header image
 

All posts in May 12th, 2015

Ketika Keadaan Baik-Baik Saja

 Baca: Yeremia 22:20-30

“Aku telah berbicara kepadamu selagi engkau sentosa, tetapi engkau berkata: ‘Aku tidak mau mendengarkan!’ Itulah tingkah langkahmu dari sejak masa mudamu, sebab engkau tidak mau mendengarkan suara-Ku!” Yeremia 22:21

Sudah menjadi sifat manusia ketika hidupnya dalam keadaan sentosa, artinya baik-baik saja, aman, sehat, makmur dan berkecukupan, ia cenderung melupakan Tuhan dan sepertinya tidak lagi membutuhkan kehadiranNya. Saat keluarga baik-baik, anak-anak berhasil dalam studi, pekerjaan sudah mapan dengan gaji cukup tinggi, apa lagi yang perlu kita kuatirkan dan takutkan dalam hidup ini? Jadi kita tidak perlu ngoyo-ngoyo (berusaha keras – istilah Jawa, red.): ibadah ke gereja seminggu sekali saja; berdoa saat mau makan, hendak tidur pada malam hari dan setelah bangun pagi saja. That’s enough! Sudah cukup! Ini sering kita lakukan. Sebaliknya kita baru mau mencari Tuhan sungguh-sungguh apabila bisnis sedang hancur, toko hampir bangkrut, studi gagal total, belum memiliki anak meski sekian tahun berumahtangga atau hal-hal buruk lain sedang menimpa kita.
Tidak salah bila kita datang mencari Tuhan ketika dalam masalah. Namun, apakah kita harus menunggu sampai musibah menimpa kita dahulu baru kita sungguh-sungguh di dalam Tuhan dan melayani Dia? Mengapa ketika masih muda, kuat, sehat dan berkellimpahan kita ‘hitung-hitungan’ dan tidak mau melakukan yang terbaik bagiNya?
Dalam Matius 19:16-22 ada anak muda yang hidupnya makmur dan segalanya baik-baik saja. Bahkan dalam hal kerohanian sepertinya dia tidak bercacat, semua hukum Taurat dia lakukan dengan baik. Namun ada satu hal yang kurang, seperti kata Yesus, “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (Matius 19:21). Dan ternyata anak muda ini lebih memilih mencintai hartanya daripada harus mengikut Tuhan. Harta/kemewahan/uang menjadi prioritas utama dalam hidupnya melebihi kasihnya kepada Tuhan. Oleh sebab itu dia memilih meninggalkan Tuhan daripada harus kehilangan hartanya.

Bersungguh-sungguhlah di dalam Tuhan selagi keadaan kita baik, jangan tunggu sampai Dia menegur kita!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

Bertobat Dengan Sungguh

 Baca: Yehezkiel 33:1-20

“Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup karena itu.” Yehezkiel 33:19

Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, dosa dan tabiat dosa mengikuti dan menjadi bagian dalam diri manusia sehingga kita dilahirkan ke dalam dunia dengan segala kecenderungan hati untuk selalu melakukan kejahatan (baca Kejadian 6:5). Daud menyadari hal itu dan berkata, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” (Mazmur 51:7). Jadi, sesungguhnya kita ini adalah manusia berdosa yang pantas untuk menerima hukuman.
Namun kita patut bersyukur kepada Allah, Bapa kita, yang oleh karena kasihNya menganugerahkan PuteraNya, Yesus Kristus, untuk mati di salib. Darah Kristus mendamaikan kita dengan Allah, kita tidak lagi menjadi seteru Allah. Kristus “…telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.” (1 Petrus 2:24). Setelah menerima anugerah keselamatan kita harus dengan sungguh-sungguh hidup dalam pertobatan. Kita harus bertobat dari dosa! Kita tidak dapat menerima anuegerah Tuhan lalu tetap tinggal dalam dosa, karena Tuhan telah mencurahkan anugerahNya sewaktu kita masih berdosa dan kini dosa kita telah diampuni dan kita disucikan. Hidup dalam pertobatan itu suatu perintah, bukan sekedar himbauan! Kita harus dengan sadar meninggalkan dan menolak segala perbuatan dosa. Karena itu mari mencermati hidup kita, hal-hal apa yang sekiranya akan menyeret kita lebih jatuh ke dalam dosa: apakah lingkungan, tontonan atau bacaan yang negatif, serta pergaulan kita, sebab “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33) dan “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20). Semua perbuatan daging (baca Galatia 5:19-21) harus ditinggalkan.
Kita harus berhenti berbuat dosa dan menghindarkan diri dari jebakan dosa itu. Kita memang masih hidup di dunia yang penuh dosa, namun kita harus memilih untuk hidup sesuai kehedank Tuhan setiap hari, karena pertobatan tidak dapat dilakukan hanya sekali seumur hidup, melainkan suatu proses terus-menerus dalam hidup kita.

