header image
 

All posts in February, 2015

Kura-Kura di Atas Pagar..

Di dalam buku Perjalanan Sukses, John Maxwell menyampaikan terima kasih dan penghargaannya kepada orang-orang yang sangat berpengaruh mengangkat hidupnya menjadi pemimpin dari para pemimpin di kelas internasional. Orang-orang yang berpengaruh itu adalah Margaret Maxwell, Dick Peterson, Dave Sutherland, Dan Reiland, Stan Toler, dan Linda Egger. Penghargaan ini diberikan karena pemimpin sekaliber John Maxwell menyadari bahwa tanpa campur tangan orang-orang berkualitas di sekitarnya, dia tidak akan bisa mencapai pengaruh kepemimpinan yang sangat luas. Prinsip ini sangat alkitabiah, Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. (Ams 15:22) Kita tidak perlu sombong atau berbangga diri ketika telah sampai pada suatu tingkat kesuksesan. Entah itu sukses dalam bidang pendidikan, peningkatan karir, atau kemajuan bisnis. Ingatlah bahwa selain karena faktor keuletan, kecerdikan, dan kerja keras, kita tidak akan berhasil tanpa pertolongan Tuhan serta dukungan orang-orang di sekitar kita. Entah itu istri/suami atau orang tua yang selalu menyemangati dan mendoakan kita; entah itu bawahan yang siap sedia membantu kita; atau rekan sekerja yang setia mendampingi kita. Ingatlah bahwa kita tidak akan berada di posisi atas tanpa pertolongan mereka. Salomo menjadi raja yang berhasil bekerja sama dengan berbagai kerajaan, mendirikan Bait Suci dan istana yang megah, itu semua tak lepas dari karya Daud yang sudah menyiapkan cetak biru dan sebagian besar bahan-bahan bangunan. Kemudian dengan bantuan banyak orang maka berdirilah Bait Suci yang megah itu. Salomo menyadari bahwa ia sukses karena didukung oleh ayah, para penasihat, orang-orang yang mengasihinya, terutama karena ia diberkati oleh Tuhan Israel yang disembahnya. Setiap orang membutuhkan nasihat, inspirasi, atau pengingat di dalam mencapai apa yang ditargetkan, terutama jika target itu mempunyai cakupan yang luas. Lukisan seekor kura-kura yang ada di atas pagar yang cukup tinggi menjadi pengingat bagi Alex Haley untuk tidak berbangga diri atas keberhasilan yang sudah dicapainya. Dalam keberhasilan yang sudah dicapainya, Alex memang layak untuk berbangga diri, namun ketika kebanggaan itu mulai meninggi maka Alex akan memandang lukisan di dinding kantornya, yang seolah berkata, Jika Anda melihat seekor kura-kura di atas pagar, Anda akan tahu bahwa ia dapat naik ke sana karena mendapat pertolongan dari seseorang. Seberapa besar kesuksesan yang telah kita raih saat ini? Lebih besarkah dari kejayaan dan kesuksesan Salomo? Jika Salomo yang sangat kaya, bijak dan sukses tidak sombong atau bermegah diri atas apa yang dimilikinya, mengapa kita harus sombong? Ketika sudah sukses, ingatlah Tuhan dan jasa-jasa orang lain yang sudah membuat kita sampai di atas pagar.

 

Disadur dari Renungan Harian Kristen

d

Doa SatuMenit..

Tuhan Yesus,

karena kasih itu adalah sabar…
bantulah aku untuk lambat menghakimi,
tapi cepat untuk mendengarkan.
Berhati-hati untuk mengkritik,
tapi berkeinginan untuk memberi semangat,
mengingat kesabaranMu yang tak terhingga padaku.

Karena kasih adalah baik hati,
Bantulah agar kata-kataku lembut
dan tindakanku penuh pengertian.
Ingatkan aku untuk selalu tersenyum
dan berkata “Tolong” dan “Terimakasih”
karena hal-hal kecil tersebut
masih sangat berarti.

