenuhnya memahami kasih Tuhan, Anda mungkin akan saling bersaing, Anda masing-masing berusaha semakin mengasihi sesama. Dan pastilah setiap orang akan muncul dari persaingan itu sebagai pemenang! Karena kasih itu sesungguhnya adalah satu-satunya rahasia pasti yang mengantar pada keberhasilan Anda.

Kasih sejati bukanlah hanya menguasai perasaan, tetapi juga kehidupan yang Anda jalani hari demi hari di dunia ini

Disadur dari Renungan Harian Kristen

Iman Seperti Anak Kecil

Matius 18:10

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.Karl Barth, seorang teolog ternama, dan juga salah satu yang terbesar di abad 20 ini, pernah ditanya oleh seorang anak muda seusai sebuah seminar, “Jika anda merangkum semua pengajaran anda, bagaimana anda merangkumnya dalam sebuah kalimat?”Karl Barth menjawab dengan riang dengan mengutip lagu anak-anak Sekolah Minggu, “Jesus Loves me, this I know, for the Bible tells me so…” Lagu ini adalah lagu yang Karl Barth dengarkan waktu dia kecil, senantiasa disenandungkan oleh ibunya.

Seringkali iman anak kecil adalah harta yang “seolah” kita tinggalkan saat kita makin dewasa, saat karir kita makin hebat dan kita dipenuhi dengan segala metode manajemen dan analisa ekonomi yang rumit.

Krisis ekonomi akibat kredit macet perumahan di Amerika, mengguncang sendi-sendi perekonomian dunia. Perusahaan – perusahaan besar yang mungkin tidak pernah terbayangkan akan goyah, ternyata goyah juga. Orang yang kita kira pintar ternyata gagal juga. Banyak orang mulai kuatir, memikirkan pekerjaan mereka, investasi mereka, masa depan mereka, dan lain-lain. Kekuatiran kita menggunung dan menghalangi mata iman kita untuk melihat bagaimana Allah memelihara kita seperti Dia memlihara burung pipit. Iman yang mungkin rasanya mudah kita peroleh waktu kita kanak-kanak.

Terkadang pengetahuan kita yang tingi dan rumit menambah rasa kuatir kita, gantinya percaya pada Tuhan, kita menerima tekanan kekuatiran dan kegelisahan dari dunia. Tentu baik untuk belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan setinggi mungkin, akan tetapi biarlah kita bisa selalu percaya kepada-Nya, dengan iman yang sederhana, teguh, dan tidak tergoncangkan keadaan dunia. Iman yang sederhana itu, iman seorang anak kecil.

Rahasia terdalam tidak akan gagal dipahami oleh iman sederhana seorang anak kecil.

Disadur dari Renungan Harian Kristen

Mendengar Seperti Samuel

I Samuel 3:10

“Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.””Seseorang bertanya kepada Joan the Arc mengapa Allah berbicara hanya kepadanya. Ia menjawab, “Tuan, Anda salah. Allah berbicara kepada semua orang. Saya hanya mendengarkan.”

Saat Allah berbicara kepada Samuel, seolah-olah anak laki-laki itu sedang berbaring diam-diam pada tengah malam. Bahkan saat itu, Samuel mulanya tidak mengenali suara Allah tersebut. Ia membutuhkan hikmat pembimbingnya yang berpengalaman. Eli, untuk mengerti siapa yang sedang berkomunikasi dengannya. Tetapi, berdasarkan berapa kali Samuel mendengar suara Allah sebagai orang dewasa, jelas bahwa ia memang belajar mengindentifikasi, mendengarkan, dan mematuhi suara Allah.

Para pemimpin sering menjadi orang-orang yang sibuk juga. Dan mereka dapat dengan mudah terperangkap dalam kegiatan kewajiban-kewajiban mereka. Jika Anda adalah salah satu pemimpin, cobalah untuk menyisihkan saat teduh bagi diri sendiri dan mendengarkan pengarahan Allah. Seperti yang dikatakan Bill Hybels, “Para pemimpin perlu meminta Allah untuk memberikan telinga Samuel kepada mereka.”

Untuk mendengar suara Tuhan, Anda hanya perlu berserah diri dan mengarahkan telinga kepadaNya

Disadur Dari Renungan Harian Kristen

Pursuit Of Righteousness

2 Timotius 2:22
Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

Apabila Anda membaca surat kabar maupun menonton televisi, maka berita mengenai pencarian akan kebenaran merupakan salah satu topik yang akan selalu muncul. Tidak sedikit kita melihat bagaimana orang melakukan orasi maupun demonstrasi untuk mencari kebenaran. Keadilan nampaknya telah menjadi suatu hal yang memilukan di tengah negara yang mengaku memiliki supremasi hukum.

