header image
 

All posts in May, 2015

Dokter Lie Dharmawan merupakan sosok seorang dokter yang mungkin bisa dikatakan sebagai ‘malaikat’ bagi kaum miskin. Perjalanan hidupnya sangat menginspirasi dan menarik untuk disimak. Bernama lengkap Dr. Lie Augustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV dengan nama kecil yakni Lie Tek Bie. Beliau lahir di Kota Padang pada tanggal 16 april 1946. Dr. Lie Dharmawan ini terlahir dalam keluarga yang amat miskin dan serba kekurangan. Lie Dharmawan mempunyai saudara berjumlah enam orang, ketika ia berumur sepuluh tahun, ayahnya meninggal dunia jadi hanya ibunyalah seorang diri yang hanya tamatan Sekolah Dasar berjuang keras menyekolahkan ketujuh anaknya yang masih sangat kecil termasuk dr. Lie Dharmawan sendiri. Semua perkerjaan ia lakoni demi bertahan hidup dan demi anak-anaknya termasuk mencuci baju, memasak, membuat kue, hingga menjadi pencuci piring.

Sosoknya baru dikenal di penghujung akhir tahun 2013 ini. Tapi sebenarnya ia telah mengabdi mengobati rakyat kecil jauh sebelum sosoknya dikenal publik.Beliau menempuh sarjana 1 sampai sarjana 3 bidang kedokteran di Jerman. Di balik usianya yang sudah 69 tahun, sosoknya terlihat muda dengan bicara yang cepat dan terstruktur. Khas orang yang banyak aktivitas sehingga tidak mau membuang waktu.

Salah satu upaya beliau dalam memberikan akses kesehatan pada masyarakat tidak mampu dan terpencil secara geografis adalah mendirikan Rumah Sakit Apung. Awalnya setiap orang mencibir dan menyebutnya gila dengan ide ini. Tapi, Dr Lie tak menyerah, beliau jalan terus dengan idenya. Hasilnya pada tahun 2013, sebuah kapal phinisi dengan luas 23,5 x 6,55 m berlantai 2 dengan ruang operasi di lambung kapal berhasil dibuat. Terdapat fasilitas kamar bedah dengan segala peralatan memadai, ruang rontgen, EKG, USG, laboratorium, dan tempat untuk merawat 8 pasien sekaligus. Rumah Sakit Apung ini sudah melanglang buana dari Kepulauan Seribu, Manggar Belitung Timur, Ketapang Kalimatan Barat, Flores Barat, hingga Pulai Kei di Maluku. Tidak hanya memberikan pelayanan pengobatan dan operasi, Dr Lie dan tim medis juga membentuk Panti Rawat Gizi dimana mereka merawat anak-anak kekurangan gizi dengan pengawasan ketat khususnya dalam asupan makanan.

OPERASI DLM KAPAL
Dr Lie melakukan operasi di dalam kapal

KAPAL RS APUNG
Kapal Rumah Sakit Apung

RUANG OPERASI RS APUNG
Kondisi Ruang Operasi Rumah Sakit Apung

TAMPAK ATAS RS APUNG
Tampak Atas Kapal Rumah Sakit Apung

Dr Lie sendiri memiliki filosofi hidup bahwa janganlah menjadikan profesi sebagai senjata untuk merampok. Dr Lie yang merupakan ahli bedah tidak akan merampok dengan pisau operasinya. Bahwa kita mendapat imbalan sesuai dengan pekerjaan kita, itu adalah hak kita. Namun, kita tetap harus punya idealisme.

Dr Lie tidak akan berhenti mengabdi. Masih banyak impian Dr lie diantaranya Rumah Sakit Tanpa Kelas. Dr Lie ingin membahagiakan manusia.Berikut adalah sebagian dari perjalanan hidupnya :
Kehidupan Lie Dharmawan ketika Kecil

Demi kelangsungan hidup keluarganya, Lie Dharmawan kecil sempat membantu ibunya berjualan kue, ia kagum terhadap perjuangan keras ibunya yang ia anggap tak pernah menyerah dan putus asa dalam menghadapi sesuatu juga sering mengasihi orang-orang miskin di sekitarnya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa ibunya mempunyai filosofi seperti itu. Tekad Lie Dharmawan untuk menjadi dokter datang ketika ia melihat masyarakat disekitarnya sulit untuk pergi ke dokter di rumah sakit yang disebabkan karena faktor kemiskinan. Hal ini kemudian menyebabkan masyarakat terpaksa pergi berobat ke dukun karena biayanya yang murah dan juga sebagai alternatif pengobatan. Sebab lain mengapa Lie Dharmawan ingin menjadi dokter karena ia melihat sendiri adiknya meninggal karena penyakit diare akut dan telambat ditangani oleh dokter. kedua hal itulah yang membuat Lie Dharmawan bertekad kuat untuk menjadi dokter. Namun apa daya ketika di sekolah ia menyampaikan cita-citanya ingin menjadi dokter, ia hanya mendapatkan tertawaan dari teman temannya seisi kelas, disebabkan karena ia miskin sehingga tidak bisa masuk ke jurusan kedokteran. Namun kelak, ia benar benar membuktikan cita-citanya itu.

