header image
 

All posts in August 7th, 2015

MIMPI YANG TAK TERBAYANGKAN

Syalom saudaraku yang di kasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Pernahkan kita memiliki mimpi yang tak terbayangkan?. Sebab segala sesuatu yang menjadi mimpi untuk dapat dicapai biasanya sudah terbayangkan di dalam hati dan pikiran kita baik bentuknya atau modelnya sudah terbayangkan, bahkan tidak sedikit dari apa yang menjadi impian itu telah kita lihat dengan mata kita, persoalannya adalah kita belum bisa memilikinya.

Biasanya hal ini karena sesuatu yang kita impikan dan belum tercapai itu harganya mahal sehingga secara financial kita tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya, namun apabila impian itu bisa menjadi kenyataan dimana apa yang kita impikan itu bisa kita miliki, baik itu dengan cara kita membelinya sendiri atau merupakan pemberian orang lain sebagai bentuk sebuah hadiah atau ucapan terima kasih, maka tak dapat diungkapkan dengan kata-kata kebahagiaan yang kita rasakan.

Akan tetapi hal itu bukan sebuah kejutan yang luar biasa, karena semuanya itu sudah kita lihat atau kita bayangkan sebelumnya.

Firman Tuhan mengajarkan kita untuk memiliki sebuah mimpi yang berbeda yaitu mimpi yang tak terbayangkan sebelumnya, artinya kita diajarkan untuk menantikan dengan iman percaya apa yang Tuhan sediakan sebagai hadiah terindah bagi orang-orang yang mengasihi Dia.

Firman Tuhan katakan di dalam I Korintus 2:9 Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”

Jadi jika sekarang kita arahkan hidup kita hanya untuk mengasihi Tuhan saja, bergaul dengan Tuhan saja, membangun persekutuan dengan Tuhan terus menerus dari hari ke hari, maka suatu saat nanti kita akan terkejut menerima hadiah istimewa dari Tuhan yang disediakan-Nya bagi orang-orang yang mengasihi Dia.

Yang menjadi luar biasa adalah, apa yang disediakan Tuhan kepada setiap orang yang mengasihi Dia merupakan sesuatu yang belum pernah kita lihat dengan mata, yang belum pernah kita dengar, dan bahkan itu belum pernah timbul dalam hati kita.

Pertanyaannya sekarang maukah kita menantikan apa yang disediakan Tuhan bagi orang-orang yang mengasihi Dia?. Kalau kita menjawab ya . . .! maka mulailah hidup takut akan Tuhan dan kasihilah Tuhan dengan segenap hati kita dalam segenap hidup kita.

 

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Disadur Dari Renungan Kristen Hari Ini

BENCILAH KEJAHATAN

 

Syalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Selama ini terkadang kita tidak pernah menyadari bahwa hidup kita begitu akrab dengan kejahatan. Bahkan kalau mau berkata jujur, selama hidup ini kita sudah terlanjur bergaul karib dengan apa yang dinamakan kejahatan, sehingga sering kita tidak pernah menyadari bahwa apa yang kita perbuat merupakan kejahatan dimata Tuhan. Padahal sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kita harus hidup mengasihi Tuhan dan itu artinya kita harus membenci kejahatan.

Kejahatan adalah produk yang dunia ciptakan, dan bila kita terus tinggal di dalamnya maka suatu saat nanti kita tidak akan dikenal oleh Tuhan, dan sebenarnya ini sangat mengerikan, tetapi banyak sekali anak-anak Tuhan yang tidak mau menyadari akan kenyataan ini.

Ketidaksadaran banyak orang percaya yang tetap tinggal didalam kejahatan karena selama ini mereka sudah terlanjur bergaul karib dengan kejahatan.

Lalu bagaimana kita bisa membedakan apa yang merupakan kejahatan dimata Tuhan ?. Sebenarnya kalau kita belajar firman Tuhan setiap hari dengan sungguh-sungguh maka kita akan tahu benar apa saja yang merupakan kejahatan dimata Tuhan.

Salah satu contoh sederhana, jika selama ini kita lebih memilih untuk hidup mengikuti hawa nafsu dunia dengan segala keinginannya maka sesungguhnya itu adalah merupakan kejahatan dimata Tuhan, dan tanpa kita sadari kita telah menjadikan diri kita musuh Allah.

