header image
 

All posts in August, 2015

Kuasa Doa

Matius 7 : 7-10

Doa adalah komunikasi dengan Bapa yang disorga, seperti yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus dan sebagaimana diperlihatkan dalam pengajaran-pengajaran para Nabi dan Rasul begitu juga dengan kehidupan orang-orang percaya dalam huhungannya dengan Allah, bahwa doa mengandung peranan penting dalam kehidupan mereka. Dalam kenyataan hidup saat ini banyak yang menyalah artikan doa, ada yang berdoa karena sedang mengalami kesulitan saja dan ada juga yang menggunakan doa seperti “mantra-mantra” bahkan ada yang sampai hilang kepercayaannya kepada Tuhan dan menganggap Tuhan itu tidak ada karena doanya tidak membawa perubahan dalam hidupnya. Inilah yang hendak kita bahas saat ini, bagaimana makna dan kuasa doa dalam hidup kita.

Jika dalam nats bacaan kita saat ini Tuhan Yesus mengatakan tentang hal pengabulan doa “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat” apakah kita mempercayai dan meyakininya?

Seperti yang telah dikatakan di atas tadi bahwa doa itu adalah komunikasi, melalui doa kita memperlihatkan kedekatan kita kepada Allah Bapa, sehingga doa tidak hanya soal meminta, namun banyak hal di dalam doa. Melalui doa kita meyakini kuasa Tuhan dalam hidup kita sebagai sumber kehidupan kita maka kita patut untuk bersyukur. Dalam doa juga kita meminta pengampunan dosa dari Tuhan, sehingga segala perbuatan kita yang tidak baik kita dapat mengakuinya kepada Allah melalui doa. Dan masih banyak hal-hal yang ingin kita sampaikan kepada Allah melalui doa, karena melalui doa adalah tempat kita mengungkapkan segala sesuatu yang kita rasakan dan kita lakukan kepada Allah. Ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dalam hal berdoa:

  1. Hubungan Bapa dan Anak

Siapa dari kita yang tidak mau memberikan yang terbaik bagi anaknya? Demikian Tuhan Yesus akan memberikan yang terbaik bagi anak-anakNya. Yang menjadi pergumulan bagi kita adalah apakah kita sudah benar-benar menjadi anakNya, apakah kita memang anak penurut perintah Tuhan? Maka jika “ia” tiada yang mustahil akan diberikan oleh Allah kepada kita. Jika Tuhan Yesus menyatakan hal pengabulan doa, kita tidak bisa memisahkan ucapan Yesus itu dengan ayat-ayat sebelumnya. Marilah kita renungkan hidup kita apakah saya sudah layak disebut anak Allah.

  1. Janganlah Berdoa seperti orang munafik (Matius 6: 5-6)

Berdoa bukan seperti hendak melantunkan sebuah puisi atau syair yang indah dan panjang-panjang dan bertele-tele dengan maksud supaya orang mengetahui kita pandai untuk berdoa dan supaya orang melihat bahwa kita taat ber-Tuhan. Maka Tuhan Yesus menjawab orang-orang seperti itu “Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya”. Bahwa ternyata mereka berdoa bukanlah untuk Tuhan tetapi adalah untuk mendapatkan kehormatan dari orang lain

  1. Kehendak Tuhan yang nyata

Dalam Matius 26:39 Tuhan Yesus mengatakan: “….tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”. Jika kita meminta permohonan kepada Tuhan bukanlah paksaan bahwa Tuhan harus mengabulkannya. Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kita dalam doa itu menyadari bahwa doa adalah komunikasi, kita menyerahkan sepenuhnya kehidupan kita kedalam tangan Tuhan, supaya kuasa Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita dan bukan kehendak kita. Dan kita percaya bahwa rancangan-rancangan Tuhan adalah yang terbaik dalam kehidupan kita. Apapun yang akan kita hadapi, namun kita telah menyerahkan kehidupan kita kepada Allah.

  1. Berdoa dengan roh dan akal budi

Firman Tuhan melalui Rasul Paulus dalam 1 Korintus 14: 15 menyatakan “…..Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku…”. Bahwa doa tidak cukup hanya kata-kata saja, namun doa itu juga harus nyata dalam kehidupan kita. Sekarang kita mengatakan “amin” untuk doa kita namun setelah itu kita masing juga hidup dalam keadaan bimbang bahkan masih mencari-cari kekuatan dunia untuk menyelesaikan masalah kita. Mari kita perlihatkan bahwa kita benar-benar orang yang berkeyakinan penuh dalam doa yang kita sampaikan kepada Allah. Di dalam pikiran dan perbuatan kita doa itu benar-benar dapat menguatkan dan meyakinkan dan juga mengubah sikap kita sesuai dengan perintah dan janji Tuhan. Amin

Disadur Dari Renungan Kristen

Mata Tuhan Melihat

Amsal 15 : 3 Mata Tuhan ada disegala tempat,mengawasi orang jahat dan baik.

