header image
 

All posts in April 11th, 2015

Saling Mendukung dan Menolong Dalam Kebenaran (1Samuel 18:1-5; 20:1-43)

Ada istilah yang sering kita dengar, persahabatan itu seperti kepompong yang mengubah sesuatu yang menjijikkan menjadi sesuatu yang indah. Dari ulat menjadi kupu-kupu yang berwarna-warni. Lewat ungkapan ini mau menyatakan, persahabatan itu menimbulkan sesuatu yang baik bagi seseorang. Tuhan Yesus pun menegaskan pengertian persahabatan sejati yaitu seseorang yang mau memberikan nyawanya pada sahabat-sahabatnya (Yohanes 15:13).

Mengenai makna persahabatan dalam Alkitab juga dapat kita lihat dari dua orang tokoh yang bersabahat yaitu Daud dengan Yonatan. Persahabatan antara mereka dinyatakan dengan berpadunya jiwa Yonatan dan Daud. Perpaduan itu diterangkan dengan sikap yang mengasihi sahabatnya seperti jiwanya sendiri. Persahabatan itu juga dinyatakan dengan perjanjian dan inisiasi penyerahan jubah, baju perang, pedang, panah dan ikat pinggang (1 Samuel 18:1-4).

Setelah itu, terlihat pembelaan Yonatan terhadap Daud dari kejaran pasukan ayahnya yaitu Saul yang berusaha untuk membunuh Daud. Sehingga, Yonatanpun harus berhadapan dengan ayahnya. Tapi semua itu menjadi risiko bagi Yonatan yang betul-betul bertindak sebagai seorang sahabat bagi Daud. Dan setelah Yonatan mati dalam perang, Daud tetap memenuhi janjinya kepada Yonatan untuk mengurus keturunan Yonatan dan Mefiboset.

Untuk itu, kita mendapat pelajaran tentang arti seorang sahabat yaitu : Pertama, saling mendukung dan menolong dalam kebenaran karena hubungan mereka berdasarkan sumpah kepada Tuhan. Kedua, sebagai sahabat dalam mendukung dan membela kebenaran tidak akan mundur walau harus berhadapan dengan ancamana yang datang dari orang terdekat sekalipun. Ketiga, dukungan dan pertolongan dalam kebenaran bukan membabi buta, tetapi berdasarkan fakta  yang ada. Sehingga kebenaran itu bukan hanya kebenaran sepihak tetapi bersifat obyektif. Keempat, dukungan dan pertolongan itu siap diberikan kapan saja (seperti yang dilakukan oleh Daud terhadap Mefiboset).

Dukungan dan pertolongan harus kita lakukan dalam kebenaran Tuhan

 

Disadur Dari Renungan Harian Awaken Spirit

YOUNG AT HEART…

Usia yang sudah lanjut membuat sebagian besar orang mengundurkan diri dari panggung dunia. Tetapi bagi “Young at Heart” tidaklah demikian.

Mereka adalah kelompok vokal yang beranggotakan lanjut usia, di panti jompo Massachusetts dengan rentang usia 73-90an tahun. Didirikan pada tahun 1982, choir ini dipimpin oleh Bob Cilman yang mempunyai kesabaran luar biasa dalam mendampingi kelompok ini berlatih menyanyi.

Usia tua membuat mereka harus belajar lirik teks lagu dengan menggunakan kaca pembesar, karena mata yang sudah plus. Mereka juga berusaha keras dan menghafal lirik, karena daya ingat yang sudah menurun. Dan, kerja keras mereka tidaklah sia-sia. Mereka mulai diundang tampil di depan publik pada tahun 1983. Tiket mereka selalu sold out terjual.

Walau sudah lanjut usia, bukan berarti mereka menyanyikan lagu-lagu jadul (lama, tempo dulu), tetapi juga lagu-lagu yang sedang digandrungi anak-anak muda saat itu. Sehingga, pendengar dari usia muda dapat menikmati penampilan penyanyi yang seusia opa dan oma mereka. Dan dalam kurun waktu 1997-2004, mereka sudah melakukan lebih dari 12 tur di luar Amerika, yaitu di Eropa, Australia, dan Canada.

Sutradara Stephen Walker, tergerak mendokumentasikan perjalanan choir ini dengan membuat sebuah film dokumenter. Dalam sebuah adegan film, diperlihatkan saat mereka menyanyi di dalam penjara. Sebelum tampil, seperti biasanya mereka selalu diremehkan. Setelah mulai bernyanyi, atmosfir mencemooh segera berganti dengan tetesan air mata dari para penghuni penjara. Salah seorang penghuni penjara berkata, ”Ini adalah penampilan terbaik yang pernah saya lihat dalam hidup saya.”

Kitab Suci mengatakan ”Manusia sama seperti angin,
hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat.”

Umur itu seperti batu es, dipakai atau tidak, akan tetap mencair. Begitu juga dengan umur kita. Digunakan atau tidak, umur kita akan terus bertambah. Oleh karena itu, siapapun diri kita jadilah seseorang yang memiliki kepribadian yang berkualitas, selalu mengucap syukur dan berusaha melakukan yang terbaik.
Selamat menikmati berkat-berkatNya,
dan teruslah menjadi berkat bagi sesama..
Tuhan Yesus memberkati..

 

Disadur Dari Kumpulan Renungan dan Ilustrasi