Karena kasih tidak cemburu atau
tidak memegahkan diri dan tidak sombong…
Bantulah aku untuk mempunyai kerendahan hati
dan melihat kebaikan dalam diri orang lain.
Semoga aku dapat merayakan dan menghargai semua
yang ada padaku dan dengan apa adanya diriku,
sambil melakukan hal yang sama untuk
orang-orang di sekitarku.

Karena kasih tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri….
Bantulah aku untuk mengucapkan kata-kata
yang menyejukkan telinga dan hati.
Ketika aku tergoda untuk hanya berminat
pada dunia kecilku sendiri,
ingatkan aku bahwa ada dunia besar di luar sana
yang penuh kebutuhan dan uluran kasih.

Karena kasih tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain…..
Bantulah aku untuk memaafkan orang lain seperti
Engkau memaafkan aku.
Ketika aku ingin ingin mendendam,
bantulah aku dengan lemah lembut
untuk melepaskan dendam
sehingga aku dapat menggapai dengan kasih sebagai gantinya.

Karena kasih tidak bersukacita karena
ketidakadilan tapi karena kebenaran….
Bantulah aku untuk membela kebenaran dan kebaikan.
Semoga aku membela yang lemah,
dan menolong yang tak berpengharapan.
Tunjukkan bagaimana aku dapat membuat perbedaan.

Karena kasih selalu menahan segala sesuatu
dan percaya segala sesuatu…
Bantulah aku untuk menjadi tempat perlindungan
bagi orang di sekitarku.
Ketika dunia di luar kejam dan dingin,
semoga hatiku menjadi tempat yang memberi
dukungan dan memberi kehangatan.

Akhirnya, karena kasih selalu sabar menanggung segala sesuatu….
Bantulah aku ya Tuhan Yesus, agar hatiku selalu berdetak
dengan kasih bagiMu dan orang lain.
Terima kasih Tuhan Yesus untuk hari  ini,
hari di mana kami merayakan kasih,
dan untuk menunjukkan pada kami apa arti sesungguhnya dari kasih itu.

Amin.

 

Disadur Dari Renungan Harian Saat Teduh

Perlu Ketulusan Hati..

Tuhan Yesus menuntut ketulushatian. Orang yang pikirannya berbelat-belit adalah orang yang lebih mengandalkan diri sendiri daripada mengandalkan Tuhan. Bila pikiran kita terlalu berbelat-belit, sulit bagi kita untuk dengan tulus hati mempercayai dan mengandalkan Tuhan.

Ada dua kemungkinan yang bisa membuat Yudas berkhianat dengan menjual Tuhan Yesus, yaitu Yudas ingin mendapat keuntungan (bandingkan dengan Yohanes 12 :4-6)) atau Yudas ingin memaksa Tuhan Yesus memakai kuasa-Nya untuk menentang pemerintah Romawi yang saat itu merupakan pemerintah penjajah. Ada pula kemungkinan bahwa kedua motif di atas bergabung menjadi satu. Waktu Yudas melihat bahwa Tuhan Yesus ternyata tidak melawan, bahkan Dia membiarkan diri-Nya dijatuhi hukuman mati, Yudas menjadi menyesal sehingga ia kemudian bunuh diri.

Pilatus sebenarnya sadar bahwa Tuhan Yesus sama sekali tidak bersalah sehingga ia berusaha untuk membebaskan Tuhan Yesus. Sayangnya, Pilatus kurang tulus. Seharusnya ia dengan tegas membebaskan Tuhan Yesus. Sayangnya, ia memakai taktik dengan mengajukan Barabas sebagai pilihan untuk dibebaskan. Karena takut kehilangan jabatan, Pilatus tidak berani menentang keinginan orang banyak yang meminta agar Tuhan Yesus disalibkan.

