header image
 

All posts in July 9th, 2015

Syalom Sahabat Agape…Ini adalah sebagian foto-foto perjalanan pelayanan jemaat GMIT Agape dari masa yang lalu,antara lain pembangunan gedung gereja,pelayanan Baptisan Kudus,ibadah malam natal,ret-ret persekutuan doa tahun 1986 di Salatiga dll.Hendaknya semangat untuk melayani Tuhan dan sesama dalam diri setiap Sahabat Agape terus bertumbuh dan semakin besar saat ini dan dimasa yang akan datang.Tangan kasih Tuhan akan selalu menyertai dan memberkati pelayanan seluruh jemaat untuk kemuliaan dan kebesaran-Nya.Amin.

 

Sumber : dokumentasi pribadi alm.H.F.L.Nussy

Sumber : dokumentasi pribadi Ibu Linda Shia Aging,sbb :

Ilustrasi :  Apakah “Gubukmu” Terbakar ?

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatu pun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai. Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.

Dia sedih dan marah. “Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?” dia menangis. Pagi-pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya. “Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?” tanya pria itu kepada penyelamatnya. “Kami melihat tanda asapmu”, jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu “tanda asap” bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata, “Itu tidak mungkin.”
Tuhan berkata, “Tidak ada hal yang tidak mungkin.” (Lukas 18:27)

Kamu berkata, “aku terlalu capai.”
Tuhan berkata, “Aku akan memberikan kelegaan padamu.” (Matius 11:28)

Kamu berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintai aku.”
Tuhan berkata, “Aku mencintaimu.” (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)

Kamu berkata, “Aku tidak bisa meneruskan.”
Tuhan berkata, “Kasih karuniaKu cukup.” (2 Korintus 12:9 – Mazmur 91:15)

Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, percayalah ada saat-saat di mana kita merasa bahwa “gubuk” kita terbakar.

“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.” (Yesaya 54:10)

 

Disadur Dari Sahabat Doa Kristen

Ilustrasi : Perahu Mainan

Seorang bocah laki-laki membuat sebuah perahu mainan. Dengan penuh kegembiraan dia membawanya ke danau yang tenang. Tetapi karena terbawa air, perahu itu menjauh darinya sehingga tidak terjangkau oleh tangannya yang pendek. Dalam keputus-asaannya, dia minta tolong kepada seorang anak laki-laki yang lebih besar.

Begitu terkejutnya dia ketika anak itu mengambil beberapa kerikil dan mulai melempari perahunya dengan batu itu.
“Hei, jangan lempari perahuku…”, seru bocah itu, karena mengira anak itu tidak bermaksud menolongnya, tapi justru mau merusak perahu mainannya.

“Coba lihat dulu. Perhatikan apa yang terjadi”, kata anak itu. Ketika bocah itu memperhatikan dengan seksama, ternyata batu itu tidak mengenai perahunya, tetapi MELAMPAUINYA.
Setiap kali batu itu memukul air, timbul ombak kecil yang mendorong perahu itu ke tepi danau.
Setiap lemparan batu sudah DIRENCANAKAN dan pada akhirnya perahu kecil itu berada dalam jangkauannya.
Betapa gembiranya bocah itu karena mainan kebanggaannya telah kembali.

Pesan Moral :
Kadang hal-hal dalam kehidupan anda tidak bisa dimengerti. Anda merasa dihajar dan disiksa, tapi cobalah MENUNGGU sejenak, maka anda akan melihat bahwa setiap pencobaan atau hajaran itu seperti batu yang dilemparkan ke telaga kehidupan anda yang tenang.

Mazmur 119:144
“Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup.”