Jika tidak sungguh-sungguh bertobat, kita akan binasa!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

PERUMPAMAAN ANAK KEMBAR

http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2009/03/10-cara-memiliki-anak-kembar.html

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (1 Korintus 15:55-57)

Suatu ketika, terbentuklah janin dua anak laki-laki kembar. Minggu-minggu berlalu dan dan kedua anak kembar itu tumbuh. Ketika kesadaran mereka tumbuh, mereka tertawa gembira: “Bukankah luar biasa bahwa kita telah terbentuk? Bukankah luar biasa kita hidup?’

Bersama-sama mereka menjelajahi dunianya. Ketika mereka menemukan tali ibunya yang memberi mereka hidup, mereka bernyanyi ria. Namun kedua anak itu merasakan mereka berubah.

“Apa artinya ini?” Tanya yang satu.

“Ini berarti keberadaan kita di dunia ini akan berakhir.” Kata yang lain.

“Tetapi aku tak mau pergi,” kata yang satu. “Aku ingin terus berada di sini.”

“Kita tak ada pilihan,” kata yang lain.

“Tetapi barangkali ada kehidupan setelah kelahiran.”

“Tetapi bagaimana mungkin?” Sanggah yang lain.

“Kita akan lepas dari tali kehidupan kita dan bagaimana mungkin hidup tanpa itu? Selain itu, orang lain sebelum kita tak ada yang kembali memberi tahu kita bahwa ada kehidupan setelah kelahiran. Tidak, ini adalah suatu akhir. Mungkin tak ada ibu sama sekali.”

“Tetapi harus ada,” bantah yang lain. “Bagaimana kita bisa berada di sini? Bagaimana kita bisa hidup?”

“Pernahkah kita melihat ibu kita?” Tanya yang satunya lagi. “Mungkin dia hanya ada di pikiran kita. Mungkin kita dibentuk oleh gagasan membuat kita kelihatannya baik.”

Maka hari-hari terakhir di dalam rahim itu dipenuhi berbagai pertanyaan dan kecemasan. Akhirnya, waktu kelahiran tiba. Ketika anak kembar itu keluar dari dunianya, mereka membuka mata dan berteriak dengan riang – karena yang dilihatnya melebihi impian terindah mereka, dilihatnya wajah ibunya yang tersenyum penuh kasih. Itulah kematian yang dialami orang Kristen.

Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”

( 1 Korintus 2:9).

Disadur dari Kumpulan Renungan dan Ilustrasi Kristen

 

  • Rabu,29 April 2015

Seminar Mengenai Kanker Serviks

Tempat      : Lt.2 gedung GMIT Agape

Waktu        : Jam 16.00-18.00 wita

Pemusik     : Ev.Foera Era Hura,S.Th

MC               : Aci Ema

Kolektor    : Aci Ae

Sponsor     : Laboratorim kesehatan Prodia

Pembicara  : dr.Timotius

Kehadiran  : L/P : 3/46 orang

Kegiatan    : Doa syafaat,puji-pujian,doa pembuka,kesaksian hidup,presentasi mengenai kanker serviks oleh dr.Timotius,tanya jawab,doa penutup.