Syalom Sahabat Agape…

Dijaman yang canggih ini,cctv bukan lagi barang asing untuk kita.Cctv merupakan kepanjangan dari closed circuit television, cctv saat ini bukan sekedar kebutuhan akan keamanan semata.Cctv pada masa sekarang sudah menjadi kebutuhan para eksekutif dan pemilik usaha,cctv sering digunakan untuk pengawasan seperti bank, bandara, pabrik besar maupun kecil, bahkan toko – toko diperkotaan maupun didaerah sudah memanfaatkan kegunaan cctv. Hal ini juga merupakan alat yang sangat penting untuk pengawasan jarak jauh.Dengan menggunakan alat ini,kita dapat mengawasi perilaku dari orang-orang yang ingin kita awasi.Baik dan buruknya sikap seseorang,terutama saat bekerja,akan terlihat jelas.Apalagi jika seseorang mencuri atau berbuat kejahatan ditempat-tempat umum tersebut diatas.

Sadarkah kita,kalau mata Tuhan selalu mengawasi kita setiap saat ? Bahkan kuasa-Nya tidak terbatas untuk melihat kita,bahkan dalam ruangan yang paling tersembunyi sekalipun.Ia mengawasi kita,saat kita sedang tidur,bekerja,bermain,belajar,jalan-jalan bersama teman,saat kita sedang menangis dalam kamar terkunci,saat kita marah terhadap orangtua,mencuri,dan melakukan hal-hal yang tidak berkenan sekalipun,mata-Nya tetap tertuju pada kita.Bahkan Ia bisa melihat sampai kedalam hati dan pikiran kita.

Karena itu Sahabat Agape,selalu lakukan dan katakan hal-hal yang baik dan berkenan dihadapan-Nya.Tidak ada yang tersembunyi dan tidak ada yang dapat kita sembunyikan dari-Nya.Kain yang membunuh saudaranya Habel,dan berpikir bahwa tidak ada seorangpun yang melihat,ternyata salah.Tuhan melihat dan tahu apa yang dilakukan Habel,dan memberikan hukuman atas perbuatan jahatnya itu (Kejadian 4).Walaupun kita sendirian,bersama-sama orang lain,apapun yang menjadi aktivitas kita,lakukan dan persembahkanlah itu untuk kemuliaan Tuhan.Biarlah Ia melihat kita anak-anakNya selalu melakukan hal-hal yang baik dan berkenan dihadapan-Nya.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

 Sekantong Beras Demi Anak

Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya. Jadi, berikan dorongan semangat buat sesama karena semangat dapat memacu orang untuk terus maju .

Ada sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang. Ibunya bersusah payah seorang diri membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak. Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah. Dimana setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.
Dan karena mengerti dengan keadaan ekonomi mereka, sang anak kemudian berkata kepada ibunya: ” Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah”. Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata, “Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana”.
Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya. Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.
Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.
Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata, ”Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran”. Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut. Pengawas kantinpun hanya bisa menerima dengan hati yang kecewa.

Awal Bulan berikutnya sang ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: “Masih dengan beras yang sama”. Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : “Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya”.
Sang ibu sedikit takut dan berkata, “Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana?”
Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata, “Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-macam jenis beras”.
Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.
Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata, “Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !”.
Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: “Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis”. Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.
Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: “Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi.”
Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.
Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.
Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: “Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu.”
Sang ibu buru- buru menolak dan berkata, “Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini.”
Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.
Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras. Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : “Inilah sang ibu dalam cerita tadi.”
Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar. Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: “Oh Mamaku………………”

Betapa indahnya jika kita bisa melakukan hal yang baik pada saat kita sebenarnya menderita. kisah di atas sangat menyetuh dengan perjuangan seorang ibu yang rela melakukan apapun juga demi sang anak meski dirinya menderita. pada masa-masa ini, jarang sekali kita menemukan pengorbanan demikian. Bahkan tidak sedikit di saat menderita kita malah ingin di perhatikan bukan memperhatikan kepada orang yg kita cintai. semoga dengan kisah ini bisa membuat kita berkorban pada saat kita mengalami penderitaan,pergumulan dan sebagainya. Sebab, sesungguhnya orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya. Jadi, berikan dorongan semangat buat sesama karena semangat dapat memacu orang untuk terus maju.
Tuhan Yesus memberkati kita semua
Amen