 ✽ Setiap Hajaran dan Lemparan itu justru MENDEKATKAN anda kepada TUHAN

Disadur Dari Sahabat Doa Kristen

LONELY

Ayat Bacaan: Yesaya 49:15
=====================

Beberapa hari yang lalu saya sempat ngobrol dengan seorang teman yang tinggal di luar negeri.Ada satu kata2nya yang sempat membuat saya tercengang. “Too many lonely people in this lonely planet..” Itu diucapkannya, ketika dia menggambarkan keadaannya yang jauh dari orangtua dan sanak saudara, dan tidak punya siapapun untuk berbagi. Memang, sepanjang hidup kita, ada saat2 dimana kita merasa kesepian. Kesepian pada dasarnya adalah suatu fase dimana kita merasa tidak diperhatikan, tidak dipeduli, tidak dicintai atau merasa tidak penting bagi orang lain. Hal ini sering timbul ketika kita tidak mendapatkan kasih sayang atau perhatian sebanyak yang kita harapkan. Atau pada saat kita mengalami kebosanan, melihat pasangan2 disekitar kita, penyakit, putus cinta dan sebagainya. Rasa kesepian juga bisa menimbulkan rasa tertekan, tidak punya gairah hidup, perasaan hampa, dan sebagainya.

Saya pernah mendengar seseorang berkata..”mungkin sudah takdir untuk hidup sendiri..” atau yg lebih ekstrim, “..apa dosaku sehingga aku harus merasa kesepian..”. Benarkah kesepian ini akibat dari dosa? Benarkah Tuhan tega membiarkan anak2nya menderita dan mengalami kesepian?

Memang, dalam banyak kasus, kesepian itu muncul akibat kesalahan kita sendiri. Misalnya? terlalu mengasihani diri secara berlebihan, perilaku kita yang kurang baik di mata orang2 disekitar kita dan lain2. Bisa juga diakibatkan oleh situasi, dimana kita tidak bisa berada dekat dengan orang2 yang kita sayangi. Tapi salah besar kalau kita menggeneralisir bahwa semua kesepian itu buruk adanya. Kesepian juga bisa datang dari Tuhan loh!

Dari alkitab, kita tahu bahwa Tuhan pernah mengijinkan beberapa orang mengalami saat2 kesepian, dgn maksud untuk mengajar mereka agar percaya, berserah dan bergantung sepenuhnya padaNya. Lihat Daud, bertahun2 mengembara sendirian dengan domba2nya, atau kisah Yusuf yang dikucilkan saudara2nya, hidup sebagai budak dan dipenjarakan. Ada juga nabi Elia, Rasul Paulus, dan sebagainya. Seringkali, Tuhan membiarkan rasa kesepian itu timbul, untuk melatih dan mengasah seseorang agar lebih kuat, agar lebih mendekatkan diri padaNya, berserah sepenuhnya, dan nantinya mereka2 ini akan dipakai secara luar biasa olehNya.

Tapi, selama masa2 kesepian itu, apakah Tuhan meninggalkan kita? Tidak..tidak.. Tuhan TIDAK pernah dan TIDAK AKAN pernah meninggalkan kita. Ibrani 13:5 secara singkat berkata: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. Atau ayat yang saya kutip diatas, berbunyi: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Tuhan tidak pernah ingkar akan janjinya. Jadi kita tidak perlu takut. Bahkan dalam tingkat kesulitan hidup yang paling berat sekalipun, Dia tetap menyertai setiap anak2Nya. Ingat dalam kitab Keluaran, bagaimana Tuhan beserta dan menuntun bangsa Israel dengan tiang awan yang melindungi panas terik di siang hari, dan tiang api untuk menerangi mereka saat malam hari? Haleluya. Dia akan selalu membuka tanganNya untuk menyambut kita , dan ingin kita tetap berada didekatNya. Tinggal kita yang memilih, ketika kita berada di padang gurun sendirian, akankah kita mendekat kepadaNya atau semakin jauh?

Karena itu, saudara2 yang terkasih didalam Yesus, even in your loneliest time, you’ll never be alone. Ada Bapa yang tetap menyertai kita, senantiasa sepanjang hidup kita. Luangkan waktu Anda untuk berbicara padaNya, setidaknya setiap pagi dan malam, dan rasakan, bahwa kita ternyata tidak pernah sendirian.

