header image
 

All posts in May, 2015

JEJAK PETUALANG

II TIMOTIUS 3 : 10-17

PEMBICARA : Ev.Foera Era Hura,S.Th

 

Jejak dalam kamus bahasa Indonesia ada beberapa arti antara lain tapak kaki atau bekas langkah seseorang ditanah atau tanda-tanda yang ditinggalkan dan juga bisa diartikan sebagai tingkah laku yang telah dilakukan (teladan/nilai-nilai yang patut dicontoh orang lain).Sedangkan petualang berasal dari kata tualang,yang artinya berkeliaran,mengembara kemana-mana sehingga orang tersebut tidak tentu tempat tinggalnya (bisa juga diartikan sebagai orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit dan berbahaya).Biasanya orang yang mengembara atau berpetualang adalah orang-orang yang sudah dilengkapi banyak hal dalam petualangannya.

Akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa arti dari jejak petualang adalah suatu tanda atau nilai positif yang ditinggalkan oleh seseorang untuk dapat diketahui dan diikuti oleh orang lain setelah dia.Sebagai pengikut Kristus,kita juga harus dapat dikatakan sebagai petualan iman yang sejati dan kita harus bisa meninggalkan jejak itu kepada orang lain disekitar kita,termasuk untuk generasi kita dimasa yang akan datang.Firman Tuhan yang kita baca ini membuktikan kepada kita bahwa Paulus adalah seorang petualang iman yang sejati,karena ia berhasil mencapai garis akhir dalam pelayanannya,dan setiap orang percaya harus bisa meneladani sikap Paulus.

Untuk dapat mencapai garis akhir dan dikatakan sebagai petualang iman sejati,marilah kita belajar 3 sikap dari Paulus dalam pelayannannya :

  1. Tetap mengetahui arah (tujuannya adalah pendirian iman,kesabaran,kasih dan ketekunan)
  2. Tetap fokus pada arah (baca Kisah Para Rasul 13 :14-14 :20)
  3. Tetap melihat petunjuk arah (lewat firman Tuhan dalam kitab suci)

Kesimpulan : Jadilah petualang Kristen dan tinggalkanlah jejakmu dimana engkau berada supaya dikemudian hari ada generasi yang akan datang dan mereka masih melihat jejakmu dan akan mengikuti kemanapun engkau pergi.Tunjukkanlah sebagaimana Tuhan memakai kamu untuk menggenapkan rencana-Nya,karena itu akan menjadi sebuah rekaman untuk disaksikan oleh generasi yang akan datang.Menjadi petualang iman,tidak hanya bersaksi kepada orang-orang yang ada disekitar kita saat ini,tetapi untuk semua generasi.Rasul Paulus bukan hanya melayani jemaat,tetapi dia juga memberikan teladan untuk diikuti.Dia tidak puas bila jemaat yang dilayaninya hanya mengerti apa yang diajarkannya,tetapi dia menghendaki agar jemaat yang dilayaninya melakukan apa yang diajarkannya.

Amin

 

 

Perbudakan dan Perdamaian

Surat Filemon terbagi atas beberapa bagian :

  • Filemon 1-3 :

Salam,kepada Filemon,Apfia dan juga Arkhiupus

  • Filemon 4-7 :

Ucapan syukur,karena ia melihat akan kehidupan Filemon dan beberapa rekan kerjanya menjadi orang beriman kepada Tuhan,dan didalam iman itu mereka bisa memiliki sikap untuk taat dalam firman Tuhan,mengasihi orang lain bahkan mereka juga bisa menghibur orang-orang yang seiman dengan mereka.