Firman Tuhan katakan didalam Yakobus 4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Jadi hidup mengikuti hawa nafsu dunia sesungguhnya sama dengan kita tidak setia kepada Allah, dan orang yang tidak setia kepada Allah sesungguhnya ia telah menjadikan dirinya musuh Allah, itu juga artinya ia lebih memilih untuk hidup didalam kejahatan. Saya harus berkata jujur sekali lagi bahwa keadaan seperti ini sangat mengerikan, sebab pada akhirnya orang-orang yang terlanjur memilih untuk tetap hidup dalam kejahatan akan dibuang kedalam kebinasaan kekal.

Oleh sebab itu kita harus mengambil keputusan, apakah mau tetap tinggal didalam kejahatan, atau kita mau membenci kejahatan. Membenci kejahatan sama dengan kita memilih berada dipihak Allah.

Firman Tuhan mengingatkan kita didalam Mazmur 97:10 Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.

Jadi kalau kita berkata bahwa kita orang percaya, kita mengasihi Tuhan, kita anak Tuhan, maka mulai saat ini bencilah kejahatan, jangan hidup lagi didalam kejahatan. Ingat Tuhan memelihara dengan sempurna orang-orang yang hidup takut akan Dia, dan membenci kejahatan.

Kiranya renungan ini menjadi motivasi hidup kita untuk hidup menjauhkan diri dari kejahatan. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Disadur Dari Renungan Kristen Hari Ini

DIUBAH DAN DIBAHARUI DIDALAM YESUS

Penting bagi setiap kita orang percaya untuk menyadari akan keberadaan kita yang sesungguhnya, siapa diri kita ini yang sebenarnya. Sebab kalau kita tidak mau menyadari siapa diri kita yang sesungguhnya maka kita akan menjadi orang percaya yang cenderung hidup hanya mengikuti dan melakukan keinginan diri kita sendiri tanpa perduli dengan keadaan yang ada disekitar kita. Padahal kita ada sebagaimana kita ada hanya karena anugerah Tuhan semata-mata.

Orang yang mau menyadari akan hal ini adalah orang yang telah diubah dan dibaharui didalam Yesus. Pelajaran yang sangat berharga dapat kita pelajari dari cara hidup Paulus, seorang rasul Allah yang sangat luar biasa yang memberikan segenap hidupnya hanya untuk melayani pekerjaan Tuhan.

Paulus menjadi seorang rasul Allah bukan secara otomatis, bukan juga karena ia adalah orang yang tanpa cacat. Dan hal inilah yang diungkapkannya didalam kebenaran firman Tuhan yang ditulis dalam I Korintus 15.

I Korintus 15:8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. 15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. 15:10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Setelah ia dijamah oleh Yesus, diubah dan dibaharui didalam Yesus, disitulah Paulus menyadari dan merasa bahwa diantara semua rasul, ia adalah rasul yang paling hina, sebab setelah ia memandang kebelakang dan melihat cara hidupnya sebelum ia di jamah oleh Yesus, ia adalah orang yang sering menganiaya jemaat Allah, saat ia masih bernama Saulus.

Kisah ini bisa kita lihat didalam Kisah Para Rasul 9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” 9:5 Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.

Perjumpaannya dengan Yesus mengubah segalanya didalam hidupnya. Paulus menyerahkan segenap hidupnya menjadi milik Tuhan, ia bahkan mempertaruhkan nyawanya hanya untuk memberitakan firman Tuhan, dan harus mengalami berbagai persoalaan hidup, tantangan dan masalah yang terus terjadi dalam sepanjang pelayanannya. Ia harus dipenjarakan karena injil Kristus, ia harus mengalami karam kapal saat hendak memberitakan firman, dipatuk ular, sampai menghadapi ancaman pembunuhan.

Saat Paulus menyadari semuanya itu, ia boleh mengakui dan berkata “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia”

Kisah ini seharusnya bisa menjadi landasan berpikir yang benar bagi setiap kita orang percaya, siapa kita ini, apa yang kita sudah perbuat untuk pekerjaan Tuhan?. Karena kalau mau jujur orang percaya saat ini hanya mau menerima kasih karunia Allah saja, yaitu keselamatan didalam Kristus Yesus, dan setelah itu memilih untuk hidup menikmati berbagai kesenangan dunia.

Sesungguhnya orang percaya yang telah menerima keselamatan didalam Tuhan Yesus harus rela menyerahkan hidupnya hanya untuk kepentingan pekerjaan Tuhan dan bukan yang lain.