Jalan Panjang Menjadi Seorang Dokter
Lie Dharmawan pun sadar bahwa cita citanya untuk menjadi dokter bisa dikatakan sangat berat, namun seberapa berat masalah jika dengan tekad kuat dan kerja keras pasti akan tercapai karena yang namanya kerja keras tak pernah menghianati pengorbanan, selalu ada hasil manis dari pengorbanan itu. Selain belajar dengan keras, setiap pukul enam pagi hari, ia selalu pergi ke gereja yang berada didekat sekolahnya dan kemudian berdoa dengan doa yang sama yang selalu ia ulang-ulang selama bertahun-tahun.

“Tuhan, aku mau jadi dokter yang kuliah di Jerman”

Di tahun 1965, Lie Dharmawan kemudian lulus SMA dengan prestasi yang cemerlang, berkali-kali ia mendaftar di fakultas kedokteran yang ada dipulau Jawa namun ia tidak pernah diterima. Kesempatan kuliah akhirnya ada ketika ia diterima masuk di fakultas Kedokteran di Universitas Res Publica (URECA) dimana universitas ini didirikan oleh para petinggi organisasi Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia tahun 1958.Namun baru beberapa hari kuliah, kampusnya dibakar oleh massa. Akhirnya ia tidak dapat melanjutkan kuliahnya, dan Lie Dharmawan kemudian memutuskan untuk menjadi pekerja serabutan untuk mengupulkan uangnya membeli tiket ke Jerman untuk melanjutkan cita-citanya.

Kuliah Kedokteran DI Jerman
Di usianya yang ke 21 tahun, Lie Dharmawan pun mendaftarkan diri ke sekolah kedokteran di Berlin Barat, Jerman namun tanpa dukungan beasiswa. Dengan tekad yang kuat ia akhirnya diteriman di fakultas Kedokteran Free University, Berlin Barat. Dan untuk memenuhi biaya kuliah dan kehidupan sehari-harinya, Lie Dharmawan kemudian

bekerja sebagai kuli bongkar muat barang. pada kesempatan lain, Lie juga bekerja di sebuah panti jompo yang salah satu tugasnya adalah membersihkan kotoran orang tua berusia 80 tahunan.

Lie Dharmawan tetap berprestasi sekalipun sibuk bekerja, sehingga ia mendapat beasiswa, itu semua ia gunakan untuk biaya sekolah adik-adiknya. Tahun 1974, Lie berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar M.D. (Medical Doctor). Empat tahun setelahnya, Lie sukses menyandang gelar Ph.D. Melalui perjuangan tanpa kenal lelah selama sepuluh tahun, Lie akhirnya lulus dengan membanggakan dimana ia lulus empat spesialisasi yakni ahli bedah umum, ahli bedah toraks, ahli bedah jantung dan ahli bedah pembuluh darah. Cita cita semasa kecilnya akhirnya tercapai.

dr. Lie Dharmawan Kembali Ke Indonesia
Selama enam bulan Lie di Semarang kemudian ke RS Rajawali, Bandung. Tahun 1988, Lie berkarir di RS Husada, Jakarta hingga saat ini. Kegiatan sosial pertama Lie sebagai seorang dokter bedah di Indonesia dilakukan saat mengoperasi secara cuma-cuma seorang pembantu rumah tangga tahun 1988. Selanjutnya, Lie juga terus mengupayakan bedah jantung terbuka (bedah di mana jantung dihentikan dari pekerjaannya untuk dibuka untuk diperbaiki). Bedah semacam ini melawan arus karena butuh peralatan yang lebih canggih dan mahal, namun harus dilakukan dalam operasi skala besar. Tahun 1992, Lie akhirnya sukses melangsungkan bedah jantung terbuka untuk pertama kalinya di rumah sakit swasta di Jakarta.

Mendirikan yayasan DoctorSHARE dan Rumah Sakit Apung
Jangankan berobat, jika makan sehari-hari pun sulit. Kesadaran ini menerpa batin Lie begitu kuat hingga akhirnya bersama Lisa Suroso (yang juga aktivis Mei 1998) mendirikan sebuah organisasi nirlaba di bidang kemanusiaan dengan nama doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli—sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. DoctorSHARE bekerja didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika medis. DoctorSHARE memberikan pelayanan medis secara cuma-cuma di berbagai wilayah Indonesia. Selain pengobatan umum di berbagai sudut Indonesia, program awal DoctorSHARE adalah pendirian Panti Rawat Gizi di Pulau Kei, Maluku Tenggara.

Dr Lie Darmawan tidak pernah lupa kata-kata Ibunya sejak kecil yang ia pegang terus sampai ia berhasil menjadi dokter dengan keahlian empat spesialis bedah.

Lie, kalau kamu jadi dokter, jangan memeras orang kecil atau orang miskin. Mungkin mereka akan membayar kamu berapapun tetapi diam-diam mereka menangis di rumah karena tidak punya uang untuk membeli beras“.

