header image
 

All posts in July 2nd, 2015

BERSERAH KEPADA ALLAH

Kalimat ini sangat sering kita dengar diucapkan orang-orang beriman dalam percakapan mereka sehari-hari, baik di gereja maupun di luar gereja, di pasar- pasar, di mal-mal, di jalan atau di tempat-tempat lain. Kadang orang mengucapkan perkataan ini tidak memahami maknanya secara jelas, karena “berserah” sering rancu dengan “pasrah”. Padahal bila kita mau menyelidiki maknanya akan kita temukan perbedaan yang cukup jauh, sehingga dalam memahami kalimat “Berserah kepada Allah” mempunyai pengertian yang tepat dan jelas sesuai dengan yang dimaksud dengan pengajaran Tuhan Yesus.

Berserah adalah kata kerja aktif yang bermakna menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah karena percaya, bahwa Allah akan memeliharanya dan memberikan yang terbaik kepadanya. Sedangkan Pasrah adalah kata kerja pasif yang bermakna menyerahkan segalanya kepada Allah karena ia sudah tidak berdaya lagi, atau telah menyerah kalah, tidak dapat melawan lagi. Didalam kerohanian jelas sekali perbedaannya, berserah adalah tindakan iman yang mempersilahkan Tuhan untuk campur tangan dalam hidupnya, sedangkan pasrah adalah ungkapan yang mencerminkan keputus-asaan, bukan karena iman.

Pengajaran Tuhan Yesus mengenai “Berserah“ dapat kita ketemukan dalam Injil, yang pada dasarnya dapat kita bedakan menjadi dua prinsip, yaitu:

Prinsip pertama adalah Hidup Menurut Roh.

Mat.11:28-30 Marilah kepadaku , semua yang letih dan lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikulah kuk yang kupasang dan belajarlah pada Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.

Ini adalah perkataan Tuhan Yesus yang dengan terbuka mengajak kita untuk datang dan menyerahkan hidup kita kepadanya, dengan janji akan diberikan kelegaan dan ketenangan hidup. Tetapi yang datang kepadaNya akan diberi beban atau kuk, yaitu pelajaran untuk memikul salib atau pelajaran untuk mengendalikan diri sehingga dapat hidup menurut Roh. Adalah suatu beban yang tidak berat bila kita mau datang dengan sukarela dan percaya kepadaNya. Jiwa kita akan menjadi tenang, karena semua persoalan hidup sudah dipercayakan kepada Tuhan dan  percaya bahwa Tuhan akan mengatur segalanya.. Maka tidak ada lagi perasaan kuatir dalam hati dan tidak ada ambisi untuk melakukan segala sesuatu yang diluar kemampuan diri sendiri. Sehingga mampu hidup dengan mengikuti aliran nasib yang telah ditentukan Tuhan. Dalam hal ini bukan berarti bisa bermalas-malasan dan hanya menerima nasib saja, melainkan sebaliknya harus aktif dan rajin bekerja serta mengusahakan pekerjaan itu sebaik-baiknya dan memandang pekerjaan yang kita lakukan itu sebagai suatu persembahan yang memuliakan nama Tuhan Yesus.

Jiwa yang tenang adalah hati yang dipenuhi sukacita damai sejahtera, yang berarti pula telah menemukan harta yang terpendam dan mutiara yang berharga di dalam perumpamaan Tuhan Yesus (Mat.13:44-46), atau menemukan kebenaran Kerajaan Allah (Mat.6:33).

Prinsip ke dua adalah Hidup Sehari Saja.

Mat.6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Dengan perkataan ini Tuhan Yesus mengajarkan agar tidak berpikir melantur tentang segala sesuatu yang belum diketahui. Bilamana menemukan suatu masalah atau kesulitan haruslah berpikir cukup pada masalah itu saja dan mencari penyelesaiannya, tidak perlu memperpanjang dengan pengandaian-pengadaian menurut imajinasi sendiri, karena bagaimana yang akan terjadi besok kita tidak tahu dan tidak mempunyai kuasa untuk mengaturnya. Setelah mendapatkan penyelesaian yang terbaik maka harus dilaksanakan dengan maksimal, kemudian menunggu hasilnya dan besok harinya baru dipikirkan lagi bila memang masalahnya belum selesai.