Dalam dunia bisnis, kebenaran juga telah menjadi suatu hal yang kerap dipertanyakan, terutama di tengah maraknya korupsi dan ketidakjujuran dalam transaksi usaha. Tidak heran konsep Good Corporate Governance (Sistem Pengelolaan Perusahaan Yang Baik) yang menekankan keterbukaan menjadi hal yang sangat diperlukan, sekalipun kadang hal tersebut masih sebatas slogan belaka.

Terkadang saya merenung bagaimana pada zaman dahulu orang melakukan transaksi bisnis hanya dengan modal kepercayaan, tidak banyak dibuat dokumen kontrak sebagai back up karena setiap orang saling menghargai integritas perkataan mereka. My word is my commitment, kurang lebih demikianlah filosofi dagang para pengusaha Cina perantauan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, maka nampaknya sebagian dari nilai luhur tersebut mulai luntur pula.

Yesus mengatakan bahwa Ia adalah kebenaran. Ketika Paulus menasehati Timotius, saya percaya bahwa ia ingin agar setiap orang mengenal Yesus, sang kebenaran sejati, dan hidup taat di dalam firman kebenaran-Nya. Hal itulah yang harus terus dikejar oleh setiap profesional Kristen hingga kebenaran itu terpancar kepada dunia melalui perkataan, pikiran dan perbuatan kita.

Dapatkah orang lain melihat kebenaran nyata dalam diri kita?

Disadur dari Renungan Harian Kristen

Ketaatan Yang Tak Bertangguh

Bacaan: 1 Raja-Raja 13:1-34

“Sebab beginilah diperintahkan kepadaku atas firman TUHAN: Jangan makan roti atau minum air dan jangan kembali melalui jalan yang telah kautempuh itu.”

Alkisah seorang abdi Allah dari Yehuda datang menemui raja Yerobeam untuk menyampaikan pesan Tuhan. Singkatnya Ia berhasil membuat sang Raja tertegur, bahkan mengadakan banyak mukjizat. Tetapi ada satu hal yang Tuhan perintahkan kepada abdi Allah ini, yaitu untuk jangan minum roti atau minum air, dan jangan kembali melalui jalan yang telah ia tempuh. Awalnya, abdi Allah ini taat tanpa pertangguhan.Raja membujuk abdi Allah ini sedemikian rupa: “(7) Kemudian berbicaralah raja kepada abdi Allah itu: “Marilah bersama-sama dengan aku ke rumah, segarkan badanmu, sesudah itu aku hendak memberikan suatu hadiah kepadamu.” Namun kembali dengan tegas abdi Allah ini menolak bahkan ia berkata, “Sekalipun setengah dari istanamu kauberikan kepadaku, aku tidak mau singgah kepadamu; juga aku tidak mau makan roti atau minum air di tempat ini.” Saya berpikir betapa luar biasanya ketaatan abdi Allah ini. Ia tidak bertangguh sedikit pun.Namun di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang nabi Tuhan yang sudah tua. Dengan segala bujuk rayunya, nabi tua ini berusaha memprovokasi abdi Allah. “Aku pun seorang nabi juga seperti engkau, dan atas perintah TUHAN seorang malaikat telah berkata kepadaku: Bawa dia pulang bersama-sama engkau ke rumahmu, supaya ia makan roti dan minum air.” Tetapi ia berbohong kepadanya.Lalu apa yang terjadi? Ya, Abdi Allah ini percaya. Ia lebih mempercayai perkataan nabi tua ini dibanding perintah Allah. Yang bahkan untuk setengah kerajaan pun ia perjuangkan mati-matian.Singkat cerita, Ia mulai kompromi dan menjadi tidak taat. Akhir hidupnya mengenaskan. Ayat 24 menyebutkan, “Orang itu pergi, tetapi di tengah jalan ia diserang seekor singa dan mati diterkam. Mayatnya tercampak di jalan dan keledai itu berdiri di sampingnya; singa itupun berdiri di samping mayat itu.”Sungguh mengenaskan bukan? Akhir hidup seorang hamba Tuhan yang seharusnya pulang dengan sorak-sorai karena berhasil mengerjakan misi Tuhan. Ingatlah, dia baru saja menegur raja, baru saja membuat mukjizat, baru saja menolak separuh kerajaan. Tetapi kebodohan macam apa yang dibuatnya? Dia luluh hanya karena seorang nabi tua yang membohonginya. Betapa memalukan, betapa ia terlihat sebagai seorang pecundang. Bagi Allah sebuah ketidaktaatan adalah dosa, apapun alasannya. Dia tidak bisa kompromi.Bagaimana dengan kita? Apakah kita sering terjebak dalam lubang yang sama? Terjebak dengan nabi-nabi tua yang berusaha memperdaya kita. “Hanya sedikit saja, hanya sebentar saja, percayalah ini tidak akan merusak hidupmu.”, “Orang lain tidak akan tau kok.”, “Setelah ini bisa bertobat kan? Jadi ya lakukan saja.” Apa Anda sering mendengar suara- suara ini? Suara-suara nabi tua yang penuh dengan kata-kata manis yang menjebak. Dosa-dosa yang kita pikir bisa “dikompromikan”.Yang menyedihkan, bagi Allah setiap ketidaktaatan adalah dosa. Itulah sebabnya mengapa Adam dan Hawa harus mati kekal hanya karena memakan buah. Itulah mengapa Musa tidak dapat masuk ke tanah Kanaan hanya karena memukul batu. Itulah mengapa Uza mati ketika ia berusaha menyelamatkan tabut suci.Tapi memang seperti itulah kenyataannya. Setiap ketidaktaatan dibayar dengan mahal. Itulah mengapa Yesus harus mati di kayu salib. Ya, upah sebuah ketidaktaatan yang dilakukan manusia. Dosa memang diampuni, tapi konsekuensi selalu ada.Saya bergumul secara pribadi. Betapa sering saya mengkompromikan dosa. Menganggap kebohongan-kebohongan kecil dapat diterima. Menganggap sedikit kata-kata kotor atau penghakiman adalah hal yang biasa. Menyia-nyiakan waktu sebagai hal yang dapat dimaklumi. Tetapi darimana saya tau? Kebenarannya Yesus tetap mati bagi saya setiap hari karena “dosa-dosa yang dapat ditolerir” itu.Ya, bagi Allah. Setiap ketidaktaatan adalah dosa. Sudah cukupkah kita bergumul akan bagian- bagian yang kelihatan remeh ini? Apakah kita terus mencoba bertumbuh dan menang atas setiap dosa sekalipun dengan jatuh bangun? Atau malah tertawa dan menganggap ini adalah biasa?Bagi Allah, setiap ketidaktaatan adalah dosa. Ini serius, karena ini Yesus mati di atas kayu salib.