  Inspirasi ini melekat kuat dalam benak Lie. Bersama DoctorSHARE, Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta, yang diberi nama KM RSA DR. LIE DHARMAWAN. Pelayanan medis dalam RSA dilakukan dengan cuma-cuma. Dari koceknya, ia mewujudkan mimpi yang muskil, membangun rumah sakit apung. Kemudian berlayarlah Lie Dharmawan mengunjungi pulau-pulau kecil di Nusantara, mengobati ribuan warga miskin yang tak memiliki akses pada pelayanan medis. Tujuan didirikannya RSA ini adalah untuk melayani masyarakat yang selama ini kesulitan mendapat bantuan medis dengan segera karena kendala geografis dan finansial, terutama untuk kondisi darurat, khususnya bagi masyarakat prasejahtera yang tersebar di kepulauan di Indonesia. Rumah Sakit Apung milik dr. Lie hanyalah sebuah kapal sederhana yang terbuat dari kayu, yang di dalamnya disekat-sekat menjadi bilik-bilik yang diperuntukkan untuk merawat pasien-pasien inap ataupun pasien-pasien pasca operasi. Sehingga dr. Lie dianggap sebagai dokter gila, karena keberaniannya menggunakan kapal kayu mengarungi pelosok negeri ini untuk membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu tetapi memerlukan pelayanan kesehatan segera.

***

“Waktu Lunak”

Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat (Galatia 4:4)
Bacaan : Galatia 3:26-4:7

Setelah meneliti perilaku ribuan pengguna telepon genggam, James Katz, seorang profesor di bidang komunikasi di Rutgers University, menyimpulkan bahwa telepon genggam telah mengubah pembawaan cara berpikir kita tentang waktu. Para periset mengatakan bahwa Amerika Serikat kini hidup di dalam “waktu lunak”. Istilah tersebut diciptakan untuk menggambarkan pemikiran para pengguna telepon genggam yang menelepon pada pukul 8.20 untuk mengatakan ia akan terlambat hadir dalam rapat yang diadakan pukul 8.30, datang pukul 8.45, dan menganggap dirinya tepat waktu karena ia telah menelepon sebelumnya.

Tidak seperti kita, Allah senantiasa tepat waktu. Kita berusaha memahami mengapa Dia tidak bertindak di dalam peristiwa-peristiwa dunia atau di dalam kehidupan pribadi kita secepat yang seharusnya Dia perbuat menurut pemikiran kita. Akan tetapi, Alkitab menyatakan ketepatan waktu Allah yang Perkasa menurut rencana-Nya. Galatia 4:4,5 berbunyi, “Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak- Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.” Dan Roma 5:6 berbunyi, “Waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan [pada saat yang tepat] oleh Allah.”

Kita dapat memercayai Allah yang bijak dan penuh kasih ini, yang tidak pernah terlambat dalam rencana kekal-Nya, yang tepat waktu dalam segala aspek kehidupan kita yang sekecil-kecilnya —David McCasland

Peti Harta Karun

,…tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah (Ibrani 6:12)

Bacaan : Ibrani 11:32-40

Saat saya masih kecil, Ibu sering membiarkan saya mengaduk-aduk kotak kancingnya ketika saya menjalani proses pemulihan setelah sakit. Saya selalu gembira saat menemukan beberapa kancing tua yang saya kenal, dan mengingat pakaian yang dulunya dihiasi kancing-kancing itu. Saya terutama senang saat Ibu mengambil salah satu kancing tua yang terabaikan itu dan memanfaatkannya lagi.

Sama seperti pengalaman di atas, saat sedih, saya sering membuka-buka Alkitab dan mengingat kembali janji-janji yang saya kenal dan telah menguatkan saya. Dan saya selalu memperoleh dorongan semangat melalui janji-janji yang sebelumnya tidak saya perhatikan.

Saya teringat pagi yang suram di saat terakhir penderitaan suami saya. Saya mencari-cari firman Allah untuk mendukung saya menghadapi situasi yang menyakitkan bagi kami. Dalam Ibrani 11, saya mengamati bahwa Allah telah menyelamatkan umat-Nya yang menderita melalui berbagai cara yang sangat dramatis. Namun, saya tidak selalu dapat mengaitkannya dengan situasi tertentu. Lalu saya membaca tentang orang-orang yang “beroleh kekuatan dalam kelemahan” (ayat 34). Allah memakai ungkapan itu untuk meyakinkan saya bahwa dalam kelemahan, saya akan dikuatkan. Di saat paling berkesan itu, saya mulai merasakan kekuatan-Nya, dan iman saya pun diperbarui.