  • Filemon 8-20 :

Permohonan untuk Onesimus

  • Filemon 21-25 :

Penutup

Saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus,kalau kita melihat sekilas surat ini maka banyak orang akan berpendapat bahwa Paulus membicarakan tentang masalah pribadi antara Filemon dan Onesimus,supaya Filemon bisa mengampuni Onesimus.Namun lebih daripada itu,Paulus juga menuliskan surat ini bertujuan untuk menyangkut ke jemaat karena adanya ketidakadilan diantara mereka.Kenapa saya katakan demikian karena latar belakang dari permasalahan antara Filemon dan juga Onesimus berawal dari sikap Onesimus yang melarikan diri dari Filemon.Bahkan lebih daripada itu Onesimus tidak hanya melarikan diri melainkan Onesimus juga dikatakan “ sudah merugikan atau berhutang kepada Filemon”.Bahkan ada beberapa pendapat mengatakan bahwa Onesimus melarikan diri dengan membawa lari harta dari Fileomn.Sejak melarikan diri,status Onesimus dalam pemerintahan Romawi adalah sebagai buronan dan berhak untuk mendapatkan hukuman mati disaat tertangkap.

Ketidakadilan yang Paulus maksudkan dlaam suratnya adalah berbicara mengenai status.Justru latar belakang masalah Filemon dan Onesimus diawali dengan status Onesimus sebagai budak dan Filemon sebagai tuan.Dalam kamus bahasa Indonesia budak artinya golongan manusia yang bekerja keras dan pekerjaannya selalu dikontrol oleh tuannya.Sedangkan dalam bahasa Yunani budak memakai kata Doulos,yang memiliki arti :

  1. Servant (Observant) : Pelayan,abdi rakyat,pegawai pemerintah (mereka ini disebutkan adalah orang-orang yang taat setia dan suka memperhatikan).Dan mereka ini menjadi hamba untuk Tuhan.
  2. Slave (Slav) : Bekerja keras,membanting tulang.Merujuk kepada bangsa Slavia yang banyak ditangkap dan dijadikan budak saat peperangan pada abad pertengahan.Budak dalam pengertian slave disini berasal dari perbudakan,hutang,mereka dibeli,hukuman atas kejahatan,perbudakan terhadap tawanan perang,penelantaran anak.Walaupun mereka bekerja keras namun mereka tidak digaji oleh tuannya dan tidak memiliki hak azasi manusia.

Berbicara mengenai status budak dan tuan,maka ada beberapa perbedaan yang mereka miliki :

1.Budak adalah tulang punggung dari tuannya.

2.Secara politis budak akan dihukum mati jika melarikan diri dari tuannya.

Posisi Onesimus sebelum menjadi orang percaya adalah budak dalam pengertian slave,dan ketika dia melarikan diri,ia memiliki status sebagai budak dan juga buronan,dan sudah selayaknya Onesimus akan mendapatkan hukuman mati dari pemerintah Romawi.Dlam bagian ini tidak dijelaskan bahwa Paulus menentang perbudakan pada waktu itu.Mengapa dikatakan demikian,karena justru ketika Onesimus lari,Paulus mengembalikannya kepada Filemon,hanya saja yang Paulus tekankan bahwa ia harus diperlakukan dengan adil,selayaknya ia diperlakukan sebagai manusia.

Dijaman alkitab tidak semuanya yang memiliki status sebagai budak adalah dijaikan budak seumur hidup.Contohnya : Yusuf,Musa,Feliks.Baik Kekristenan maupun secara hukum sangat menentang yang namanya perbudakan.Karena perbudakan hanya ditunjukkan kepada orang-orang yang tidak memiliki hak atas diri mereka sendiri.Namun tanpa disadari,masih banyak orang-orang yang memperlakukan sesamanya sebagai budak.Orang yang diperlakukan sebagai budak adalah : orang-orang yang direndahkan,dianiaya,diperlakukan semena-mena dan tidak manusiawi.

Memiliki status sebagai pembantu tidak sama seperti budak.Karena budak itu diperlakukan semena-mena dan tidak memiliki hak asasi.Selain Paulus meminta kepada Filemon untuk diampuni kesalahannya,maka Paulus meminta juga kepadanya untuk memperlakukan Onesimus selayaknya untuk kedepannya.