Disadur Dari Renungan Motivasi Kristen

Dengan Doa Melegakan Hati

Dr. Lin Ting Tung adalah orang Taiwan pertama yang menjadi dokter dan menjadi Kristen. Ini terjadi pada akhir abad ke-19. Ia bekerja di rumah sakit kecil yang dirintis oleh Dr. Maxwell,seorang misionaris Inggris. Ketika itu tingkat kesehatan masyarakat di Taiwan sangat rendah dan cara pengobatan masih sangat sederhana. Pada suatu hari seorang anak datang ke rumah sakit itu dan meminta obat untuk ibunya yang sedang demam akibat malaria. Anak ini berjalan lebih dari dua jam dari desanya ke rumah sakit melalui jalan setapak melewati hutan dan sawah. Ketika nama ibunya dipanggil, anak ini langsung bangkit dari bangkunya,meraih botol obat dan bergegas pulang. Sore harinya pukul lima , ketika kamar obat akan ditutup, seorang perawat tampak bingung dan berbisik, “Dokter Lin,botol obat untuk pasien malaria masih ada disini. Tetapi ada satu botol yang hilang. Isinya disinfektan. Dr. Lin terkejut,diperiksanya botol yang tertinggal, benar isinya obat malaria. Jadi, anak tadi membawa botol yang salah! Botol-botol dikamar obat itu memang berbentuk sama dan berwarna sama pula, baik obat malaria maupun disinfektan sama-sama cairan. “Celaka kita. ibu itu bisa mati. Disinfektan itu obat keras pembunuh kuman untuk kamar operasi. Kalau sampai diminum, usus bisa terbakar dan orang itu akan mati” ujar Dr. Lin dengan wajah pucat.
Segera mereka melaporkan peristiwa ini kepada Dr.Maxwell. Ia juga terkejut. “Sekarang pukul lima , anak itu pergi dari sini pukul tiga jadi Ia sudah hampir tiba. Tidak mungkin kita mengejarnya. Kita tidak tahu jalan kedesa itu” ujar Dr.Maxwell.
Dr. Maxwell termenung. lalu ia berkata, “Mulai hari ini semua obat keras tidak boleh diletakkan diatas meja. Sekarang panggil semua karyawan untuk berkumpul.Kita akan berdo’a.” Begitulah semua orang yang bekerja di rumah sakit itu berkumpul dan berdo’a. Dr. maxwell berdo’a, “Tuhan, kami telah membuat kecerobohan. Ampunilahkami.Nyawa seorang ibu sedang terancam. Tolonglah dia, cegahlah dia agar tidak meminum obat yang salah itu……” Setelah berdoa mereka melakukan aktivitas sepati biasa. Dr. Maxwell dan Dr. Lin hanya menyerahkan kejadian ini kepada Tuhan.

Malam harinya Dr. Lin berdinas malam. Ia harus bertanggung jawab atas kematian ibu ini. Esok harinya, ketika masih subuh pintu diketuk. Ternyata itu anak yang kemarin membawa botol yang keliru. Mukanya pucat ketakutan. Dr. Lin juga takut. Kedua orang itu berdiri saling memandang dengan gugup. Kemudian anak itu berkata, “Ma’af dokter. Kemarin saya bawa botol itu sambil berlari, lalu saya jatuh botol itu pecah dan isinya tumpah”. Dr. Lin yang masih terpaku karena gugup langsung bertanya, Kapan Jatuhnya? anak itu menjadi makin ketakutan, “Ma’af, dokter, saya baru datang sekarang. jatuhnya kemarin sore, menjelang gelap,” Dr. Lin langsung ingat : Menjelang gelap….itu adalah saat ketika semua karyawan rumah sakit berkumpul mendo’akan ibu anak ini! Jiwa ibu anak ini tertolong, isi botol yang salah itu tidak sampai terminum, karena botol itu pecah ditengah jalan.
Dengan keadaan yang tenang Dr. Lin lalu akan menggantikan obat yang baru untuk ibu dari anak tersebut. Setelah perginya anak itu,tiada henti-hentinya Dr. Lin mengucap syukur dengan pertolongan Tuhan. Begitu juga dengan anak tersebut, ia sangat bahagia ketika melihat ibunya sudah mulai membaik dari penyakit malaria.