Yudas Iskariot dan Pontius Pilatus merupakan gambaran dari orang-orang yang ingin mengikut Tuhan Yesus, tetapi tidak dengan ketulusan hati. Mereka sebenarnya ingin membela Tuhan Yesus, tetapi ketidaktulusan membuat nama mereka tercatat dalam sejarah sebagai orang-orang yang turut memberi andil terhadap penyaliban Tuhan Yesus. Bila Anda tidak sepenuh hati menjadi pengikut Tuhan Yesus, Anda terancam untuk melakukan hal yang sama dengan mereka berdua, yaitu mengkhianati Tuhan Yesus. [P]

Amsal 14:12
“Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”

Disadur Dari Renungan Harian Saat Teduh

Lukisan Tangan berdoa , adalah lukisan Albrecht Durer yang luar biasa; membuat orang terkesan dengan gambar tangan ini, bahkan sebelum mendengar kisahnya.
Tak heran Mc. Angelo pernah berkata: “Saya rela mati demi meninggalkan karya yang besar” dan William James berkata: “Kalau anda mau mati meninggalkan karya yang besar tinggalkanlah karya yang abadi.” Tetapi apa itu yang abadi?

Datanglah Yesus yang bersabda: “Langit dan bumi akan lenyap, FirmanKU tinggal tetap.” Jadi hai hamba2 Tuhan, kalau kalian sampai mati memberitakan Firman Tuhan, kalian lebih “hebat” daripada Mc. Angelo dan filsuf modern William James.

Nah,sekarang ingin tahu Kisah – cerita dibalik lukisan tangan berdoa ???, inilah kisanya :
Di sebuah desa kecil dekat Nuremberg, Jerman, di abad 15, hiduplah sebuah keluarga dgn anak-anaknya yg berjumlah 18. Ya, delapan belas! Sang ayah, seorang pedagang emas, bekerja hampir delapan belas jam sehari di tokonya utk menghidupi keluarganya. Apa saja yg berguna dan menghasilkan uang ia kerjakan.

Walaupun kondisi keluarga itu senin-kemis, nyaris tanpa harapan, dua anak sulungnya mempunyai cita-cita tinggi. Albrecht Durer dan adiknya Albert Durer bercita-cita suatu saat kelak mereka akan menjadi seniman terkenal, kuliah di akademi tinggi di Nuremberg, walau pun mereka tahu ayah mereka secara finansial tidak akan mampu membiayai kuliah di sana.

Setelah diskusi yg panjang di suatu malam di tempat tidur mereka yg penuh sesak, kedua anak laki-laki tertua ini akhirnya membuat kesepakatan. Mereka akan melemparkan sebuah koin. Yg menang, dialah yg melanjutkan studi ke akademi utk mengejar impian menjadi seniman terkenal. Yg kalah akan tetap tinggal di kampung halaman, bekerja di pertambangan di dekat rumah mereka, dan dgn penghasilannya dari bekerja itu, membiayai kuliah saudaranya yg akan menjadi seniman hebat. Diharapkan, setelah kuliah empat tahun, sang seniman besar itu sudah bisa kembali dan membiayai adik-adiknya yg lain.

Mereka melemparkan koin. Hasilnya? Albrecht Durer memenangkan undian dan kuliah ke akademi di Nuremberg. Albert tinggal di kampung dan bekerja sebagai buruh tambang, sebuah pekerjaan yg cukup berbahaya kala itu. Selama empat tahun ke depan, ia membiayai saudaranya yg menempuh pendidikan di akademi.

Di akademi, Albrecht ternyata menjadi bintang. Lukisan-lukisannya, ukiran kayunya dan lukisan minyaknya jauh lebih baik daripada karya para profesornya. Dan pada saat ia lulus, ia mendapat cukup banyak uang atas karya-karyanya.

Ketika seniman muda itu kemudian kembali ke desanya, keluarga Durer mengadakan pesta makan malam di halaman rumah mereka untuk merayakan kepulangan Albrecht. Setelah makan malam yang panjang dan berkesan, diselingi dengan musik dan tawa, Albrecht bangkit dari posisi terhormat di ujung meja untuk minum bersulang bagi adik tercintanya, atas tahun-tahun pengorbanan yang memungkinkan Albrecht memenuhi ambisinya. Di akhir pidatonya, Albrecht berkata, “Sekarang, Albert, saudaraku yang sangat disayangi Tuhan, giliranmu lah. Sekarang engkau sudah punya kesempatan berangkat ke akademi di Nuremberg untuk mengejar impianmu, dan saya akan mengurus semua yang kau perlukan.”