Kesimpulan : Betapa pentingnya untuk dibawa kedalam persekutuan orang yang percaya,termasuk mereka yang bekerja dengan kita,untuk mengenal Tuhan.Ketika mereka mengenal Tuhan,maka mereka juga akan memiliki sikap yang jujur dan taat setia dengan apa yang mereka kerjakan.

Catatan : Diabad pertama Masehi,perbudakan merupakan suatu hal yang wajar.Dalam hal ini Paulus tidak bermaksud untuk menghilangkan konsep perbudakan yang sudah ada.Namun Paulus ingin menekankan hubungan antara tuan dan hamba.Menurutnya hubungan antara tuan dan hamba adalah sebagai saudara didalam Kristus.Seorang tuan harus memberikan kemerdekaan atau kebebasan bagi hambanya.Paulus memohon kepada Filemon untuk memberi kebebasan dan menerima Onesimus kembali lebih dari sekedar hamba,tetapi saudara.

Amin

 Ringkasan khotbah oleh Ev.Foera Era Hura,S.Th

Tahan Uji

Ayub 23 : 10

Karena Ia tahu jalan hidupku ; seandainya Ia menguji aku,aku akan timbul seperti emas.

Syalom sahabat Agape..

Saat saya melihat anak-anak sekolah dasar yang sedang mempersiapkan diri dan kemudian menghadapi ujian akhir nasional,saya langsung teringat kembali masa-masa sekolah saya dahulu.Saat menghadapi ujian akhir,satu-satunya pengharapan untuk bisa lulus adalah dengan berdoa dan bekerja (belajar).Tetapi tidak semua anak-anak sekolah berpengharapan seperti saya.Banyak yang berharap lulus dengan nilai yang bagus,tetapi tidak mau berusaha belajar.Yang dilakukan malah sebaliknya,menyontek,membeli soal-soal dan kunci jawaban yang di percaya akan menjadi soal-soal ujian akhir,dan sebagainya.Bahkan ada yang berdoa saja dan yakin bahwa Tuhan pasti menolong,tanpa mau bersusah payah untuk belajar sejak jauh hari sebelum ujian.Bukankah untuk mencapai keberhasilan kita harus bekerja keras dan percaya serta menyerahkan semua kekuatiran pada Tuhan?Jika setiap hari kita tekun berdoa dan bekerja,maka hasil yang didapat juga pastinya akan memuaskan.

Dalam kisah Ayub,ia pun mengalami ujian yang begitu hebatnya,baik fisik maupun psikis.Istri yang seharusnya mendukung dan menolong dia,malah berbalik dari padanya.Tetapi Ayub tetap setia pada Tuhan dan akhirnya ia dipulihkan,bakan mendapat kelimpahan yang luar biasa.Sahabat Agape,sadar atau tidak kita juga sedang menghadapi ujian hidup setiap hari.Ujian akan kesabaran,ketekunan & kesetiaan.Mampukah kita untuk melewati semua itu ? Ya! Kita bisa bertahan dan  melewati semua ujian hidup ini dengan baik,bahkan menjadi teladan,jika kita menaruh pengharapan dan pergumulan kita pada Guru Yang Agung,Yesus Kristus.Biarkan Ia membentuk kita dengan tangan kasih-Nya,mengajar kita dengan firman-Nya,menuntun kita dengan tangan kanan-Nya.Niscaya,kita akan menjadi pemenang,kita akan lulus dari ujian-ujian hidup dan akan timbul seperti emas.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

Hak Anak Sulung

Kejadian 25 : 34 Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau ;ia makan dan minum,lalu berdiri dan pergi.Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

Bacaan : Kejadian 25 : 19-34, 27 : 1-40

Syalom sahabat Agape…

Dikisahkan dalam kitab Kejadian diatas,bagaimana Esau sebagai anak sulung Ishak,keturunan Abraham yang seharusnya mendapatkan berkat dan hak-hak istimewa (Kejadian 27 : 4),malah kemudian kehilangan semuanya itu,cuma karena semangkuk sup kacang merah.Ia kehilangan berkat dan hak istimewa yang seharusnya menjadi miliknya,bukan kemudian menjadi milik Yakub adiknya,hanya karena tidak bisa menahan lapar.Ia memandang ringan/remeh hak kesulungannya.