Relasi dengan Tuhan adalah kunci kekuatan Kekristenan. Kita tidak akan kesepian, karena ada Allah yang tetap setia menyertai kita.

 

Disadur Dari Renungan OnLine

 

AYAH PEMARAH (2)

Firman Tuhan yang saya angkat menjadi ayat bacaan hari ini memperingatkan para ayah agar jangan melupakan tugas mereka terhadap anak-anaknya dengan cukup keras. “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” (Efesus 6:4). Dalam bahasa Inggris (Amplified) bunyi ayat ini adalah seperti berikut: “Fathers, do not irritate and provoke your children to anger [do not exasperate them to resentment], but rear them [tenderly] in the training and discipline and the counsel and admonition of the Lord.” Wahai para ayah, berhentilah memprovokasi anak-anak dengan sikap yang keras dan kasar. Tetapi didik dan disiplinkan mereka dengan pengenalan akan Tuhan. Para ayah, jangan keliru mempergunakan otoritas anda. Jangan membuat anak-anak menjadi malas bertemu dengan anda. Jangan sampai mendengar suara mobil anda saja mereka sudah menggigil ketakutan dan berlari masuk ke kamar. Jangan sampai mereka langsung ciut dan rusak moodnya saat melihat anda datang, memandang anda bagai aura gelap yang memadamkan cahaya bahagia di rumah.

Apa yang seharusnya dilakukan para ayah? Kembali kepada ayat bacaan kita hari ini, disana dikatakan seorang ayah seharusnya memperlakukan anaknya dengan lembut, sedemikian rupa sehingga anda bisa mendidik mereka baik dalam hal etika, sopan santun, disiplin dan terlebih dalam pengenalan akan Tuhan. Itu yang seharusnya menjadi tugas ayah. Tidak peduli seberat apapun kita bekerja untuk mencari nafkah di luar sana, masih ada tugas-tugas kita sebagai suami dan ayah yang harus dijalankan dengan benar dalam keluarga.

Dalam surat lainnya kita kembali menemukan peringatan untuk ayah, yaitu dalam Kolose. Disana dikatakan: “Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3:21). Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan “Fathers, do not provoke or irritate or fret your children [do not be hard on them or harass them], lest they become discouraged and sullen and morose and feel inferior and frustrated. [Do not break their spirit.]”. Kali ini Paulus menyinggung soal tawar hati yang bisa dimiliki oleh anak-anak melalui figur ayah yang tidak dijalankan dengan baik atau otoritas yang diartikan secara keliru. Tawar hati ketika dijabarkan sesuai versi Inggrisnya menjadi kehilangan kepercayaan diri, murung, pahit, rendah diri, patah semangat bahkan frustasi. Berawal dari berbagai perasaan negatif ini mereka bisa timbul menjadi pribadi-pribadi yang bermasalah. Tentu tidak ada satupun orang tua yang ingin hal ini terjadi bukan? Oleh karena itu, kita sebagai para ayah baik yang sudah memiliki anak atau yang kelak menjadi ayah harus memperhatikan hal ini.

Anak-anak butuh dikenalkan kepada firman Tuhan sejak dini. Hanya menyerahkan kepada para guru sekolah minggu atau pendidikan formal tidaklah cukup, sebab firman Tuhan secara jelas menyatakan sebagai orang tua “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7). Lebih daripada itu orang tua pun harus pula menjadi teladan terhadap ketaatan akan firman Tuhan yang kita ajarkan. (ay 9-10). Anak-anak akan selalu mencontoh bagaimana sikap orang tuanya, oleh karena itulah kita juga harus benar-benar memperhatikan cara hidup kita disamping mengajarkannya berulang-ulang kepada mereka.