Semua kepala berpaling ke ujung meja tempat Albert duduk. Air mata mengalir di wajahnya yang pucat, menggelengkan kepalanya sementara ia menangis dan berulang berkata, “Tidak … tidak .. tidak …. tidak. ” Albert bangkit dan menyeka air mata dari pipinya. Dia melirik ke meja panjang di wajah-wajah yang dicintainya, dan kemudian, memegang tangannya dekat dengan pipi kanan, ia berkata pelan, “Tidak, saudaraku, saya tidak bisa pergi ke Nuremberg. Sudah terlambat untuk saya. Lihatlah … lihat apa yang saya dapatkan selama empat tahun bekerja di tambang. Tulang di setiap jari saya telah pernah hancur setidaknya sekali!. Dan akhir-akhir ini saya telah menderita rheumatoid begitu parah di tangan kanan saya, sehingga utk memegang gelas dan bersulang kembali untuk mu pun aku tak bisa. Apalagi untuk memegang kuas dan melukis garis-garis halus di kanvas. Bagi saya itu sudah terlambat.”

Kini, hampir lima abad sudah berlalu. Ribuan lukisan potret dan karya lainnya dari Albrecht Durer telah beredar dan menghiasi banyak dinding dan ruang di seluruh dunia. Dan hampir dapat dipastikan, sebagian besar orang pernah melihat, bahkan mungkin memiliki reproduksi dari salah satu lukisannya yg sangat terkenal, yakni gambar yg diberi judul: The Praying Hands. Tangan yg berdoa.

Berikut sejarah di balik gambar itu.

Suatu hari, utk memberi penghormatan kepada Albert atas semua yang telah dikorbankannya, Albrecht Durer dengan susah payah menghela tangan adiknya itu, meluruskan jari-jarinya dan kemudian melukisnya. Ia memberi judul lukisan itu “Hands,” tetapi seluruh dunia melihat lukisan itu jauh dari sekadar ‘Hands’ melainkan suatu persembahan cinta yang tulus, tangan yang berkorban dan memohon. Itu lah sebabnya ia lebih terkenal dengan judul “The Praying Hands.” Tangan yang bekerja, berkorban demi mewujudkan sebuah cita-cita dan doa. Itu lah Tangan yang Berdoa.

Percaya Ramalan Tahun Baru ..?

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera & bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dgn segenap hati (Yeremia 29 :11-13)

Syalom saudara terkasih dalam Yesus Kristus..Happy Chinese New Year 2566 bagi semua saudara-saudari yang merayakannya.:)

Menyambut tahun baru ini,menurut zodiak Cina tahun 2015 adalah tahun kambing kayu yang dimulai tanggal 19 Februari 2015 dan berakhir ditanggal 7 Februari tahun 2016.Kambing adalah tanda kedelapan dari zodiak Cina yang terdiri dari 12 shio.Angka delapan dalam kebudayaan Cina adalah salah satu angka yang dapat memberikan keberuntungan serta melambangkan perdamaian dan kemakmuran.Secara umum orang yang lahir ditahun kambing kayu adalah orang yang murah hati,adil,baik hati,lemah lembut dan peduli terhadap orang lain.Banyak sekali ramalan-ramalan di tahun baru ini.Misalnya,dengan memakai unsur-unsur kayu seperti asesoris di tempat tinggal,perhiasan bagi para wanita,maka akan menambah kekuatan energi chi.Atau bisa juga ramalan tentang kecocokan antar shio yang dapat membawa pada peruntungan bisnis,pekerjaan dan sebagainya.