Melalui kisah ini , kita bisa melihat cara-cara Tuhan bekerja. Bahkan dengan cara Dia bekerja tidak akan ada yang saling mempersalahkan satu sama lain. Bayangkan, apabila sampai obat yang salah itu di berikan kepada ibu dari anak tersebut? Apakah dirumah sakit tidak ada yang saling melemparkan tanggung jawab. Langkah sebagai orang percaya disaat ketakutan melanda kita adalah dengan doa, seperti yang dilakukan Dr. Maxwell. Hanya dengan Doalah maka kejadian yang paling ditakutkan akhirnya bisa diselesaikan dan bahkan akan melegakan hati. semoga kisah yang singkat ini akan menjadi pelajaran yang berarti buat kita semua.
Amen….
Tuhan Yesus Memberkati kita semua

 Disadur dari Renungan Motivasi Kristen

Rumah Yang Kekal

Baca : Yohanes 14

Nats Pembimbing : Yohanes 14 : 2 Dirumah BapaKu banyak tempat tinggal.Jika tidak demikian,tentu Aku mengatakannya kepadamu.Sebab Aku pergi kesitu untuk menyediakan tempat bagimu.

Syalom Sahabat Agape…

Semua orang pasti butuh tempat tinggal.Entah itu kamar kost-an,rumah kontrakan,rumah pribadi,rukan (rumah kantor)/ruko (rumah toko),dan sebagainya.Rumah adalah tempat kita mengawali dan mengakhiri segala aktivitas kita setiap hari ; tempat untuk berkumpul sekeluarga,tempat bekerja,berbagi kasih sayang,melakukan hobi,refreshing,tempat beribadah,dll.Karena itu semua orang menginginkan rumah menjadi tempat tinggal ideal,yang nyaman,bersih dan dapat melindungi keluarga dari cuaca ekstrim dan serangan pencuri.

Untuk dapat memiliki tempat tinggal/rumah yang mumpuni,dibutuhkan kerja keras dan ketekunan.Dengan bekerja,seseorang bisa menghasilkan sejumlah uang yang dapat dipakai untuk menyewa,membeli maupun merenovasi sebuah rumah.Jika kita memerlukan kerja keras dan ketekunan untuk dapat memiliki tempat tinggal dan tidak menjadi tunawisma didunia ini,maka demikian pula halnya dengan orang percaya dalam kehidupannya setelah kematian.Roh kita butuh tempat tinggal juga.

Tuhan Yesus telah naik kesurga untuk menyiapkan tempat bagi kita orang-orang percaya untuk tinggal bersama-sama dengan Bapa dalam rumah yang kekal.Karena itu,kita pun harus bekerja keras,tekun,setia dalam melayani,memberitakan injil keselamatan,agar kita dapat tetap memiliki rumah di surga yang telah disediakan untuk kita.Hanya mereka yang bertekun sampai akhir saja yang akan memiliki kunci kerajaan surga.Lakukan pekerjaan Tuhan dengan setia,dan terimalah kunci rumah Bapa.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

Makna Hari Ulang Tahun

Yesaya 46 : 4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus ; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

Syalom Sahabat Agape…Hari ini ayah saya berulangtahun yang ke 65 tahun.Sungguh suatu usia yang sangat diberkati Tuhan,dan kami sekeluarga sangat bersyukur untuk kehadirannya dalam kehidupan kami.Banyak hal yang telah kami lewati bersama,suka dan duka,khususnya dalam pertumbuhan iman dari setiap anggota keluarga kami.Sungguh Tuhan itu amat sangat baik dan luar biasa.Ia tak pernah meninggalkan kami dalam keadaan terpuruk sekalipun.

Sahabat Agape..Tidak sedikit dari kita yang merayakan ulangtahun dengan pesta,baik sederhana maupun mewah.Namun perlu kita sadari bahwa makna sesungguhnya dari ulangtahun bukanlah keberhasilan kita dalam menjalani hidup ini,bukanlah kesuksesan dan apa yang sudah kita raih dalam segala pergumulan dan tanggungjawab kita,melainkan penyertaan dan kasih Tuhan yang tiada batasnya untuk kita.Jika kita masih bisa menghirup udara dari setiap helaan nafas kita,maka itu adalah anugerah,dan sudah selayaknya kita persembahkan itu sebagai ucapan syukur kita,dalam perkataan,pikiran dan perbuatan setiap hari.Tuhan Yesus memberkati.Amin.