 

Disadur Dari Renungan OnLine

 

 

AYAH PEMARAH (1)

Ayat bacaan: Efesus 6:4
=================
“Fathers, do not irritate and provoke your children to anger [do not exasperate them to resentment], but rear them [tenderly] in the training and discipline and the counsel and admonition of the Lord.”

Saya masih ingin mendasarkan renungan hari ini pada film “The Angriest Man in Brooklyn”. Kali ini saya akan lebih fokus kepada salah satu hubungan yang ingin diperbaiki oleh sang tokoh utama, yaitu antara dia dan anaknya. Ia sempat marah besar terhadap sang anak karena menolak untuk melanjutkan firma milik ayahnya dan lebih memilih untuk menekuni karir sebagai penari profesional. Si ayah memaksakan kehendaknya dan mengamuk habis-habisan. Ia kemudian mengusir anaknya dan membuang semua kartu nama yang sudah ia bikin ke jalan dari jendela atas. Ketika ia menyadari bahwa umurnya tinggal sebentar lagi, ia pun berusaha keras untuk memperbaiki hubungan. Sebuah adegan pemulihan yang digambarkan lewat adegan ayah yang berdansa dengan anaknya sangat mengharukan. Si anak memaafkan anaknya dan kembali merajut hubungan yang erat seperti saat ia masih kecil dengan ayahnya dan berada di sisi sang ayah hingga ajal menjemput.

Ada banyak hubungan antara ayah dan anak yang rusak di dalam keluarga. Ada yang beruntung masih sempat dipulihkan seperti kisah film tadi, tapi tidak sedikit pula yang terlambat atau sama sekali tidak pernah pulih. Benar, ada kalanya anak-anak bersikap buruk, bandel dan melawan sehingga hukuman memang kerap harus diberikan. Tetapi seringkali seorang ayah menjalani otoritasnya terlalu berlebihan. Para ayah ini bersikap terlalu keras dan kasar terhadap anaknya. Dengan alasan agar anak tidak menjadi besar kepala, mereka tidak mau memuji setiap perbuatan atau pencapaian baik dari si anak, tetapi akan marah habis-habisan kalau anaknya gagal menampilkan performa terbaik mereka. Gampang protes, mudah marah, tapi sulit memuji. Dan itu seringkali melukai hubungan antara ayah dan anak yang seharusnya bisa membuat si anak tumbuh menjadi lebih bijaksana dan tidak mengalami kerusakan gambar diri.

Seorang pendeta bercerita dalam konseling-konseling yang ia lakukan ia menemukan sebuah kesimpulan bahwa rata-rata dari mereka yang bermasalah ternyata berawal dari kehilangan figur ayah dalam hidup mereka. Itulah akar permasalahan yang paling sering ia temukan. Akarnya satu, yaitu kehilangan figur ayah, namun outputnya bisa timbul dalam bentuk masalah yang berbeda-beda. Ada yang bermasalah dengan kepribadian seperti menjadi tertutup, suka menyendiri atau menjadi orang yang selalu haus perhatian, mencari kebahagiaan lewat obat-obatan terlarang, terlibat pergaulan yang salah bahkan ada pula yang terjebak dalam seks bebas karena mereka selalu haus akan kasih sayang. Ada yang kemudian menjadi orang yang bersifat kejam dan banyak lagi bentuk-bentuk deviasi atau penyimpangan yang kemudian terbentuk pada diri seseorang bermula dari ketidakadaan figur seorang ayah dalam masa lalu mereka.