Sahabat Agape,kita sebagai anak-anak Allah,umat pilihan yang telah ditebus dengan darah yang mahal,darah Yesus Kristus,juga memiliki begitu banyak berkat dan hak-hak istimewa dalam hidup ini.Janji akan penyertaan Tuhan lewat Roh Kudus-Nya (Efesus 1 :13-14),hak untuk memanggil-Nya Bapa & untuk datang dan bercakap-cakap secara intim dengan Dia (Matius 6 : 5-14),berkat atas rumahtangga (Mazmur 128),hak untuk menjadi warga kerajaan Sorga (Efesus 2 : 19) dan masih banyak lagi yang lainnya.Semuanya itu bisa kita dapatkan sebagai anak-anak Allah dengan TAKUT AKAN DIA,DAN MELAKUKAN APA YANG BERKENAN KEPADANYA.

Namun dalam hidup anak-anak Allah,seringkali banyak godaan dan cobaan yang berasal dari luar maupun dari dalam diri sendiri,yang begitu kuat untuk membuat kita jauh daripada-Nya bahkan meninggalkan Ia.Kita seringkali tergoda untuk melepaskan semua hak dan berkat yang menjadi milik kita hanya karena hal-hal sepele,seperti Esau melepaskan hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah.Kita pun seringkali melupakan semua berkat,janji dan penyertaan Tuhan serta hak-hak istimewa sebagai anak-anak Allah karena pergaulan yang salah,karena kesenangan dunia yang bersifat sesaat,karena harta/materi,karena jabatan/kedudukan,karena cinta,dan sebagainya.

Kita pun seringkali memandang ringan hak dan berkat,janji akan penyertaan Tuhan dalam hidup kita,karena beban hidup dan penderitaan.Kita menjadi seperti Esau,yang hanya memandang kepada kepuasan sesaat & ketidaksabaran sehingga kehilangan semua hal-hal baik yang dijanjikan Tuhan.Sahabat Agape,saat godaan itu datang,pandanglah pada berkat dan janji Tuhan,bukan pada apa yang dijanjikan dunia,karena yang dijanjikan dunia bersifat sementara,sedangkan apa yang sudah kita peroleh sebagai anak-anak Tuhan,dijanjikan-Nya kekal dan abadi.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

Tempat : Lt.2 gedung GMIT Agape

Waktu :20.00-21.30 wita

Kehadiran : L/P : 0/16 orang

MC : Ev.oera Era Hura,S.Th

Pemusik : Bpk.Piter Kusuma,Bpk.Oni Nussy

Bacaan : Yohanes 20 : 24-29

Tema : Yesus menampakkan diri kepada Tomas

Pengkhotbah : Pdt.Desy Tatengkeng,S.Th

Pada tanggal 7 April 2015,seseorang bernama Mario yang berasal dari Sumatera naik pesawat,tetapi tidak duduk dalam kursi penumpang,melainkan masuk melalui roda pesawat dengan tujuan bertemu presiden Jokowi.Kisah yang sama juga pernah terjadi di tahun 1946,salah seorang warga NTT (asal Sabu)naik pesawat dengan cara masuk melalui tempat roda pesawat dengan tujuan pergi ke Australia.

Kisah diatas merupakan kisah yang menunjukkan betapa berbahayanya naik pesawat dengan cara tersebut,dan orang-rang yang melakukan hal itu telah menyia-nyiakan hidupnya sendiri,apalagi jika mereka adalah orang-orang Kristen yang hidup didalam Kristus.Berbeda dengan saat Kristus disalibkan untuk menyelamatkan manusia dari dosa.Namun masalahnya dalah saat kebangkitan Kristus,Tomas salah satu murid Yesus tidak percaya akan kebangkitan Yesus,hal ini dikarenakan ia ragu.Tomas adalah orang yang peragu atau skeptis.Namun ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah Tomas,yaitu :

  1. Jangan menjauhkan diri dari persekutuan

Ketika Tomas kecewa dengan kematian Yesus,ia malah menjauhkan diri dari persekutuan.Namun karena kasih Tuhan Yesus kepadanya,ia mendapatkan kesempatan kedua.