Apakah Anda sedang diuji hari ini? Ingatlah, ada banyak janji dalam Alkitab, peti harta karun Allah. Umat Allah secara turun-temurun telah membuktikan kebenarannya. Anda pun dapat membuktikannya –Joanie Yoder

Disadur dari Alkitab Sabda

 

Miliki Mental Juara

Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.” Yudas 1:20

Salah satu strategi terbaik dari seorang pelatih yang handal adalah membuat tim yang dipimpinnya berpikir ke arah yang benar. Seorang pelatih handal akan selalu membangun timnya dan membuat mereka percaya kepada kemampuan yang mereka miliki. Ketika tim tersebut harus keluar untuk bertanding, yang diperlukan mereka untuk melakukan yang terbaik dan menang ternyata bukan hanya kemampuan dan teknik semata; tetapi sikap mereka, pola pikir serta percakapan internal yang mereka jalin sebagai sebuah kesatuan tim juga memegang peranan sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka akan mampu melakukan yang terbaik ketika mereka merasa diri mereka adalah pemenang.

Tahukah Anda bahwa hal yang sama juga berlaku dalam kehidupan pribadi kita masing-masing? Kita harus keluar setiap hari dengan perasaan bahwa kita adalah pemenang. Kita akan dapat melakukan yang terbaik dalam hidup ketika kita memiliki mental sebagai seorang juara karena masing-masing kita percaya kepada kemampuan dan kapasitas kita masing-masing .Tetap pelihara kebiasaan Anda untuk berpikir positif serta terus mengucapkan kata-kata iman atas hidup Anda karena dengan demikian Anda akan memiliki gambar diri yang baik dan sehat dan itu merupakan salah satu aset terbaik yang Anda miliki. Kenyataannya, apa yang Anda miliki tersebut tidak hanya akan membawa Anda naik tingkat lebih tinggi lagi tetapi juga akan menginspirasi orang-orang di sekitar Anda agar melakukan yang terbaik sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka masing-masing seperti yang Anda lakukan.

Hidup Anda sangat penting, jadi hindari untuk menyerah dalam pola pikir negatif dan mental tempe yang selalu merasa kalah dan tidak mampu. Cara Anda menjalani hidup ini sangat penting! Ibaratnya kita melempar batu di sungai yang akan meghasilkan beberapa riak kecil di air di sepanjang sungai: hidup Anda “membuat riak di air” dan membawa pengaruh terhadap orang-orang di sekitar Anda bahkan dengan cara yang tidak terlihat oleh mata. Perlu Anda ingat bahwa pengaruh merupakan kekuatan untuk menghasilkan sebuah dampak tanpa memerlukan usaha atau tenaga yang berarti. Dengan kata lain, dengan hanya menjalani hidup Anda, ternyata kehidupan Anda tersebut membawa dampak bagi orang lain maupun lingkungan sekitar.

Orang-orang di sekeliling Anda akan secara terus menerus melihat dan belajar dari teladan Anda, baik itu teladan yang bersifat positif maupun yang sifatnya negatif dan Anda harus sadar bahwa Anda bertanggungjawab terhadap setiap pengaruh yang Anda kontribusikan kepada orang lain dan lingkungan sekitar tersebut.

Hari ini, mari pusatkan perhatian kita untuk memiliki mental juara. Perhatikan mengenai arti penting cara kita menilai diri kita masing-masing dan pengaruh serta dampak yang kita bawa terhadap lingkungan sekitar kita. Pilihlah untuk mengarahkan pribadi kita ke arah yang benar dan bantu mereka yang berada di sekitar kita untuk mencapai pola hidup yang lebih tinggi dalam setiap aspek kehidupan mereka.

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16

Disadur dari Renungan Harian Pelita Hidup

Dibentuk Sesuai Rencana-Nya

Kaktus dana kupu

Pengkhotbah 3 : 11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Syalom Sahabat Agape…

Kita semua tentu tahu,bahwa kupu-kupu yang cantik butuh waktu cukup lama dan panjang melalui proses metamorfosis dari ulat yang jelek dan menjijikkan bagi kebanyakan orang,dan akhirnya bisa menjadi kupu-kupu cantik yang bukan hanya disukai anak-anak pada umumnya,tetapi juga orang dewasa,bahkan sampai menjadi obyek lukisan,handycraft (kerajinan tangan),motif pada kain,tas,sepatu,dan masih banyak lagi.Kita tentu juga tahu tanaman kaktus,yang umumnya tumbuh ditanah kering dan tandus seperti padang gurun.Tanaman yang mampu beradaptasi di iklim yang keras dengan panas terik dan curah hujan minim ini,ternyata mempunyai bunga yang sangat indah.Bahkan beberapa jenis tanaman kaktus mampu menghasilkan buah yang enak untuk di konsumsi,yaitu buah naga (jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus).Ada juga ulat (larva ulat sutera murbei) yang menghasilkan benang sutra yang jika diolah lebih lanjut,akan sangat mahal nilainya.