Banyak ayah yang dengan mudah menyerahkan tanggung jawab mengurus anak kepada ibu. Mereka mengira bahwa sebagai kepala rumah tangga tanggung jawab mereka hanya satu, yaitu cari uang. Mereka lupa peran sebagai suami dan ayah di rumah. Mengapa tidak, saya kan bekerja dari pagi sampai malam, sementara istri hanya diam di rumah? Wajar dong kalau saya tidak lagi punya waktu dan berminat untuk mengurusi perihal anak. Itu alasan yang sudah sangat umum dikemukakan oleh banyak ayah. Yang lebih memprihatinkan, ada banyak pula diantara para ibu yang juga melemparkan tanggung jawab ini kepada orang lain, baby sitter atau pembantu misalnya, karena mereka tidak mau repot. Jika hilang figur ayah saja sudah berat, apalagi hilang dua-duanya. Hal seperti ini jelas akan mengganggu pertumbuhan kepribadian mereka yang dapat berakibat fatal bagi masa depan anak-anak.

Mari kita kembali fokus kepada figur ayah, Alkitab berulang kali menyatakan betapa pentingnya bagi seorang ayah untuk berperan aktif secara langsung dalam pertumbuhan anaknya sejak kecil hingga beranjak dewasa. Meski peran ibu teramat sangat penting, figur ayah pun tidaklah kalah pentingnya. Anda bisa lihat bagaimana perilaku banyak anak yang tumbuh dibesarkan hanya oleh ibu tanpa ada figur ayah. Bagaimana jika kita sebagai ayah sudah terlalu capai bekerja? Itu tidak cukup sebagai alasan, karena biar bagaimanapun kita masih harus bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Bayangkan jika kita menjadi ayah-ayah yang kaku, kasar, tidak mau tahu terhadap mereka, terlalu keras bahkan ringan tangan, apa akibatnya nanti masa depan mereka?

(bersambung)

 

Disadur Dari Renungan Harian OnLine

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ibadah dalam bentuk PA-Rabu 24 Juni 2015

???????????????????????????????

Pimpin diskusi & Nara sumber : Ev.Immanuel Meok,M.Div (Perkantas)

Ayat diskusi :

  1. Kisah Para Rasul 18 : 1-5
  2. 2 Korintus 11 : 7-9
  3. 1 Korintus 9 : 14-15
  4. 1 Korintus 4 : 11-12
  5. Kisah Para Rasul 20 : 31-35
  6. 1 Tesalonika 2 : 9
  7. 2 Tesalonika 3 : 6-10

Pertanyaan & Jawaban (Q & A) :