  1. Jangan landasi iman dengan sesuatu yang nyata

Pernyataan iman dari Tomas ketika Yesus mengizinkannya untuk mencucukkan jari kebekas paku ditangan Yesus,justru Tomas tidak melakukan apa yang pernah ia ucapkan kepada murid-murid yang lain,bahkan ia mengatakan “Ya Tuhanku dan Allahku”.Kita kenal bahwa sikap Tomas adalah si peragu,namun sekali dia percaya maka dia langsung beriman kepada Tuhan Yesus sehigga ia mengalami transformasi diri yang sangat luar biasa.Berbeda dengan Yudas yang menyesal,kecewa dan langsung bunuh diri.

Aplikasi : Ketika kita kecewa terhadap sesuatu hal,pandanglah kepada Yesus.Jangan kepada manusia.Untuk itu,ketika kita diberikan kesempatan untuk beriman,maka jadilah orang yang sungguh-sungguh didalam iman itu.Sebuah keraguan bukanlah masalah,tetapi mendapat solusi yang salah itulah yang kemudian menimbulkan masalah.Karena firman Tuhan yang diberikan kepada kita adalah : berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.

Pertanyaan refleksi : Apakah iman kita harus percaya pada peristiwa-peristiwa yang akan dialami orang Kristen pada akhir jaman sekarang?

Amin.

Tempat : Lt.2 gedung GMIT Agape

Waktu : 18.00-19.30 wita

Kehadiran : L/P : 12/26 orang

MC : Sdri.Rucita,S.Pd

Pemusik : Sdri.Kristin Putu,S.Pd

Bacaan : Mazmur 100 : 1-5

Tema : Rendah Hati vs Percaya Diri

Pengkhotbah : EV.Imanuel M.Div

Berbicara mengenai rendah diri tida terlepas dari cara kita menilai diri dan menilai atau memperlakukan orang lain.Selama kita hidup didunia ini maka kita sadari bahwa karena manusia sudah jatuh kedalam dosa membawanya kepada sikap rendah diri atau terlalu percaya diri.Orang memperlakukan sesamanya seperti mesin,dan kemudian cenderung untuk merendahkan sesamanya manusia.Tanpa sadar sikap itu juga dilakukan oleh kita kepada sesama dan kepada diri sendiri.Seharusnya kita memperlakukan manusia secara manusiawai.Dalam hal ini,sikap manusia untuk menilai orang lain dapat dilihat dari beberapa jenis :

  1. Menilai orang secara ekonomi
  2. Menilai orang secara fisik
  3. Menilai orang dari jabatanyang dimilikinya
  4. Menilai orang dari asal suku
  5. Menilai orang dari karakter
  6. Menilai orang secara intelektual

Ketika kita memperlakukan dan menilai orang seperti itu maka tanpa sadar kita salah menilai diri kita sendiri dari sudut pandang materi,dan sebagainya.Orang juga bisa menilai sesamanya dari seks/kenikmatan,postur tubuh yang sesuai standar tertentu (menekankan unsur sensualitas),dan sebagainya.Rendah diri vs percaya diri harus ada dalam keseimbangan (Baca : Kejadian 1 : 26-27).Jika melihat penciptaan binatang maka firman Tuhan mengatakan “menurut jenisnya”,sedangkan manusia “menurut gambarNya”.