Banyak orang yang tertipu oleh pikirannya sendiri dan seringkali memperumit suatu masalah, sehingga mengorbankan banyak waktu, biaya dan pikiran yang tidak perlu. Dengan hidup sehari demi sehari maka suatu perkara yang sangat besar akan dapat terselesaikan, prinsip seperti ini  yang digunakan oleh orang lemah yang berusaha memindahkan barang yang sangat berat, yaitu dengan cara memindahkan barang itu sebagian demi sebagian, sehingga dengan ketekunannya barang dapat dipindahkan tanpa kesulitan yang berarti. Demikian pula halnya dengan persoalan hidup, orang yang bersangkutan akan melihat betapa berat persoalan hidup yang dihadapinya, tetapi bila ia mau mengerjakannya dengan prinsip ini maka pada waktunya nanti persoalan itu dapat terselesaikan dengan baik.
Banyak orang beriman mengucapkan “Berserah kepada Allah” namun mereka tidak melakukan dua prinsip diatas, sehingga semakin hari menjadi semakin jauh dari Tuhan dan tidak jarang pula yang jatuh ke dalam jerat setan. Mereka meninggalkan Tuhan, bersekutu dengan setan, bahkan ada yang putus-asa dan bertindak nekat membunuh dirinya sendiri. Berserah kepada Tuhan bukanlah sekedar teori atau olah pikir tetapi harus melalui pergumulan iman di dalam praktek kehidupan, dimana seorang beriman setelah mengalami pergumulan itu akan mengerti, memahami dan menghayati apakah makna dari berserah yang sesungguhnya. Jadi untuk mendapatkan pengertian “berserah” yang dimaksud Tuhan, orang beriman harus mengalami dan merasakan dahulu di dalam hidupnya. Adalah sangat mudah untuk mengucapkan kalimat itu, tapi mengucapkannya dengan  mengerti makna yang benar membutuhkan banyak pengorbanan, baik uang, waktu dan perasaan .

Orang beriman yang demikian adalah juga orang telah menemukan kebenaran Kerajaan Allah, maka ia akan selalu dipenuhi dengan sukacita damai sejahtera dalam hatinya, dimanapun ia berada dan pada situasi apa saja .

Disadur dari Renungan Sharing Iman Kristen

ONTA DAN LOBANG JARUM

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mat.19:23-24)

Bila kita mendengar atau membaca pernyataan Tuhan Yesus di atas maka yang terbayang adalah bahwa yang bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah hanya orang-orang miskin saja, sedang orang kaya tempatnya adalah di neraka. Sebenarnya maksud perkataan Tuhan itu tidak demikian, karena semua orang mempunyai hak yang sama untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Yang dimaksudkan dengan perkataan di atas adalah bahwa orang yang berpikiran duniawi akan sangat sulit masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Apakah berarti mereka (yaitu orang yang kaya) tidak dapat memasukinya ? tentunya tidak demikian, karena bagi orang kaya yang berpikiran duniawi memang sangat sulit, tapi bila mereka mau berusaha untuk berubah dan bertobat tentu saja mereka dapat memasukinya walau dengan susah payah. Keadaan ini digambarkan oleh Tuhan Yesus dengan  seekor onta dan lobang jarum. Bagi pendengar pada waktu Tuhan Yesus hidup dan pembaca Injil pada abad pertama yang hidup di Timur-Tengah ungkapan Tuhan itu tentu dapat dimengerti dengan jelas. Tapi bagi pembaca Injil pada masa sekarang dan yang berasal diluar Timur-Tengah menjadi suatu ungkapan yang sulit dimengerti. Karena bagaimana mungkin seekor onta yang mempunyai ukuran lebih besar dari kuda dapat masuk melalui lobang jarum yang semut saja tidak bisa melewatinya. Adanya pikiran seperti itulah yang kemudian menjadikan perkataan Tuhan Yesus tidak mudah dipahami orang Kristen pada masa sekarang.

Istilah ‘lobang jarum’ adalah pintu kecil yang terdapat pada pintu gerbang kota Kerajaan pada masa itu. Dan pintu gerbang kota bila malam hari ditutup rapat untuk menahan dan menghambat pasukan musuh yang hendak menyerang kota. Bagi orang luar yang hendak memasuki kota atau orang yang hendak keluar kota pada malam hari, mereka harus melewati pintu kecil yang dijaga prajurit bersenjata dan diperiksa dengan ketat. Pada masa kini pintu kecil seperti itu sering dijumpai pada pintu-pintu gerbang rumah atau bangunan yang besar. Dimana pintu kecil dibuat pada satu bagian dari pintu gerbang yang besar itu, agar bila ada orang yang akan masuk atau keluar rumah tidak perlu membuka pintu gerbang. Pintu kecil seperti ini yang dimaksudkan Tuhan Yesus dengan ‘Lobang jarum’.

Jadi sebenarnya bukanlah hal yang mustahil bagi seekor onta untuk memasuki pintu yang demikian, karena seekor onta mempunyai kemampuan untuk merunduk, yaitu merendahkan tubuhnya dengan menekuk kaki depannya dan memasuki pintu kecil itu.  Demikian pula dengan seorang yang kaya,  bukanlah hal yang mustahil baginya untuk memasuki Kerajaan Sorga bila ia dapat meniru perbuatan onta yang menekukan kakinya itu. Ia juga harus mau merendahkan dirinya dihadapan Tuhan, mau bertobat dan tidak mengandalkan pada kekuatannya sendiri. Karena banyak orang yang berpikiran duniawi beranggapan bahwa mereka dapat melakukan segalanya dengan uang/ kekayaan yang mereka miliki; beranggapan segalanya dapat dibeli dengan uang, beranggapan segala masalah dapat diselesaikan dengan uang, beranggapan kebenaran dapat dibeli dengan uang, beranggapan kehormatan dapat dibeli dengan uang, bahkan beranggapan orang pun bisa dibelinya dengan uang.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa ‘orang kaya sangat sulit masuk  kedalam Kerajaan Sorga’ bukan berarti bahwa orang miskin mudah masuk Kerajaan Sorga.  Orang kaya dan orang miskin  keduanya dapat masuk Kerajaan Sorga bila mereka dapat melakukan  kehendak Tuhan, yaitu mau bertobat dan hidup menurut tuntunan Roh. Karena masing-masing mempunyai keberatannya sendiri, baik yang kaya maupun yang miskin mempunyai kekuatirannya sendiri. Yang kaya kuatir hartanya berkurang, sedangkan yang miskin kuatir akan hidupnya. Jadi baik orang yang kaya maupun orang yang miskin sama sulitnya untuk masuk Kerajaan Allah bila mereka masih berpikiran duniawi.