Saudara yang terkasih,kita sebagai orang Kristen,khususnya warga keturunan Cina sudah seharusnya bisa melepaskan diri dari ikatan-ikatan penyembahan berhala lewat tradisi-tradisi dan ramalan-ramalan seperti ini.Karena satu-satunya yang kita percayai untuk masa depan kita adalah cuma kepada Tuhan kita,Yesus Kristus.Janganlah kita hanya mengucapkan pengakuan iman saat ibadah didalam gedung gereja saja,tetapi begitu melangkah keluar,kita masih terikat dengan segala macam penyembahan berhala seperti ini.Firman Tuhan berkata dalam Imamat 19 : 31 Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal  ;   janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN, Allahmu.

Sudah jelas,bahwa yang kita percayai hanya Tuhan Yesus Kristus sebagai satu-satunya Allah yang memegang hidup dan masa depan kita dengan baik.Rancangan-Nya adalah sempurna bagi kita.Kita boleh saja memelihara tradisi yang sifatnya baik,yaitu untuk berbagi kasih terhadap keluarga dan sesama kita.Tetapi tidak jika sudah menyangkut hal-hal seperti diatas.Semua yang Tuhan ciptakan baik adanya,bukan melihat pada ramalan angka,shio dan tahun kelahiran.Buanglah semua yang dibenci Allah,dan marilah sambut tahun baru dengan sukacita dan percaya akan penyertaan-Nya.Amin.

Oleh Admin Sekretariat

Suatu hari terjadi percakapan antara sebuah bintang dan sebatang lilin.
Lilin itu berkata, “Bintang, mengapa aku hanya ada untuk diletakkan di suatu ruangan sempit sampai batangku habis terbakar dan mati? Jika beruntung saya akan berada di ruangan pesta atau restoran mewah, tapi jika tidak beruntung aku hanya diletakkan di kamar kecil. Sedangkan engkau, cahayamu bisa menyinari langit malam yang luas.”
Sambil tersenyum sang bintang pun menjawab, “Aku memang bersinar di langit yang luas, namun sinarku hanya akan tampak di malam hari, sedangkan engkau dapat bersinar kapan pun diperlukan.”
Seperti lilin, kita seringkali mengeluhkan kondisi yang kita alami. Sebagai karyawan, kadang kita merasa tidak seberuntung rekan kerja yang lain. Kita merasa bahwa beban perkejaan lebih menumpuk, atau mendapat ruangan yang tidak senyaman mereka, kemudian kita membandingkan diri dan berkata, “Andai saja aku bisa memilih… “
Jangan pernah mengeluh, Tuhan mau kita saling memperlengkapi satu dengan yang lain. Dan semua yang kita terima saat ini, walaupun tidak sesuai dengan harapan kita, itu semua ada dalam rencana-Nya. Dia tahu apa yang terbaik buat kita, dan Tuhan pasti mengingat apa yang sudah kita perbuat.
“Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus,
yang masih kamu lakukan sampai sekarang.”

( Ibrani 6 : 10 )

Mengampuni  Sama Dengan Mengasihi.

Kolose 3 :13-14 Sabarlah kamu seorang  terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,  kamu perbuat jugalah demikian.Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih,  sebagai pengikat yang mempersatukan  dan menyempurnakan.

 Syalom,para pembaca yang dikasih Tuhan Yesus Kristus.Pernahkan saudara mendengar kata-kata demikian : “Saya sudah memaafkan dia,tetapi saya tidak akan pernah bisa melupakan apa yang telah diperbuatnya terhadap saya ?” Secara pribadi,saya sendiri sudah berulang kali mendengar kata-kata ini.Baik oleh anggota keluarga,bahkan oleh teman-teman.Jika kita dengar sepintas lalu,seolah-olah orang tersebut sudah mengampuni orang yang telah berbuat jahat terhadapnya.Tetapi jika disimak kelanjutan kata-katanya dengan “tidak akan pernah bisa melupakan perbuatannya”,menyatakan bahwa sesungguhnya ia sama sekali belum mengampuni orang yang berbuat jahat terhadapnya itu.