Alkitab mengisahkan bahwa proses penciptaan manusia baik adanya,artinya sama seperti Allah.Kalau kita melihat dan kagum akan ciptaan Allah (alam),maka sesungguhnya ada disekitar kita yang lebih indah yaitu manusia menurut gambar dan rupa Allah.Untuk itu kita sebagai manusia janganlah menghina sesama kita.Kita pun harus benar-benar menerima diri kita sebagai ciptaan Allah tanpa rasa rendah diri.Oleh karena itu perlakukanlah diri sendiri dan sesama manusia dengan baik. (Baca : Kejadian 2:25, 3 :7 ).

Persoalan dosalah yang membuat seseorang memperlakukan diri dan sesamanya menjadi rendah.Kita sebagai orang percaya sudah mendapat kasih karunia Allah,oleh sebab itu saat ini kita harus memandang diri kita sebagai manusia yang berharga,yang harus memiliki rasa percaya diri.Dalam kehidupan kita saat ini,jika Tuhan belum memberi kepada kita kekuatan,prestasi maupun materi walaupun sudah sekuat tenaga diusahakan,maka tetaplah percaya bahwa Tuhan tetap memandang kita berharga,karena memang itulah yang menjadi bonus bagi kita dari Tuhan.Buanglah rasa rendah diri dan kesombongan supaya kita bisa memperlakukan diri dan sesama dengan baik.Amin.

Pertanyaan Refleksi : Sebagai orang yang hidup dalam Kristus,apakah kita perlu merasa minder?Atau kita percaya diri namun merendahkan sesama?

“Nasi Sudah Menjadi Bubur”

 Baca: Ibrani 12:12-17

“…sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.” Ibrani 12:17

Kita pasti pernah mendengar orang berkata, “Seandainya aku dulu rajin olah raga dan memiliki pola makan yang benar aku pasti tidak akan mengalami sakit seperti ini.”; “Seandainya aku dulu rajin belajar dan tidak banyak bermain aku pasti lulus dengan nilai yang bagus.”; “Seandainya aku dulu rajin menabung pasti bisa membayar sewa rumah dan tidak berkekurangan seperti ini.”; “Seandainya waktu dapat diputar kembali aku tidak akan membuat kesalahan yang sama.” dan semacamnya. Kata seadainya di sini jelas mengandung unsur penyesalan dalam diri seseorang. Kita boleh menyesali apa yang telah berlalu, namun kenyataannya waktu terus berjalan maju, tidak mundur. Walaupun kita berusaha dengan mencucurkan air mata, bahkan air mata darah sekalipun, kita tidak akan pernah mampu memaksa waktu diputar kembali. Kini yang ada hanyalah rasa penyesalan. “Nasi sudah menjadi bubur”!
Rasa penyesalan yang dalam ini juga dialami Esau. Ia telah menjual hak kesulungannya kepada Yakub hanya demi semangkuk sup kacang merah. Akibatnya Esau harus kehilangan berkat yang seharusnya menjadi miliknya; ia tidak hanya kehilangan kesempatan/peluang, tapi juga tidak lagi beroleh kesempatan memperbaiki kesalahannya. Jangankan menarik kembali hak kesulungannya, untuk mendapat berkat yang tersisa saja tidak ada lagi kesempatan! Dalam hati Esau pasti terbersit pikiran ini: “Seandainya dulu aku bisa menahan laparku dan tidak pernah menjual hak kesulunganku kepada Yakub, maka tidak akan seperti ini.” Esau telah kehilangan hak kesulungannya karena ia memandang rendah hak kesulungan itu demi memuaskan keinginan dagingnya.
Sebagai anak-anakNya kita berhak mewarisi janji-janji Tuhan (berkatNya), namun untuk melangkah menuju berkat itu ada harga yang harus kita bayar; kita harus menjaga hidup agar tetap berjalan dalam kehendak Tuhan. Tanpa penyangkalan diri dan pikul salib kita akan kehilangan hak kesulungan kita yaitu berkat-berkat Tuhan. Oleh sebab itu mari kita gunakan kesempatan yang ada sebaik mungkin yaitu hidup dalam pimpinan Roh Kudus, bukan memuaskan keinginan daging.