Jadi kalau masih ada orang percaya yang hanya hidup, sibuk dengan berbagai urusan dunia yang sia-sia, maka sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan kasih karunia Allah.

Orang yang menyadari akan anugerah Tuhan pasti mau menyerahkan seluruh hidupnya untuk diubah dan dibaharui didalam Yesus. Dan orang yang telah diubah dan dibaharui didalam Yesus tidak akan hidup lagi untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi ia akan hidup hanya untuk kepentingan Tuhan, supaya didalam dia Allah Bapa di Sorga dipermuliakan.

Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, sadarlah bahwa perjumpaan kita dengan Allah tidak harus seperti peristiwa yang dialami oleh Paulus, barulah kita mau berubah.

Allah memiliki begitu banyak cara untuk menjumpai orang-orang yang dikasihiNya dan yang mau diubah-Nya, dan ketahuilah bahwa lewat kebenaran yang sedang kita baca saat ini, Allah sedang datang dan ingin menjumpai kita secara pribadi lepas pribadi, dan Ia sedang menunggu keputusan kita “apakah kita mau menyerahkan seluruh hidup kita untuk melayani Dia?” sebab melayani Tuhan bukan hanya tugas seorang pendeta, tetapi melayani pekerjaan Tuhan adalah tugas setiap orang yang terpanggil didalam Dia yaitu didalam Kristus Yesus Tuhan kita, dan yang telah menerima kasih karunia keselamatan dari Allah.

Mengambil keputusan untuk memberi seluruh hidup kita melayani Tuhan adalah sebuah keputusan yang benilai tinggi dan memiliki dampak kekal, walaupun dalam perjalanan hidup yang akan kita jalani nanti ada banyak persoalan, ada banyak tantangan, ada banyak masalah yang harus kita hadapi, tetapi kita harus tetap percaya bahwa kalau Allah tetap memelihara Paulus dengan sempurna dan tetap menyatakan kasih setianya dalam setiap pelayanan yang ia lakukan, maka Allah yang sama juga akan memelihara kita saat kita mau melayani Dia dengan segenap hati kita.

Biarlah kebenaran ini mengubah kita semua, dan membuat kita bisa mengambil keputusan untuk memberi diri diubah dan dibaharui didalam Yesus, sehingga kita akan terus melayani Dia sampai Ia datang menjemput kita di awan-awan yang permai.

Disadur Dari Renungan Kristen Hari Ini

HARUS SALING MENGASIHI

Suatu hari di dalam kelas Romi kehilangan sebuah pensil kesayangannya yang baru dibeli oleh papanya di toko buku beberapa hari yang lalu. Romi kemudian melaporkan kepada guru wali kelasnya kalau ia kehilangan pensil kesayangannya.

“Pak Guru saya kehilangan sebuah pensil, pasti ada yang mengambilnya pak” Kata Romi kepada Pak Hery, wali kelas di kelas 3A. Pak Hery lalu bertanya kepada anak muridnya yang berjumlah 30 orang tersebut, “Anak-anak semuanya perhatikan kedepan Bapak mau nanya. Romi barusan melaporkan bahwa ia kehilangan pensil kesayangannya, siapa diantara kalian yang mengambil pensil Romi . . ?. Tanya Pak Hery kepada murid-muridnya. “Tidak ada Pak yang mengambil pensil Romi” jawab semua murid kelas 3A secara bersamaan. Mendengar jawaban teman-temannya hati Romi bertambah sedih karena itu satu-satunya pensil kesayangannya. Tiba-tiba pintu kelas 3A diketok “ya silahkan masuk . . !” kata Pak Hery setelah mendengar ketokan pintu tersebut. Rupanya yang datang adalah Nathan, anak kelas 3B. “Permisi Pak . . !” kata Nathan kepada Pak Hery. “iya Nathan, ada apa . . ?” tanya Pak Hery, “saya mau mengembalikan pensilnya Romi Pak, tadi waktu bell tanda istirahat sudah selesai Romi langsung lari terburu-buru Pak, dan dia tidak tahu kalau pensilnya terjatuh. Dari kejauhan saya melihatnya lalu saya mengambilnya, sekarang saya mau mengembalikannya kepada Romi, Pak . . !” Nathan menjelaskan kepada Pak Hery apa yang terjadi. “Romi ini pensilmu yang hilang itu, lain kali kamu harus lebih berhati-hati ya” kata Pak Hery kepada Romi. Nathan lalu memberikan pensil itu kepada Romi, “terima kasih ya Nathan, saya tidak dapat membalas kebaikan kamu” Romi berterima kasih kepada Nathan,”sama-sama Romi, kita kan harus saling tolong menolong dan saling mengasihi, itu nasihat ibuku setiap hari, makanya begitu melihat pensilmu terjatuh aku langsung mengantarnya kesini” kata Nathan. Semua murid kelas 3A kagum melihat Nathan karena pribadinya yang mulia.