 

Oleh Admin Sekretariat

Anak Kerang

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengadu pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

“Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.” “Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi! tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara ; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transdensial untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”.

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transdensial tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki : menjadi ´kerang biasa´ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara´. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja´.

So..sahabat mungkin saat ini kamu sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka krn orang2 disekitar kamu..cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan didalam hatimu.. “Airmataku diperhitungkan Tuhan..dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara2…”

Disadur Dari Ilustrasi SSM

Kisah Pita Kuning

Matius 18 : 21-22 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Tuhan Yesus :”Tuhan,sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya : “Bukan! Aku berkata kepadamu : Bukan sampai tujuh kali,melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Pada tahun 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tidak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam- malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.
Satu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia naik bis menuju ke utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama-sama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Sex, gambling, drug. Dia menikmati semuanya.
Bulan berlalu. Tahun berlalu. Bisnisnya gagal, dan ia mulai kekurangan uang. Lalu dia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu uang orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara, dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.
Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan istrinya. Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada istrinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai isteri dan anak-anaknya. Dia berharap dia masih boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suratnya dengan menulis, “Sayang, engkau tidak perlu menunggu aku. Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukah kau nyatakan? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatkanlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota. Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji aku tidak akan pernah lagi menganggu engkau dan anak-anak seumur hidupku.”
Akhirnya hari pelepasannya tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima surat balasan dari isterinya. Dia tidak tahu apakah isterinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya? Dia naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Seisi bis mendengar ceritanya, dan mereka meminta kepada sopir bus itu, “Tolong, pas lewat White Oak, jalan pelan- pelan…kita mesti lihat apa yang akan terjadi…”
Hatinya berdebar-debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras. Akhirnya dia melihat pohon itu. Air mata menetas di matanya…
Dia tidak melihat sehelai pita kuning…
Tidak ada sehelai pita kuning….
Tidak ada sehelai……
Melainkan ada seratus helai pita-pita kuning….bergantungan di pohon beringin itu…Ooh…seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning…!!!
Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Sang sopir langsung menelpon surat kabar dan menceritakan kisah ini. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu, “Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree”, dan ketika album ini di-rilis pada bulan Februari 1973, langsung menjadi hits pada bulan April 1973.Sebuah lagu yang manis, namun mungkin masih lebih manis jika kita melakukan apa yang disiratkan oleh liriknya.
Yellow Ribbon
ON ROUND THE OLD OAK TREE ON ROUND THE OLD OAK TREE
I’m coming’ home, I’ve done my time
Now I’ve got to know what is and isn’t mine
If you received my letter telling you I’d soon be free
Then you’ll know just what to do
If you still want me
If you still want me
Whoa, tie a yellow ribbon ’round the old oak tree
It’s been three long years
Do ya still want me?
If I don’t see a ribbon round the old oak tree
I’ll stay on the bus
Forget about us
Put the blame on me
If I don’t see a yellow ribbon round the old oak tree
Bus driver, please look for me
’cause I couldn’t bear to see what I might see
I’m really still in prison
And my love, she holds the key
A simple yellow ribbons what I need to set me free
I wrote and told her please
Whoa, tie a yellow ribbon round the old oak tree
It’s been three long years
Do ya still want me?
If I don’t see a ribbon round the old oak tree
I’ll stay on the bus
Forget about us
Put the blame on me
If I don’t see a yellow ribbon round the old oak tree
Now the whole damned bus is cheering
And I can’t believe I see
A hundred yellow ribbons round the old oak tree
I’m coming home
I’m coming’ home, I’ve done my time
Now I’ve got to know what is and isn’t mine
If you received my letter telling you I’d soon be free
Then you’ll know just what to do
If you still want me
If you still want me
Whoa, tie a yellow ribbon ’round the old oak tree
It’s been three long years
Do ya still want me?
If I don’t see a ribbon round the old oak tree
I’ll stay on the bus
Forget about us
Put the blame on me
If I don’t see a yellow ribbon round the old oak tree
Bus driver, please look for me
’cause I couldn’t bear to see what I might see
I’m really still in prison
And my love, she holds the key
A simple yellow ribbons what I need to set me free
I wrote and told her please
Whoa, tie a yellow ribbon round the old oak tree
It’s been three long years
Do ya still want me?
If I don’t see a ribbon round the old oak tree
I’ll stay on the bus
Forget about us
Put the blame on me
If I don’t see a yellow ribbon round the old oak tree
Now the whole damned bus is cheering
And I can’t believe I see
A hundred yellow ribbons round the old oak tree
I’m coming home

Disadur Dari Renungan Motivasi Kristen

Sepotong Kain Yang Berharga

Syalom Sahabat Agape..