Jangan tunda-tudan lagi sebelum semuanya terlambat. Penyesalan tiada guna!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

Tuhan Kita Berkuasa

Baca: Mazmur 103:1-22

“TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.” Mazmur 103:19

Kita patut berbangga karena kita memiliki Tuhan yang hidup dan berkuasa. Perihal kemahakuasaanNya dapat kita pelajari dalam Alkitab. Maka kita harus senantiasa menyukai firmanNya dan merenungkan itu siang dan malam sehingga kita makin mengerti bahwa tidak ada satu hal pun di dunia ini yang terjadi di luar pengetahuan dan kontrol Tuhan, bahkan “…tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang.” (Lukas 21:18).
Tidak ada alasan bagi kita untuk takut, kuatir dan putus asa menghadapi hari esok. Alkitab juga menulis: “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” (Lukas 12:6-7). Seringkali kita berpikir bahwa hal buruk yang terjadi dalam hidup kita tidak dapat dikendalikan  dan dihentikan sehingga kekuatiran dan kecemasan selalu menguasai hati dan pikiran kita hari lepas hari.
Ada beberapa kebenaran tentang Tuhan kita yang berkuasa: 1. Tuhan itu Mahahadir. Daud berkata, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?” (Mazmur 139:7). Tidak ada tempat di mana Tuhan tidak dapat hadir. Di saat kita merasa sendirian dan orang lain tidak ada yang menghiraukan kita, Dia hadir dan sesungguhnya berada di dekat kita. 2. Tuhan mengetahui segala sesuatu, seperti tertulis “TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.” (Mazmur 33:13-14). Dia sangat mengetahui keadaan kita, seburuk apa pun itu: saat dalam kesusahan, sakit-penyakit atau beban yang berat. Itulah sebabnya jangan sekali-kali menganggap Tuhan tidak pernah peduli terhadap kita, apalagi sampai menyalahkan Tuhan. Bukankah ini sering kita lakukan? Mengapa kita harus kuatir? Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi Dia yang memegang masa depan; Dia mengetahui apa yang akan terjadi; Dia tahu segala kebutuhan hidup kita. Adakah sesuatu yang mustahil bagiNya?

“Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Matius 19:26

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

TUHAN YESUS: Jaminan Dan Pengharapan

Baca:  Yohanes 14:1-14

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”  Yohanes 14:1

Mengapa kita harus bersukacita menyambut hari kenaikan Yesus Kristus ke sorga?  Dengan naiknya Tuhan Yesus ke sorga orang percaya memperoleh jaminan yang pasti tentang keselamatan dan kehidupan yang kekal, karena Dia kembali ke sorga untuk menyediakan tempat bagi kita orang percaya.  “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”  (Yohanes 14:2-3).  Yang mengatakan janji ini adalah Tuhan Yesus sendiri, dan apa yang dijanjikan Tuhan pasti tidak pernah diingkari-Nya.  Karena itu,  “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.”  (Ibrani 10:23).

Bagi orang yang percaya Yesus sebagai Tuhan Juruselamat, sorga itu bukanlah sekedar angan-angan tapi sebuah kenyataan, karena di mana Tuhan Yesus tinggal di situ pula kita akan tinggal.  Jadi keberadaan kita di bumi ini hanyalah sementara.  “…jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.”  (2 Korintus 5:1).  Naik ke sorga berarti Tuhan Yesus tidak lagi ada di tengah-tengah umat-Nya secara jasmani, namun  “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”  (Yohanes 16:7).

Adalah baik jika Tuhan Yesus naik ke sorga, dengan demikian orang percaya akan menerima Roh Kudus yaitu Roh yang  “…lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”  (1 Yohanes 4:4), yang diutus untuk menguatkan, menopang, menghibur dan memperlengkapi kita dengan kuasa-Nya yang dahsyat!  Melalui Roh-Nya, Tuhan Yesus tetap hadir untuk menyertai kita sampai kepada akhir zaman  (Matius 28:20b).