Sahabat renungan anak, apa yang dilakukan oleh Nathan adalah sesuai yang dikatakan Firman Tuhan dalam Yohanes 15:12. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.

Sahabat renungan anak harus saling mengasihi, saling tolong menolong karena Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu mengasihi sahabat renungan anak semuanya.

Ceritakan cerita ini untuk semua teman-temanmu ya . . . !

Tuhan Yesus memberkati sahabat renungan anak semuanya.

Disadur Dari Renungan Kristen Hari Ini

JIKA ORANG MATI TIDAK DIBANGKITKAN

Syalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, mempertaruhkan hidup kepada sesuatu yang tidak memiliki nilai kekal adalah sebuah kesia-siaan. Tetapi realitas hidup menunjukan kepada kita bahwa saat ini dunia sedang menggiring banyak orang bahkan menyeret banyak orang termasuk didalamnya orang percaya atau anak-anak Tuhan, untuk menikmati sebuah kehidupan yang sia-sia.

Apa yang ditawarkan terlihat seperti sebuah realitas hidup yang wajar, dan itulah yang menjadi perangkap bagi banyak orang sehingga hidup mereka terjebak untuk menikmati tawaran tersebut, dan lupa bahwa sebenarnya apa yang dunia tawarkan saat ini adalah sebuah kehidupan yang tak memiliki nilai kekal.

Gaya hidup manusia saat ini menunjukan bahwa ada sebuah pemikiran yang dianut oleh mereka yaitu, “hidup ini untuk dinikmati, jadi buat apa dibuat sulit” tetapi mereka lupa satu hal bahwa setelah kematian masih ada kebangkitan, dan semua orang akan mempertanggugjawabkan hidupnya dihdapan Tuhan.

Itulah yang membuat Paulus mau mempertaruhkan hidupnya, bahkan ia rela berjuang melawan binatang buas sekalipun, dan baginya kalau perjuangannya itu hanya untuk sesuatu yang tidak berguna maka untuk apa semuanya itu, tetapi ia sungguh menyadari bahwa perjuangannya itu akan memiliki dampak kekal, yaitu memasuki kehidupan yang sesungguhnya.

Firman Tuhan katakan didalam I Korintus 15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”.

Disini kita bisa melihat bahwa ada sebuah pemikiran yang berbeda dari Paulus, dengan manusia dunia pada umumnya, dimana manusia dunia memikirkan apa yang bisa ia nikmati saat ini, tetapi Paulus memiliki pandangan dan pola pikir sangat jauh berbeda, dimana yang ia persoalkan bukan soal makan dan minum hari ini, tetapi ia mempersiapkan sebuah pertanggungjawaban hidup supaya nanti dibalik kematian yaitu ketika orang mati dibangkitkan Tuhan menemukan dia sebagai hamba yang berkenan.

Sesungguhnya setiap orang percaya harus memiliki pola pikir seperti ini, yaitu mempersiapkan sebuah kehidupan yang bernilai tinggi, bernilai kekal, yang akan membawa setiap orang percaya kepada sebuah kesenangan hidup yang tiada berujung, dan untuk mendapatkan hidup yang bernilai tinggi dan bernilai kekal tersebut, kita harus mau mematikan segala bentuk keinginan hati untuk kenikmatan hidup dunia saat ini yang hanya bersifat sementara.

Disinilah setiap orang percaya harus memiliki kepekaan roh untuk membedakan mana kehidupan yang bernilai tinggi atau benilai kekal, dan mana kehidupan yang tidak memiliki nilai kekal atau yang sia-sia.

Setiap orang percaya harus berani mengambil resiko untuk tidak menikmati hidup yang ditawarkan dunia saat ini, sebab apa yang dunia tawarkan saat ini tidak benilai apa-apa, sebaliknya akan membuat kita meluncur menuju kebinasaan, setelah berada dibalik kematian.