Contoh-contoh diatas menunjukkan kepada kita,bahwa Tuhan menciptakan semua mahluk hidup dengan maksud dan tujuan yang indah dan mulia.Apalagi kita sebagai gambaran-Nya,kita sangat berharga dimata-Nya.Karena itu jika Allah memproses dan membentuk kita untuk menjadi pribadi yang sempurna bagi kemuliaan-Nya,maka kita harus menjalani proses itu dengan tetap berpegang dan ingat akan janji-Nya yang indah bagi kita semua,yaitu mahkota kemuliaan bersama-sama dengan Dia di Sorga. Ingatlah bahwa untuk menjadi kupu-kupu cantik harus melalui proses panjang,hiduplah seperti kaktus yang mampu bertahan di ikilm dan tanah yang ekstrim namun mampu menyimpan air dan menghasilkan bunga dan buah.Bahkan ulat sutera yang kelihatannya binatang lemah dan tidak berharga,ternyata mampu menghasilkan benang-benang sutera yang mahal.Kita sebagai anak-anak Tuhan juga harus mampu menghasilkan bunga dan buah-buah rohani yang indah untuk kemuliaan nama Tuhan.

Proses metamorfosis bukanlah halangan untuk berkembang,tanah dan iklim yang ekstrim bukanlah kendala untuk hidup,tubuh yang lemah bukanlah alasan untuk tidak menghasilkan karya yang indah.Jadilah anak-anak Tuhan yang selalu bepikir dan memandang nilai-nilai positif dari suatu masalah dalam hidup.Lihatlah rancangan Tuhan yang indah dibalik semua masalah dalam hidup ini.Mungkin saat ini kita tidak tahu dan tidak mengerti semua yang terjadi,namun percayalah selalu bahwa Ia menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

 

 

 

Kepercayaan Yang Diuji

Kejadian 22 : 12 Lalu Ia berfirman “Jangan kau bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia,sebab telah kuketahui sekarang ,bahwa engkau takut akan Allah,dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku”

Syalom Sahabat Agape…

Suatu ketika ada dua orang sahabat.Chris dan Markus.Keduanya adalah karyawan teladan disebuah perusahaan besar.Chris adalah anak orang kaya,yang merupakan pemilik dari perusahaan tempat kedua sahabat itu bekerja,sedangkan Markus adalah anak dari keluarga sederhana.Untuk pergi dan pulang kantor,keduanya selalu mengendarai mobil kesayangan mereka.Chris dengan mobil mewah hadiah orangtuanya,sedangkan Markus dengan mobil lama warisan orangtuanya,satu-satunya kendaraan yang dimiliki keluarga mereka,hasil cicilan ayahnya bertahun-tahun lalu.Namun kesenjangan ekonomi antara keduanya tidak mengurangi kasih diantara mereka,kasih yang tulus sebagai sahabat dalam suka dan duka.Suatu hari,saat pulang kerja,Chris mengalami kecelakaan,mobilnya rusak parah,untungnya Chris sendiri cuma mengalami cedera ringan.Saat Markus menjenguknya dirumah sakit,Chris malah meminta satu-satunya barang berharga yang dimiliki Markus,mobil warisan ayahnya.

Markus sebenarnya sangat keberatan untuk memberikan mobil tersebut.Bukankah Chris anak orang kaya,mudah saja baginya untuk memperbaiki mobilnya yang rusak parah karena kecelakaan itu, bahkan membeli mobil baru? Dan jika ia memberikan mobil tersebut,itu berarti untuk beraktivitas ia harus menggunakan kendaraan umum,dan apa nanti yang akan dikatakan kedua orangtuanya?Tetapi karena Chris bersikeras dengan alasan butuh waktu untuk memperbaiki mobil yang rusak,dan tidak ingin membeli mobil baru karena mobil nya adalah hadiah kedua orangtuanya,maka dengan rela hati akhirnya Markus memberikan mobil lamanya untuk dipakai Chris.

Selang seminggu kemudian,Markus melihat Chris datang kekantor dengan mobil baru,bukan mobil lama yang sudah diperbaiki.Saat Markus menanyakan tentang mobilnya,Chris malah memberikan kunci mobil baru yang dikendarainya kepada Markus.Ia lalu berkata kepada Markus “Sahabatku,aku kini tahu,bahwa engkau sungguh mengasihi aku.Engkau memberikan satu-satunya barang berharga warisan orangtuamu untuk aku pakai.Sebenarnya sudah lama aku ingin memberikanmu hadiah mobil baru sebagai tanda persahabatan kita.Tetapi engkau pasti tidak akan mau menerimanya.Saat aku mengalami kecelakaan,kupikir itu adalah saat yang tepat untuk aku “tukar”mobil lama milikmu dengan yang baru.Terimalah tanda persahabatan yang tulus ini.”

Sahabat Agape,ilustrasi diatas menunjukkan betapa kasih yang tulus itu tidak memperhitungkan uang dan kedudukan.Apalagi jika kita membaca kisah Abraham yang tetap setia untuk melakukan kehendak Allah dengan mengorbankan anak tunggal yang sudah lama dinantikannya sebagai korban bakaran kepada Allah.Akhirnya Abraham memperoleh kasih dan janji Allah(Kej 22 : 16-18).Ia sendiri disebut bapa segala bangsa.Jika Abraham setia dan taat mengorbankan anak tunggalnya kepada Allah,maukah kita mengorbankan milik kita yang paling berharga juga untuk keuliaan-Nya ?Bukan hanya harta,tetapi tubuh dan jiwa kita,sebagai persembahan yang hidup dan berkenan dihadapan-Nya. Amin.