  • Rabu,6 Mei 2015

Menjawab 9 Pertanyaan Dari Kaum Wanita Agape

Tempat                  : Lt.2 gedung GMIT Agape

Waktu                    : Jam 16.00-18.00 wita

Pemusik                 : Ev.Foera Era Hura,S.Th & sdri. Nikita Siung

MC                          : Ibu Mauboy

Kolektor                : Ibu Lomi

Perlengkapan         : Ibu Thres

Pembicara              : Pdt.Esra Alfred Soru,S.Th,MPdK

Kehadiran              : L/P : 3/34 orang

Doa Penutup          : Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

Kegiatan    : Doa syafaat,puji-pujian,doa pembuka,kesaksian hidup,jawaban pertanyaan kaum wanita,tanya jawab,doa penutup,ramah tamah ulang tahun.

 

Berikut 9 pertanyaan dan jawabannya :

  1. Q : Apakah para murid Tuhan Yesus selama hidup bersama Tuhan Yesus di dunia,tidak tahu bahwa Ia adalah Anak Allah,sehingga Tomas/Didimus masih perlu bukti lagi kalau Yesus sudah bangkit ?

A : Para murid sudah tahu mengenai hal tersebut,bahwa Yesus adalah Mesias,Anak Allah yang hidup.Tetapi mereka tidak dapat membayangkan kalau Yesus sebagai Mesias itu akan menderita dan mati di salibkan,apalagi bangkit.Hal ini karena konsep manusia berbeda dengan firman Tuhan.Ayat acuan : Matius 8 : 28-29,Yohanes 1 : 49,Matius 14 : 33,Matius 16 ; 13-16,Lukas 24 : 25-26 ; 45-46.

Mengapa Tomas tidak percaya dan butuh bukti lagi ?

  • Karena setan yang bekerja.Ayat acuan : Yohanes 20 : 19-24
  • Karena ia tidak ada dalam persekutuan,sehingga hatinya menjadi keras
  • Karena ia kehilangan damai sejahtera dan pengutusan murid-murid untuk memberitakan injil oleh Yesus

2. Q : Hidup ini sebuah pilihan atau suatu kebetulan,atau memang sudah diatur (ditentukan ) Tuhan?

A : Semua jalan hidup kita ditentukan oleh Tuhan.Ayat acuan : Mazmur 139 : 16,Matius 10 : 29-30,Ayub 28 : 25-26;37: 6,Ayub 28 :11-12,Amos 4 : 7,Keluaran 21 : 13,Ulangan 19 : 4-5,Amsal 16 : 33,Keluaran 12 : 36,II Samuel 17 : 14,Amsal 16 : 1 & 9,Amsal 20 ; 19:21,Yesaya 10 :23,Pengkhotbah 7 : 14,Ratapan 3 : 37-38,Amos 3 : 6. Namun,saat Tuhan menentukan hidup kita,Ia juga tidak membuang kebebasan manusia untuk menetapkan pilihan hidupnya masing-masing.Ayat acuan : Matius 18 : 7,Lukas 22 : 22,Amsal 16 : 1,Amsal 16 : 9,Roma 14 ; 12,Ulangan 29 : 29 (ayat ini menjadi patokn agar pilihan yang dibuat seturut dengan kehendak Tuhan).

  1. Q : Bagaimana tentang hukuman mati (tembak mati) ?

A : Hendaklah para pengambil keputusan berlaku adil.Ayat acuan pada kitab Keluaran 2 : 13,Ulangan 19 : 4-5

  1. Q : Dalam 2 Samuel 24 : 1 dikatakan bahwa Tuhan yang menghasut,tapi kenapa Ia malah memberikan 3 perkara pilihan pada raja ?