Firman Tuhan katakan didalam I Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Pergaulan yang buruk disini artinya pergaulan dengan dunia, pergaulan yang hanya membuat kita tidak lagi memiliki waktu untuk membangun persekutuan dengan Tuhan. Padahal membangun persekutuan dengan Tuhan yang intim setiap hari, harus menjadi gaya hidup atau warna hidup orang percaya.

Kalau orang percaya hanya berpikir jika hari ini kita masih hidup maka nikmatilah hidup ini, maka ia telah menyamakan kehidupannya sama dengan hewan yang hari ini hidup dan besok mati tanpa ada sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. Itulah kenapa Paulus katakan “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” artinya nikmati hidup saja karena setelah mati tidak ada lagi kehidupan.

Yang menjadi persoalannya sekarang adalah masih ada kebangkitan orang mati, artinya masih ada kehidupan baru dibalik kematian itu, bahkan seperti yang sudah seringkali saya katakan, inilah kehidupan yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita harus benar-benar serius mulai mengubah arah hidup kita, jika yang kita inginkan adalah menikmti hidup di kekekalan. Tutuplah mata dan hati kita untuk kesenangan dunia saat ini, dan bukalah mata dan hati kita untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan, dan mulai membangun persekutuan dengan Tuhan di sisa umur kita yang masih ada.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

Disadur dari Renungan Kristen Hari Ini

PERUBAHAN DIRI ADALAH HARTA ABADI

Kita telah belajar bahwa setiap orang percaya harus mengalami pertumbuhan dalam pembaharuan pikiran. Jika orang percaya terus menerus berjuang untuk mengalami pertumbuhan dalam pembaharuan pikiran maka akan berdampak kepada perubahan diri. Jadi perubahan diri akan menjadi harta abadi bagi kehidupan setiap orang percaya.

Sebagai orang percaya kita perlu menyadari bahwa, waktu hidup di dunia ini akan menjadi sangat berharga dan hidup ini akan menjadi indah, kalau kita mau menyadari dengan sungguh-sungguh dan menerima kenyataan bahwa hidup di dunia ini hanya sebuah persiapan untuk masuk dalam kehidupan yang sesungguhnya yaitu kehidupan saat kita berada dibalik kematian, dimana kehidupan yang sesungguhnya itu ada pada langit baru dan bumi baru.

Orang percaya yang menyadari akan hal ini, akan sadar benar bahwa bila ia hidup hari ini, maka hidupnya akan diarahkan hanya untuk mengumpulkan harta abadi atau harta kekal yang tidak dapat binasa. Dan satu-satunya harta abadi yang bisa kita kumpulkan saat kita masih hidup di dunia ini adalah perubahan diri dari manusia berdosa menjadi pribadi yang berkodrat ilahi, atau dengan kalimat lain dapat dibahasakan mengambil bagian dalam kekudusan Allah.

Firman Tuhan katakan di dalam II Petrus 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Jadi orang percaya harus menyadari bahwa, kita telah dianugerahkan oleh Tuhan segala sesuatu yang berguna, bukan untuk mengejar harta dunia saat ini yang bisa dinikmati, tetapi apa yang yang dianugerahkan Tuhan itu supaya memampukan kita untuk hidup saleh, untuk hidup benar, untuk hidup kudus dihadapan-Nya, didalam pengenalan akan Allah.

Tentu hal ini butuh proses jadi bukan sesuatu yang instan dan prosesnya harus terus mengalir seiring dengan perjalanan waktu, sepanjang kita masih hidup di dunia ini.

Orang percaya yang bisa memiliki pola pikir seperti ini, akan selalu merasa bahwa setiap hari waktu hidupnya menjadi begitu berhaga, setiap detik, setiap menit, setiap jam dalam hari-hari hidup yang ia jalani. Kesadaran ini juga akan membuatnya terus berusaha untuk menghindari penggunaan waktu hidupnya menjadi sia-sia, bahkan ia akan berani menjauhkan diri dari teman-temannya yang memiliki cara hidup yang fasik, artinya orang-orang yang tidak takut akan Tuhan dan tidak menghormati Tuhan.

Orang percaya yang memiliki prinsip hidup ini akan sadar benar bahwa mengenal kebenaran Allah merupakan hal yang sangat berharga, dan lebih berharga dari apapun yang ada didunia ini, bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri.