  1. Q: Menurut anda,apa yang dimaksud dengan pelayanan pemberitaan injil ? A : Pelayanan pemberitaan injil adalah pekerjaan untuk memberitakan/bersaksi tentang Yesus sebagai Juruselamat,Anak Allah yang hidup untuk menebus dosa-dosa manusia.
  2. Q : Apa yang menyebabkan orang ingin terlibat dalam pelayanan (gerejawi) ? (Sebutkan 3-5 kemungkinan motivasi yang salah dan benar). A : Motivasi yang salah : Mencari ketenaran diri sendiri,sebagai pelarian karena berbagai-bagai hal duniawi,mencari keuntungan material,dll.Motivasi yang benar : Untuk kemuliaan nama Tuhan,sebagai wujud ucapan syukur,sebagai wujud kasi kepada Tuhan dan sesama.
  3. Q : Apa yang dilakukan rasul Paulus dalam mendukung pelayanannya? A : Bekerja keras dan tekun sebagai pembuat dan penjual kemah (tenda) kulit.
  4. Q : Bagaimana sikap Paulus dalam mengerjakan pekerjaan tangannya itu ? A : Ia bekerja keras & berat siang malam.
  5. Q : Apa yang menjadi alasan rasul Paulus untuk bekerja keras dengan tangannya,ketika dia sedang melakukan pemberitaan injil ? A : Untuk memberikan teladan bagi semua orang,membantu rekan-rekan seperjalanan dan agar tidak menjadi beban bagi orang lain.
  6. Q : Apakah ada tanda-tanda bahwa rasul Paulus menggantungkan segala keperluan hidupnya dari jemaat ? A : Tidak ada,karena ia tidak mau menjadi beban bagi siapapun (kecuali pada saat ia menerima bantuan untuk pelayanan dari jemaat di Makedonia).
  7. Q : Apa pandangan rasul Paulus mengenai hak-hak seorang pemberita injil ? A : Bahwa seorang pemberita injil berhak hidup dari injil itu sendiri (dalam hal menerima upah,walaupun ia sendiri tidak mengambil haknya ; karena baginya lebih baik memberi daripada menerima).
  8. Q : Menurut Anda,apa perlu orang-orang yang terlibat dalam pelayanan pemberitaan injil ditunjang hidupnya secara finansial ? Mengapa ya ? Mengapa tidak ?A : Ya,perlu.Agar supaya dalam pekerjaannya untuk pelayanan pemberitaan injil dapat dilakukan secara maksimal.
  9. Q : Apakah anda sebagai pelayan/aktivis gereja juga berhak mendapatkan upah dalam pelayanan ? Mengapa ya?Mengapa tidak ? A : Seorang pelayan atau aktivis gereja berhak untuk mendapatkan upah atas pekerjaan pelayanannya jika ia memang sepenuhnya bekerja untuk pelayanan itu sendiri sesuai dengan haknya.Tetapi jika memang ia sudah tercukupi untuk kebutuhan hidupnya (dan keluarganya)sehari-hari,dan bila ia ingin memberikan kembali hak atas upahnya untuk pelayanan gereja lainnya,maka itu lebih baik (kembali lagipada ayat tersebut).
  10. Q : Sebutkan minimal 3 teladan yang dapat anda ikuti dari sikap Paulus dalam pelayanan ! A : Teladan Paulus : rendah hati,gigih,berani,tidak putus asa,bekerja keras dan bertanggungjawab bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga pada rekan-rekan sepelayanan,dan Paulus selalu bersungguh-sungguh dalam pelayanan pemberitaan injil.
  11. Q : Tindakan konkrit apa yang dapat anda lakukan berkaitan dengan mendukung pengembangan pemberitaan injil ? A : Tindakan konkrit yang dapat dilakukan adalah memberikan semua sumber daya yang kita punya untuk pengembangan pemberitaan injil.Sumber daya tersebut adalah sumber daya material (misalnya uang persembahan) dan non material,yaitu diri,waktu dan tenaga kita untuk dipakai sebagai kesaksian yang hidup.

Amin.

 MC : Sdri.Pricilla Daud / Multimedia : Sdri.Laura Guinta / Pemusik : Kak Edwin / Singer : Ibu Thres Adrianto / Kehadiran : L/P : 13/27 orang/Tempat : Lt.2 gedung GMIT Agape / Waktu : 18.00-20.00 wita

 

 

 

???????????????????????????????

Tema : Bertahan Dalam Pencobaan

Pembicara : Ibu Linda Kisek

Bacaan : Yakobus 1 : 12-18

Nats Renungan : Yakobus 1 : 12

Kesuksesan seseorang selalu diawali dengan berbagai kesulitan dan pencobaan.Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya dalam menghadapi pecobaan?Biasanya ada dua sikap yang menunjukkan siapa diri kia yang sesungguhnya,yaitu :

1.Semakin dekat dengan Tuhan dalam menghadapi pencobaan

2.Semakin jauh dari Tuhan

Yakobus berkata bahwa kita harus bertahan dalam menghadapi pencobaan,yaitu tidak mundur sampai titik darah penghabisan,tetap pada posisi kita,menahan diri dari berbagai cobaan,tidak menyerah,bertahan sesuai waktu yang ditetapkan Tuhan.

Kita dapat bertahan dalam pencobaan dengan cara beriman (bergantung pada Allah yang berkuasa atas pencobaan→Efesus 6 : 16).Bertahan berarti tetap berada pada jalan kebenaran dan bukan dengan jalan pintas.Orang yang bisa bertahan adalah orang yang sungguh-sungguh percaya pada Tuhan.Amin.

MC : Aci Wanny/Kehadiran : 32 orang

IMG_2782