18 Oktober 2011
Dengan gentar dan penuh kesadaran.
Kenia Oktavianie

Disadur Dari Renungan Harian Kristen

Bertumbuh dan Menjadi Dampak yang Baik

 

“Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

Dalam hidup ini kita sebenarnya tidak hanya bertumbuh namun juga apakah dalam pertumbuhan kita dapat memberikan sebuah dampak bagi orang lain?Saat ini siapa yang tidak tahu dengan yang namanya Yahoo?? Bagaimana tidak beberapa tahun yang lalu, dimana seseorang yang bernama Jerry Yang berusaha untuk membeli yang namanya mesin “Yahoo”, dimana awalnya hanya digunakan untuk kepentingan pribadi. Seiring dengan perkembangannya, ia menyadari bahwa banyak orang yang juga membutuhkan, sehingga ia berupaya untuk terus mengembangkannya hingga dapat memberikan dampak bagi orang lain. Hingga saat ini, Yahoo telah dikenal diseluruh penjuru dunia, baik email, yahoo messenger, bahkan kita bisa melakukan bisnis melalui situs ini. Hal ini terjadi karena adanya tujuan, ketekunan dan kekreatifan dari sang penemu yahoo.Dalam injil Yohanes pun tertulis bahwa Simon yang dibawa oleh Andreas kepada Yesus, yang kemudian Yesus berkata bahwa ia tidak lagi menjadi Simon melainkan Petrus. Simon yang hanya seorang nelayan akhirnya mampu menjadi orang yang berdampak bagi kehidupan di bumi. Dalam kisahnya Simon sempat kembali bekerja menjadi nelayan, dan saat Yesus menemuinya Ia berkata : ” Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?. Jawab Petrus kepadaNya : Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”. Yesus menjawab : Gembalakanlah domba-dombaKu..
dan Petrus pun meninggalkan semua nya, mengerjakan pekerjaan yang Tuhan Yesus perintahkan kepadanya. Ia tahu tujuan hidupnya bagi Tuhan, ia tekun dalam Tuhan. Hingga akhirnya membawa dampak bagi kehidupan kristiani sampai saat ini.Kita pun sebagai anak-anakNya, yang telah dipilih oleh Allah untuk berjalan bersamaNya dan melakukan pekerjaan2Nya., patutlah kita tekun dalam Kristus, lakukan perubahan dalam hidupmu dan berikanlah dampak positif bagi sekitarmu sehingga dunia akan melihat bahwa Kristus ada dalam hidup kita, memuliakan namaNya, sebagai Tuhan yang hidup.Dalam kehidupan kita, apapun pekerjaan kita bertumbuhlah dan lakukan perubahan untuk memberikan dampak yg baik pula bagi orang lain. Banyak orang bertumbuh dalam Tuhan, mengenal Tuhan, mengerti suara Tuhan namun masih banyak juga yang tidak memberikan dampak, hal ini dikarenakan kita tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita. Jika seandainya kita telah tahu apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita, justru kita yang tidak tekun sehingga tidak mampu menjadi berkat bagi orang lain.Jika Simon dengan kesederhanaannya mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kristiani di dunia ini, melalui ketekunannya.. Kita sebagai anak-anak Allah pasti juga bisa jadi berkat bagi orang lain. Temukan tujuan hidup kita, minta petunjuk Kristus dan bertekunlah dalam Tuhan. Lakukan pekerjaanNya, setia.. sehingga kita dapat semakin bertumbuh luar biasa dalam Tuhan dan memberikan dampak baik serta berkat bagi orang lain. Mencerminkan hidup Kristus dalam hidup kita.