Kalau sudah seperti ini maka fokus hidupnya sudah tidak lagi kepada apa yang bisa ia nikmati saat masih hidup di dunia ini, tetapi fokus hidupnya akan diarahkan hanya kepada Allah dan KerajaanNya, yaitu Langit Baru dan Bumi Baru.

Orang-orang percaya seperti ini sudah tidak lagi menjadi orang-orang yang egois, yang hidupnya hanya mau menang sendiri, dan tidak mau perduli dengan orang lain. Orang-orang seperti ini akan selalu berpikir bahwa apapun yang dilakukannya, ia mau supaya semuanya itu berkenan kepada Allah, bahkan ia akan berusaha untuk mempengaruhi orang lain supaya orang lainpun bisa melakukan hal yang sama.

Usaha untuk mempengaruhi orang lain supaya bisa hidup berkenan kepada Allah, adalah merupakan Real Ministry, atau pelayanan yang sesungguhnya, dan itulah yang Allah Bapa kehendaki, dimana hidup kita bisa menjadi berdampak, karena pelayanan yang sesungguhnya itu adalah, usaha untuk mewujudkan proses dikembalikannya manusia kepada rancangan Allah semula atau tujuan awal manusia diciptakan.

Kalau ada yang berpikir, “kan kita ini masih hidup di dunia?” ya, justru saat kita masih hidup di dunia inilah merupakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai orang percaya untuk merubah diri, mengalami pembaharuan pikiran, serta berjuang untuk bertumbuh didalam pengenalan akan Allah dengan benar supaya setiap detik, setiap menit, setiap jam, seluruh kehidupan kita bisa ditemukan Tuhan berkenan dihadapan-Nya.

Jadi kita tidak lagi sibuk hari-hari hanya untuk menyia-nyiakan waktu hidup kita dengan melakukan segala hal yang tidak memiliki nilai kekal, segala sesuatu yang tidak berdampak kekal.

Itulah kenapa firman Tuhan katakan di dalam Matius 6:19 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Jadi kita harus menyadari bahwa kalau kita masih mau mengumpulkan harta dibumi, itu artinya kita sedang menyia-nyiakan segala sesuatu yang baik, yang sudah Tuhan anugerahkan kepada kita supaya kita bisa hidup saleh, dan tinggal didalam kekudusan-Nya.

Orang yang masih berusaha untuk mengumpulkan harta di bumi sama dengan orang bodoh yang hanya hidup seperti orang yang sedang menjaring angin, yang pada akhirnya semua yang dikerjakannya akan menjadi sia-sia. Lebih tragis lagi hidup orang-orang seperti ini sesungguhnya sedang diarahkan oleh keinginannya, oleh hawa nafsunya, meluncur dengan bebas kedalam kebinasaan kekal.

Jadi kalau ada yang masih mau berkata “kita kan masih hidup didunia, masa hidup harus seekstrim itu?”. Firman Tuhan katakan didalam Pengkhotbah 6:9 Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

Oleh sebab itu seharusnya bagi orang percaya apa yang sedang dikejar oleh orang-orang dunia, anggaplah sebagai sebuah tontonan saja, dan tidak perlu kita ikuti, tetapi menontonpun apa yang sedang mereka lakukan menjadi kesia-siaan, karena kita hanya membuang waktu hidup kita yang berharga dengan percuma.

Akan menjadi berbeda dengan orang percaya yang menyadari bahwa masa hidupnya di dunia ini selama 70 – 80 tahun adalah kesempatan untuk merubah diri menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah, walaupun dalam proses perubahan diri menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah itu, ada tantangan, persoalan, masalah hidup yang terus dihadapinya, tetapi ia akan tetap setia karena ia sadar sungguh bahwa ia sedang mengerjakan hal yang paling berhaga yaitu mengumpulkan baginya harta kekal di sorga.

Fokus hidup orang-orang seperti ini setiap saat hanya tertuju kepada perubahan diri serta matanya akan terus memandang kepada langit baru dan bumi baru, yaitu Kerajaan Sorga.

Jadi ingat jangan lagi menyia-nyiakan waktu hidup ini, tetapi berusahalah untuk terus mengalami perubahan diri seperti yang Allah kehendaki, sebab perubahan diri itu adalah harta abadi, apabila suatu saat nanti kita kembali kepada Allah kita akan menikmati harta abadi tersebut yang sudah kita kumpulkan selama kita masih hidup di dunia ini.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

 

Disadur Dari Renungan Kristen Hari Ini