Oleh Admin Sekretariat

 

 

Polusi Suara

Kolose 3:8
“Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”

Kata-kata tak senonoh dan ungkapan yang kasar kini semakin biasa diucapkan dalam acara-acara utama televisi. Banyak penulis dan produser tampaknya semakin sering melanggar batas ketentuan yang diizinkan masyarakat tentang penggunaan kata-kata yang tidak bermoral dan bersifat menyerang.

Perkataan yang tak senonoh dan kasar adalah jenis polusi suara yang paling buruk. Selain menghujat Allah, kata-kata kotor juga merendahkan manusia. Percakapan yang diakhiri dengan kutukan, sumpah serapah, dan ungkapan-ungkapan kotor serta kasar, mengaburkan keindahan ide-ide yang luhur. Kata-kata yang bersifat mengutuk dapat membangkitkan amarah dan merusak hubungan kita dengan sesama. Kata- kata tersebut dapat menimbulkan sakit hati yang berkepanjangan dalam diri orang-orang yang peka terhadap perlakuan kasar secara lisan.

Perkataan yang tidak baik membuat keadaan di sekitar menjadi tak bermoral dan tidak rohani, sehingga merusak pikiran dan cara hidup yang kudus. Suara yang memekakkan telinga dapat meredam suara Roh Allah. Itulah sebabnya firman Allah menyatakan dengan jelas jenis perkataan yang tidak boleh keluar dari bibir para pengikut Yesus (Kolose 3:8), dan sekaligus jenis perkataan yang seharusnya menjadi ciri khas kita (Kolose 4:6).

Berabad-abad yang lalu pemazmur mempersembahkan sebuah doa yang akan membuat kita lebih bijaksana: “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku” (Mazmur 141:3). Doa semacam itu sangat kita butuhkan pada masa-masa sekarang ini.

Perkataan yang tidak senonoh memalukan si pengucap serta merendahkan si pendengar.

Disadur dari Renungan Harian Sahabat Doa Kristen

 

 

 

Murid Yang Dikasihi Yesus

Bacaan Alkitab :

Yohanes 21 : 20-23,13 :23,20 : 2,Lukas 9:28,Matius 26 :37

 

Ada 3 murid yang selalu menyertai Yesus dalam pelayanan-Nya yaitu Petrus,Yakobus dan Yohanes(bin Zebedeus).Tertulis bahwa Petrus ingin sekali tahu apa yang akan terjadi dengan Yohanes.Petrus sendiri adalah orang yang agresif dan suka sekali berada didepan (memimpin).Tetapi Tuhan mengatakan kepada Petrus bahwa hal tersebut bukanlah urusannya,tetapi hendaklah Petrus mengikut Tuhan.Hal ini berarti adalah lebih penting bagaimana hubungan kita sendiri dengan Tuhan,dan bukan sibuk mengurusi hubungan orang lain dengan Tuhan.Ada banyak orang yang menyibukkan diri dengan urusan orang lain sehingga melupakan hal-hal penting dalam keluarga,bahkan dengan Tuhan.

Merujuk kepada tema diatas,menjadi murid yang dikasihi Yesus,berarti suatu kehormatan.Dapat dibayangkan betapa indahnya bila kita sungguh dikasihi dan dipakai Tuhan untuk pekerjaan-Nya.Mengapa Yohanes dikasihi Tuhan dan bukan Petrus atau murid yang lainnya?Sebenarnya semua murid dikasih Tuhan Yesus,tetapi ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari sikap Yohanes,yaitu :

  1. Ia dekat dengan Tuhan (akrab,baca :ayat ke 20).Orang yang dekat dengan Tuhan tidak akan mementingkan diri sendiri.Memang bahwa alkitab tidak menyebutkan nama Yohanes sebagai murid yang dikasihi.Namun hal ini dapat diketahui dari penelitian para teolog.Ini membuktikan bahwa ia adalah orang yang rendah hati dan memiliki hasrat untuk bergaul erat dengan Tuhan.
  2. Yohanes adalah orang yang setia (Yohanes 19 : 26-27).Kesetiaan adalah sebuah panggilan dan bukan sebuah kewajiban yang dilakukan dengan keterpaksaan (Markus 13:13).Kita perlu setia,karena tanpa kesetiaan kita tidak dapat bertahan sampai akhir.Kesetiaan itu sendiri dijalin atas dasar relasi kita dengan Tuhan,yang berarti kita perlu menyediakan waktu spesial untuk berkomunikasi dengan Tuhan lewat doa,refleksi dan pembacaan alkitab serta kecintaan kepada sesama kita.
  3. Ketika Yohanes diberkati dan berkelimpahan ia tetap mengenal Tuhan dan tidak melupakan-Nya(Yohanes 21 : 1-7).Kekayaan dan keberhasilan bisa mengubah hidup seseorang menjadi lebih dekat dengan Allah atau melupakan Allah.Ingatlah bahwa Allah-lah yang memberi semua apa yang kita miliki didunia ini.