Disadur dari Renungan Sharing Iman Kristen

Manusia Baru Yang Berbuah

Galatia 5 : 22-23 Tetapi buah Roh ialah : kasih,sukacita,damai sejahtera,kesabaran,kelemahlembutan,penguasaan diri.Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Syalom Sahabat Agape

Puji Tuhan kita sudah memasuki hari yang baru di bulan Juli tahun 2015 ini.Sudah begitu banyak hal-hal yang kita lalui di bulan yang lalu.Ada suka,ada duka,ada tawa dan airmata,ada sukses dan ada kegagalan.Semua nya menjadi bagian dari hidup kita.Tetapi ada  satu hal yang selalu kita alami dan rasakan,tetapi tidak boleh menjadi bagian dari diri dan hidup kita,yaitu akar kepahitan.Akar kepahitan ini adalah hal-hal yang tidak menyenangkan ,yang kita alami dalam hidup kita dan membuat kita sakit hati,malu,rendah diri dan sebagainya.Akibatnya hal-hal tersebut bertumbuh dan membuat kita tidak bisa melangkah menjadi pribadi yang baik karena apa yang kita rasakan selalu hal-hal yang tidak enak saja.

Tentu kita tidak mau merasakan hal-hal yang seperti ini kan ? Lalu kenapa masih juga menyimpan hal-hal tersebut dalam hati kita ? Kita pasti ingin hidup bahagia,bisa melakukan banyak hal dengan gembira dan bersemangat,bukan sebaliknya.Kalau memang demikian,buanglah semua hal-hal yang tidak enak tersebut.Jika Tuhan saja memberikan kemampuan kepada binatang tertentu untuk berganti kulit,menanggalkan kulit lamanya,dan melanjutkan hidup dengan kulit yang baru,maka adalah lebih besar lagi Ia yang menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya,memberikan kita kemampuan untuk dapat menanggalkan “manusia lama” kita beserta segala kepahitan didalamnya,agar kita menjadi manusia baru yang menghasilkan banyak buah.Serahkanlah hidup dan permasalahan kita kemarin,hari ini dan esok ke dalam tangan Tuhan Yesus.Maka percayalah,segala sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hidup kita,akan dipulihkan-Nya.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

Patah Hati ??

Mazmur 147 : 3 Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;

Syalom Sahabat Agape…

Suatu saat saya menyaksikan sebuah film yang mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang mengalami gangguan kejiwaan akibat putus cinta.Ia menjadi gila karena ditinggalkan oleh kekasihnya setelah banyak hal yang dilalui bersama,dan banyak pengorbanan yang dilakukan gadis tersebut untuk kekasihnya itu.

Sahabat Agape,apa yang di alami oleh gadis dalam cerita diatas,juga tentu pernah dialami dan dirasakan oleh muda-mudi yang sedang dalam tahap pacaran.Putus sambung adalah hal yang biasa dalam hubungan pacaran.Suka dan duka serta banyaknya pengorbanan yang dirasa sudah dilakukan oleh tiap orang yang sedang jatuh cinta untuk pasangannya,bukan lagi menjadi hal yang baru.Tetapi jika kita menjadi depresi,dan kemudian gila karena putus cinta,apakah hal ini menjadi sepadan?

Tuhan Yesus juga tentunya tidak menginginkan bila anak-anak Nya sampai mengalami hal yang demikian.Ia memberikan rasa cinta kepada kita agar kita mampu mencintai dan mengasihi sesuai teladan-Nya.Kita dapat belajar dari teladan Yesus,antara lain sabar menghadapi oran-orang yang tidak dapat menerima Dia,mengampuni,berkorban bukan untuk mendapatkan balasan yang sama tetapi karena kasih,dan masih banyak lagi.

Sahabat Agape,jika saat ini ada diantara kita yang sedang mengalami putus cinta,merasa orangtua pilih kasih,teman mulai menjauh,difitnah rekan kerja yang kita percayai,yakinlah bahwa Yesus adalah satu-satunya Sahabat yang tidak akan pernah meninggalkan kita untuk jatuh.Ia selalu ada untuk kita,Ia tidak akan membiarkan kita hilang arah,namun tangan-Nya akan selalu menuntun kita untuk mengasihi tanpa syarat dan berjalan dalam kebenaran.Amin.

Oleh Admin Sekretariat