Pengharapan di dalam Tuhan Yesus tidak pernah mengecewakan, karena ada jaminan dan pengharapan yang pasti!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

Janji Sang Juruselamat

Kisah Para Rasul 2 : 1-13

Pengkhotbah : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Dalam kehidupan kita sebagai jemaat Kristus,kita mengenal adanya 2 sakramen yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.Mengapa hanya 2 ? Karena Allah sesungguhnya tidak kelihatan,tetapi oleh karena Yesus Kristus,kita tahu bahwa Ia sesungguhnya ada.Perjamuan Kudus mengindikasikan tentang kehadiran Yesus.Sedangkan Baptisan Kudus mengindikasikan tentang kehadiran Roh Kudus.Kehadiran Roh Kudus ini menjadi berarti,karena Ia adalah yang dijanjikan Tuhan.Pada hari Pentakosta,Roh Kudus hadir diatas murid-murid Yesus,sehingga mereka boleh mendapat karunia berbicara dalam berbagai bahasa.Hal ini menunjukkanbahwa Roh Kudus juga bisa hadir dalam diri orang percaya,untuk mengerjakan hal-hal rohani yang luar biasa,agar orang lain dapat melihat kemuliaan Allah.

Pada kitab ini,khususnya ayat 3 (dapat dibaca juga Matius 3 :11 )dapat menjelaskan pada kita bahwa Roh Kudus yang berupa lidah-lidah seperti nyala api yang hinggap pada masing-masing murid dapat dilambangkan juga dengan air sebagai tanda dalam Baptisan Roh.Hal ini juga jelas tertulis dalam kitab Bilangan 8 : 7 yang menunjukkan pentahiran (baptisan) dengan percikan air.

Dengan demikian,Roh Kudus adalah sesuatu yang dianugerahkan atau sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma,bukan dengan hasil usaha manusia.Makna kehadiran Roh Kudus adalah untuk melanjutkan pekerjaan Yesus didunia ini,yaitu mempersatukan berbagai perbedaan.Inilah yang menjadi prinsip akan kehadiran Roh Kudus (Bacaan : Kejadian 11,Kisah Para Rasul 2 :5 dan 9).

Adapun karunia-karunia Roh Kudus antara lain :

  • Fasih lidah (Kis 2 : 6)
  • Berbagai-bagai bahasa yang dimengerti oleh orang lain (Bacaan : 1 Korintus 14)

Bahasa Roh tidak diatur oleh manusia (baca : para murid).Ada saat dimana berkata-berkata dalam bahasa Roh,bukan setiap saat berbicara bahasa Roh.Roh Kudus itu datang menurut waktu dan ototritas Nya.Kata-kata dalam bahasa Roh adalah tentang perbuatan-perbuatan besar yang Tuhan lakukan (Kis 2 :11)Orang-orang yang tidak memahami bahasa itu mengatakan bahwa para murid sedang mabuk anggur manis ( Kis 2 : 13).

Damai sejahtera yang hadir bagi kita adalah datangnya dari Roh Kudus.Fungsi Roh Kudus adalah untuk mengajarkan tentang Yesus sebagai Juruselamat yang mati dan bangkit bagi kita (Bacaan : Lukas 12,Yohanes 7),serta menyadarkan kita akan dosa-dosa kita.Karunia Roh sendiri dapat dibagi 2 yaitu Karunia motivasi (seperti :berkhotbah,mengajar,bernyanyi) dan karunia manifestasi (seperti : mengusir setan dan berbicara dalam bahasa Roh).Amin.

Tempat : Lt.2 gedung GMIT Agape / Waktu : 16.00-17.30 wita / MC : Ibu Veri Siung/ Pemusik : sdri.Nikita Siung / Doa syafaat : Ibu Thres / Kesaksian : Ibu Joice (ultah ke-71),Ibu Ing (keselamatan dari Allah),Ev.Foera (ultah ke 28) / Kehadiran : Wanita 29 orang,pria 2 orang.

IMG_2302

IMG_2305

IMG_2304

IMG_2307

« Older Entries     Newer Entries »