Yohanes adalah pribadi yang selalu merespon kasih Tuhan dengan segenap jiwa dan akal budinya.Sikap inilah yang diinginkan Tuhan dalam kehidupan kita.Belajarlah dari Yohanes dan jadilah murid yang dikasihi-Nya.Amin.

 

MC : Aci Sisca /Pemusik :sdri.Nikita Siung/ Pembicara: sdri.Martentje Pah/ Kehadiran : L/P : 1/27 orang /Kesaksian : Ibu Joice dan ibu Emi/ Doa penutup : Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

 

 

Hidup dan Tinggal Dalam Terang Kristus

Matius 5 : 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga.

Syalom sahabat Agape…

Apakah yang akan kita lakukan jika tiba-tiba berada dalam kegelapan? jika tiba-tiba sumber cahaya yang kita miliki padam?Tentunya kita akan berusaha mencari sumber cahaya yang baru.Entah itu dengan menyalakan  lilin,korek api,lampu emergency,bahkan sumber cahaya dari handphone kita.Semua itu kita lakukan,karena kita tidak mau terus berada dalam kegelapan.Jika hidup dalam kegelapan,kita tidak mungkin melakukan berbagai aktivitas.Semuanya akan tertunda hanya karena tidak memiliki sumber cahaya itu.Sebaliknya,jika kita berada dalam ruangan atau di tempat yang terang,kita akan mudah melihat sekeliling kita & melakukan berbagai aktivitas.Bayangkan jika saat berada di tengah hutan atau alam terbuka dimalam hari (mungkin saat camping) dan tiba-tiba sumber cahaya kita padam,tentunya kita akan menjadi takut.Takut karena tidak dapat melihat bahaya di sekitar(binatang buas),takut setan,dan bahkan ada yang phobia dalam kegelapan.

Sahabat Agape,dunia ini adalah dunia yang penuh kegelapan.Bukan kegelapan seperti yang kita rasakan jika hari sudah malam,tetapi kegelapan yang dimaksudkan disini adalah kegelapan karena perbuatan-perbuatan jahat,tipu muslihat,ketidaksetiaan,dan berbagai macam perbuatan yang tidak berkenan dihadapan Allah.Kita semua hidup dalam kegelapan,dan untuk bisa mendapatkan cahaya kehidupan yang abadi,hanya satu sumbernya yaitu terang Kristus.Cahaya yang akan menuntun kita untuk melakukan banyak perbuatan baik,untuk melihat musuh-musuh disekeliling kita,bahkan menjadi terang bagi orang-orang disekitar kita.Memang tidak mudah,karena itu berarti kita harus menjadi teladan,sebab cahaya yang menyinari kehidupan kita akan membuat kehidupan kita begitu jelas terlihat oleh banyak orang.

Jika kita mau tetap berada dalam terang,kita harus tinggal dalam sumber terang itu,yaitu Yesus Kristus.Kita harus mengikuti Terang itu,mengikuti teladan Kristus,dan bercahaya untuk banyak orang.Niscaya semua ketakutan,kekuatiran dan kehidupan lama kita akan dihapus dengan cahaya kasih dari Allah Bapa kita.Maukah sahabat semua hidup dalam Terang dan menjadi terang untuk kemuliaan-Nya? Amin.

 

Oleh Admin Sekretariat

KETIKA IMAN DIUJI

Ayat bacaan: Daniel 1:5
===================
“Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.”

ketika iman diujiLulus atau tidak, itu menjadi hasil dari sebuah ujian. Untuk berhasil tentu diperlukan ketekunan dan keseriusan dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian. Sebaliknya jika kita menyepelekannya, maka kemungkinan untuk gagal pun akan besar. Dalam kehidupan ini, ada kalanya iman kita pun harus melewati ujian. Bisa jadi lewat tekanan atau bahkan ancaman dari orang-orang sekitar kita, baik di lingkungan atau pekerjaan. Perasaan takut dikucilkan, takut ditolak, takut tidak naik jabatan, diperlakukan tidak adil dan sebagainya seringkali membuat sebagian orang menyembunyikan identitas dirinya dari segi keimanan. Jatuh hati kepada seseorang pun sering menjadi penyebab lunturnya keimanan. Ada banyak orang yang akhirnya berkompromi demi mendapatkan pujaan hatinya, bahkan memilih untuk meninggalkan Kristus. Ironi seperti ini banyak terjadi di tengah masyarakat. Memang tidak mudah hidup sebagai minoritas di tengah mayoritas. Namun sesungguhnya pada saat-saat seperti itulah iman dan ketaatan kita akan Kristus tengah diuji. Lulus atau tidak, itu semua tergantung keputusan kita sendiri. Apakah kita mau berkompromi mengorbankan Tuhan yang telah begitu mengasihi kita dan menebus dosa-dosa kita, mengganjar kita yang sebenarnya tidak layak ini dengan keselamatan kekal, atau memilih untuk terus setia apapun resikonya. Ada banyak pahlawan iman yang tercatat dalam Alkitab, sebagian di antaranya harus rela mengakhiri hidupnya di dunia sebagai martir. Hari ini saya rindu mengajak teman-teman melihat kisah Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.