 

Disadur Dari Renungan Harian Kristen

Dipanggil Untuk Menjadi Saksi

Kejadian 17 :1-8

DSC_0062

Pembicara : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Dalam hidup ini kita butuh keberanian-keberanian untuk mengambil keputusan ikut Yesus.Abraham dipanggil unuk melihat,mengalami dan merasakan pekerjaan Tuhan.Proses panggilan Abraham dimulai oleh Tuhan dengan mengganti nama Abram menjadi Abraham,agar dia sungguh benar menjadi saksi dan tidak perlu melihat lagi kebelakang,tetapi kedepan (baca : masa lalu dan masa depan).

Makna perubahan nama dari Abram menjadi Abraham adalah :

1.Agar hidupnya hanya bersandar pada Tuhan,dan bukan pada harta kekayaannya.

Karena pada masa itu nama Abram dikenal sebagai orang yang kaya raya di Ur-Kasdim,tetapi kemudian ia tinggal di tanah orang asing dan  tidak memiliki apapun.

2.Agar ia menjadi suami yang setia

Kita semua tahu dalam kisah Abram,bahwa ia adalah suami yang tidak setia,karena mau saja disuruh istrinya untuk tidur bersama hambanya,agar mendapatkan keturunan.Dengan mengganti namanya menjadi Abraham,Tuhan mau ia menjadi suami yang setia kepada istrinya sekalipun istrinya sedang hamil dalam usia yang sudah lanjut.

3.Nama Abram menunjukkan bahwa ia adalah ayah yang tidak bertanggungjawab terhadap anaknya Ismael.Dengan mengganti namanya menjadi Abraham,Tuhan mau ia bertanggungjawab terhaadap anaknya sendiri,bahkan harus membawa dan mengorbankan anaknya kepada Tuhan.

Disini kita dapat belajar juga mengenai tanggungjawab sebagai orangtua terhadap anak-anak kita :

-Sapalah anak kita dengan nama mereka,bukan dengan nama-nama “kebun binatang”,dan kata-kata kasar lainnya (mis : bodoh)

-Berikan makanan yang baik untuk mereka.Yang dimaksud makanan yang baik disini adalah makanan yang dihasilkan dari uang yang halal,bukan makanan hasil judi,korupsi dan  sebagainya.

-Ajarlah hal yang baik kepada anak-anak.Berikan teladan yang baik,dan pengenalan akan Allah.

4.Abram adalah orang yang berani keluar dari tanahnya menuju ketempat yang asing karena adanya janji Allah.Dengan mengganti namanya menjadi Abraham,ia menjadi orang yang mempunyai komitmen kepada Allah,bukan karena janji-janji berkat Allah dalam hidupnya,tetapi karena kasih kepada Allah-lah yang membuat ia tetap berjalan untuk Allah sekalipun tidak mengetahui apa yang ada didepannya.

Saat ini,kita sebagai orang percaya dipanggil untuk :

1.Menjadi saksi

2.Menjadi berkat

dalam kekurangan-kekurangan kita sebagai manusia,Allah mau memberkati kita untuk menjadikan kita berkat bagi orang lain.

Amin.

KPI berlangsung pada hari Minggu 9 Agustus 2015 jam 08.00-12.00 wita (Lihat Foto)

Puji Syukur pada hari Minggu 9 Agustus 2015,Komisi Perempuan telah melaksanakan pelayanan KPI & Diakonia di jemaat GMIT Lopo Matakus yang berlangsung jam 08.00-12.00 wita.Kasih dan penyertaan Tuhan Yesus akan selalu menyertai setiap pelayanan dan jemaat yang dilayani.Amin.

DSC_0052