Tidak terasa kita sudah memasuki minggu keempat dibulan Agustus 2015.Betapa besar penyertaan dan kasih setia Tuhan Yesus dalam kehidupan kita semua.Begitu banyak pergumulan dan tantangan yang harus kita hadapai.Bukan hanya orang dewasa,bahkan seorang anak kecil pun mempunyai tantangan hidupnya masing-masing;mungkin dengan teman,guru,pengenalan akan lingkungan dan sebagainya.Seringkali dalam menghadapi semua persoalan hidup,kita merasa tidak berarti,merasa begitu kecil,tidak berharga dan dipandang sebelah mata.

Jika kita diumpamakan sebagai sepotong kain,akan menjadi apakah kita ? Ditangan seorang penjahit,sepotong kain bisa dibentuk menjadi apa saja.Sebuah saputangan,syal,dasi,taplak meja kecil,pita rambut,bahkan hanya sebuah kain lap.Tetapi tidaklah penting,akan dibentuk menjadi apa kain tersebut.Yang terpenting adalah bagaimana fungsi kain yang telah dibentuk itu.Apa yang menjadi kegunaannya.Seindah-indahnya sebuah syal/dasi,tidaklah berguna jika hanya dipajang saja.Demikian pula sepotong kain lap,tidaklah bermanfaat jika hanya disimpan didalam lemari saja.Semuanya akan menjadi berguna jika difungsikan dengan baik sesuai awal pembentukannya.

Sahabat Agape,masihkah kita merasa demikian kecil dan tidak berguna ? Jika seorang penjahit mampu membuat sepotong kain,bahkan kain perca (sisa) sekalipun menjadi sesuatu yang berguna,apalagi Bapa kita yang di surga.Ia membentuk kita dengan suatu rencana yang indah,yang memiliki fungsi dan kegunaan,yang sangat berharga dimata-Nya.Jika kita sedang menghadapi begitu banyak tantangan dan rintangan dalam hidup,yakin dan syukurilah,kalau Allah sedang memakai kita untuk pekerjaan-Nya didunia ini,untuk menjadikan hidup kita teladan dan berkat bagi orang-orang disekitar kita.Ia sangat mengasihi kita,dan Ia tidak akan pernah membuang kita,sekalipun kita merasa bahwa kita ini cuma sepotong kain lap yang tidak berharga.Namun ditangan-Nya,Ia mau menjadikan kita berguna dalam pekerjaan-Nya.Maukah Sahabat Agape dipakai oleh-Nya sesuai fungsi dan kegunaan Sahabat ? Amin.

Yesaya 43 : 4 Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia,   dan Aku ini mengasihi  engkau,…

Oleh Admin Sekretariat

Mendengar Dan Melakukan
Lukas 6:47-49 – “Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya–Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan–,ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”
Ketika kita membangun sebuah rumah terlebih dulu melihat kondisi atau keadaan tanah yang akan dibangun, apakah tanah itu labil atau memang pas untuk di bangun sebuah rumah. Dan bahkan menggunakan bahan-bahan yang baik supaya bangunan tersebut dapat bertahan lama serta kokoh saat menghadapi cuaca ekstrim yang terjadi. Begitu juga dalam lukas 6:47-49 tentang dua macam dasar. Dasar apa yang dimaksud disini adalah dasar hidup kita yaitu iman dan iman hakekatnya mati tanpa disertai oleh tindakan. Akan tetapi seringkali kita mengabaikan dasar- dasar itu, sebagai contoh setiap minggu kita beribadah akan tetapi apa yang kita lakukan, kita katakan kadang menyimpang dari apa yang kita dengar waktu ibadah. Hidup kekristenan adalah ibarat bangunan dimana setiap diri kita harus dibekali dasar yang kuat karena banyak sekali hal-hal yang dapat merobohkan kita, badai ataupun segala pergumulan yang kita hadapi dan kita juga harus menjadikan semua pergumulan itu acuan supaya bangunan iman kita menjadi kokoh. Sebuah refleksi yang perlu kita lakukan yaitu sudahkah kita mendengar dan melakukan atau mendengar dan  tidak melakukan atau tidak mendengar dan tidak melakukan??
Disadur Dari Renungan Harian
« Older Entries