A : Karena Tuhan murka kepada Daud yang mulai sombong,sehingga Ia dihadapkan pada perkara-perkara tersebut.Maksud daripada Ia menghasut disini adalah bahwa Ia membiarkan iblis untuk melakukan pekerjaan menghasut itu,dengan maksud memberi pelajaran pada Daud.Seumpama pekerjaan membangun rumah.Kita bisa saja mengatakan bahwa kita sedang membangun rumah,walaupun tukang bangunanlah yangsesungguhnya sedang mengerjakannya.Ayat acuan : Amsal 21 : 10-12,I Tawarikh 21 : 1,Matius 4 :1.

  1. Q : Apakah boleh pasangan bercerai dan kemudian masing-masing menikah lagi,sementara mantan nya masih hidup ?

A : Tidak boleh,kecuali karena zinah.Ayat acuan : Matius 2 : 6,Matius 5 : 32,Matius 19 : 9,Yeremia 3 : 8 (perceraian secararohani).

  1. Q : Apakah nama buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang yang jahat dalam alkitab yang tidak boleh dimakan Adam dan Hawa itu ?

A : Tidak diketahui secara pasti.Ada yang menafsirkan bahwa itu adalah buah madu,dan ada yang menafsirkan bahwa itu adalah buah ara.Karena pada saat Adam dan Hawa makan buah itu,mata mereka terbuka dan mereka tahu bahwa mereka telanjang,lalu mengambil daun ara dan membuatnya menjadi cawat untuk dipakai.Ayat acuan : Kejadian 2 : 17,Kejadian 3 : 7.

  1. Q : Apakah seseorang bisa tahu kalau dia sudah diselamatkan,dan apa tandanya?

A : Bisa.Tandanya adalah lewat iman percaya.Dalam arti bahwa :

– imannya harus menjadikan Yesus sebagai obyek,

-penekanannya pada Yesus sebagai Juruselamat dan bukan hal lainnya (misalnya perbuatan baik yang menyelamatkan),

-iman yang sejati meliputi pikiran,perasaan dan tindakan untuk mengikuti Yesus.Ayat acuan : Roma 10 : 1-2,Yakobus 2 : 17 & 26.

  1. Q : Apa itu kesombongan rohani?

A : Kesombongan rohani adalah menyombongkan perkara-perkara rohani seperti menjadi majelis,menjadi guru sekolah minggu terfavorit,dll.Ayat acuan : 1 Timotius 3 : 6.

  1. Q : Apa perbedaan khotbah dan renungan,dan kapan harus memakai khotbah/renungan?

A : Kalau renungan mengangkat suatu peristiwa dan inti peristiwa tersebut kembali kepada firman Tuhan.Renungan hanya memuat 1 pokok pikiran saja.Sedangkan khotbah,isi nya lebih meyangkut pada penelitian-penelitian yang mendalam terhadap firman Tuhan,dan bisa lebih luas cakupannya.Renungan bersifat praktis,khotbah bersifat pengajaran.Waktu untuk renungan lebih singkat,sedangkan waktu untuk khotbah lebih panjang.Waktu untuk khotbah dan renungan tergantung pada pembicara,mau memakai yang mana,dilihat dari situasi dan kondisi yang dihadapi.Kalau dalam ibadah-ibadah rumahtangga,biasa dipakai renungan,tetapi dalam ibadah rutin gereja,KKR,KPI,dipakai yang dipakai adalah khotbah.

 

Pertanyaan tambahan :

Q : Ada seseorang yang divonis sakit jantung dan harus pasang ring (7 tahun yang lalu),tetapi saat itu ia tidak mau pasang ring,dan hanya bersedia menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat-obatan saja.Apakah kalau ia mati,itu berarti ia bunuh diri,karena tidak bersedia pasang ring 7 tahun lalu sesuai anjuran tim medis?

A : Hal ini bukan dikatakan bunuh diri.Karena bunuh diri itu sendiri adalah sengaja menghabisi nyawa sendiri.Sedangkan orang tersebut mau menjalani pengobatan untuk bertahan hidup,walaupun tidak dengan pasang ring.Jika sesuatu hal dilakukan bukan untuk tujuan kematian diri sendiri,maka itu bukan dikatakan sebagai bunuh diri.

 

Kiranya Tuhan memberkati kita semua.Amin.