Kisah Daniel dibuka dengan kekalahan bangsa Yehuda di tangan bangsa Babel, bangsa penyembah berhala. Layaknya bangsa yang kalah, harta dan kehidupan Yehuda pun dirampas masuk ke dalam bangsa yang menang. Pada saat itu, raja Babel memerintahkan kepala istana untuk mengambil sebagian orang Israel yang berasal dari keturunan raja dan bangsawan untuk dilatih mengenai bahasa, budaya dan cara hidup Babel sampai identitas mereka sebagai orang Yehuda bisa terkikis habis. “Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.” (Daniel 1:3-4). Ini termasuk mengenai makanan. Mereka harus makan dari makanan yang sama yang dipersiapkan bagi anggota keluarga raja. Mereka juga harus siap dilatih selama 3 tahun dan dipersiapkan untuk bekerja bagi raja. “Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.” (ay 5). Dari kriteria ini, terdapatlah 4 orang pemuda Yehuda, yaitu Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. (ay 6). Nama mereka pun diganti. “Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.” (ay 7). Tapi meski nama mereka diganti, dan mereka diwajibkan untuk menjalani proses pencucian identitas sebagai bangsa Yehuda, ternyata hati mereka tidak berubah sedikit pun. Ujian yang mereka alami tidaklah mudah. Mereka menghadapi ancaman kematian dengan cara mengerikan jika masih terus mempertahankan iman mereka dan menolak menyembah berhala-berhala Babel dan rajanya. Menghadapi ancaman, Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (3:16-18). Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak menyembah berhala-berhala yang menjadi tuhan bangsa Babel, dan akibatnya merekapun dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Daniel pun sama. Ketika ia dijebak dari ketaatannya menyembah Allah setiap hari sebanyak tiga kali, ia pun diancam untuk mati dengan cara dilempar ke dalam gua singa. (6:16). Ini ujian iman yang sungguh tidak main-main. Tapi apa yang terjadi? Kita tahu Sadrakh, Mesakh dan Abednego disertai malaikat dan tidak cedera sedikitpun. Apa yang mereka alami bahkan menjadi kesaksian luar biasa akan kuasa Tuhan yang mereka sembah. (3:24-30). Mengenai Daniel, kita tahu pula bagaimana Daniel selamat dari gua Singa tanpa kekurangan suatu apapun lewat penyertaan malaikat pula. “Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” (6:22). Ujian iman yang berat dilalui oleh Daniel, Hanaya (Sadrakh), Misael (Mesakh) dan Azarya (Abednego) dengan gemilang.

Adakah hari ini di antara teman-teman menghadapi pergumulan mengenai iman? Mungkin ditolak atau diusir dari keluarga karena mengikuti Kristus, mungkin disingkirkan oleh lingkungan, bahkan mungkin pula mengalami ancaman atau aniaya, mendapatkan berbagai penderitaan, dan sebagainya. Seperti halnya Daniel dan ketiga pemuda lainnya, itu semua mungkin kita alami juga di hari-hari yang sulit seperti sekarang ini. Adalah penting bagi kita untuk terus setia meskipun apa yang kita hadapi mungkin sungguh berat. Setiap saat kita harus mampu memastikan bahwa diri kita tetap ada bersama dengan Kristus. Paulus mengingatkan demikian: “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (2 Korintus 13:5). Dalam kesempatan lain, Yakobus justru berkata bahwa kita seharusnya malah merasa beruntung jika kita mengalami berbagai macam cobaan. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,” (Yakobus 1:2). Mengapa demikian? “sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (ay 2-3). Lihatlah ada buah yang matang yang akan kita petik sebagai hasil jika kita lulus dari ujian iman itu. Petrus mengatakan hal yang sama. “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu–yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api–sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.” (1 Petrus 1:6-7). Ingatlah bahwa tujuan iman adalah keselamatan jiwa.(ay 9). Keteguhan dan kesetiaan iman kitalah yang akan menentukan seperti apa kita kelak di kehidupan selanjutnya. Apakah keselamatan kekal atau kebinasaan kekal yang kita peroleh sebagai hasil, itu tergantung dari keseriusan kita dalam menjaga kesetiaan kita pada Yesus. Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego telah membuktikan kesetiaan mereka dan lulus dengan gemilang. Menghadapi hari-hari yang mungkin kurang lebih sama, penuh tekanan, ancaman dan bahkan aniaya, mampukah kita memiliki iman seperti mereka?

Jangan pernah tergoda untuk meninggalkan Kristus dalam menghadapi berbagai tekanan dan ujian

Disadur dari Renungan Harian One Worship

« Older Entries     Newer Entries »