Mungkin kita sendiri pun tanpa sadar pernah mengucapkan hal demikian.Jika seseorang memang benar-benar berniat dan memiliki hati yang tulus untuk mengampuni sesamanya,seberapa jahatnya perbuatan mereka,maka ia akan melupakan kesalahan dari orang tersebut,sekalipun orang yang bersangkutan itu masih memiliki amarah,dendam,iri,dan keinginan untuk menjatuhkan dan berbuat jahat kepada kita.Maka biarlah itu menjadi masalahnya sendiri.Kita sebagai anak-anak Tuhan,yang sudah menerima pengampunan dari Bapa di Sorga lewat penderitaan dan kematian Yesus diatas kayu salib,sudah seharusnya memiliki kasih itu,yaitu kasih untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita.Bersabarlah menghadapi orang yang berbuat curang dan jahat terhadap kita.

Bayangkanlah,bagaimana hidup kita setelah kematian jasmani kita,jika kita tidak memperoleh pengasihan Tuhan dan diselamatkan dari semua dosa-dosa kita? Tentunya kekekalan dineraka adalah tempat kita.Tapi karena Tuhan telah mengampuni kita,maka kita dilayakkan untuk menjadi penghuni kerjaan Sorga.Maukah kita memiliki kasih untuk mengampuni itu?Mintalah kepada Yesus,hati yang tulus untuk mengasihi sesama.Dengan memiliki ketulusan untuk mengasihi,maka kita siap untuk mengampuni sesama,yang berarti kita juga harus bisa melupakan semua perbuatan jahatnya pada kita.

Pemenang sejati adalah dia yang mengalah dan memiliki pengampunan untuk musuh-musuhnya.

 

Oleh Admin Sekretariat

Bertahun-tahun yang silam, seorang pemuda dengan kekasihnya datang ke pantai di malam hari untuk saling berpisah.  Sang pemuda hendak berlayar ke negeri yang jauh di seberang lautan dan mengadu nasib.  Ia mengumpulkan kayu bakar, menyalakan api unggun dan membicarakan rencana mereka.  Ia berjanji ketika ia kembali nanti, ia akan mengambil kekasihnya sebagai isteri.  Kemudian sang pemuda meminta kekasihnya untuk menyanyikan lagu kesayangan mereka, lagu cinta yang yang amat mereka sukai.  Setelah saling berucap janji setia untuk menanti, ia meminta kekasihnya untuk menyanyikan lagu itu satu kali lagi.  Ia berkata, “Aku akan kembali untukmu, dan aku akan membawamu ke sebuah rumah yang indah di pulau nan jauh di sana ke mana aku akan pergi.  Tapi sementara aku jauh darimu, aku akan kesepian, mungkin putus asa, dan setiap hari di waktu seperti ini, aku akan memikirkanmu dan mengingat kembali malam perpisahan ini.  Kemudian aku akan kembali di waktu yang sama seperti sekarang, dan ketika aku melihat api unggunmu dan mendengar nyanyianmu, aku tahu bahwa kamu telah setia dan tekun menanti.”  Dengan bercucuran air mata, sang gadis berjanji dan sambil mengucapkan salam perpisahan untuk terakhir kalinya, sang pemuda naik ke kapal dan berlayar di tengah gelapnya malam.  Ia pergi jauh untuk mengadu nasib dan entah apa yang akan ia dapat.

Keesokan malamnya, sesuai dengan janji, sang gadis datang ke pantai itu.  Ia berdiri di sisi api unggun dan menyanyikan lagu mereka sambil memikirkan dengan lembut kekasihnya yang telah pergi di kejauhan laut.  Malam demi malam ia memegang janjinya.  Bulan-bulan pun berlalu, kemudian tahun demi tahun, tapi setiap malam ia berdiri di samping api unggun dan menyanyikan lagu cinta mereka.  Teman-temannya menasehati agar ia berhenti datang ke pantai dan mencari orang lain.  Mereka mengatakan bahwa tentulah sang pemuda telah lupa akan janjinya dan tidak akan pernah kembali.  Tapi sang gadis memiliki keyakinan yang kokoh pada kekasihnya.  “Ia telah berjanji, maka ia pasti akan kembali untukku,” kata sang gadis.  Jumlah tahun yang banyak telah mengukir jejaknya di wajah dan rambut sang wanita, tapi tetap, kekasihnya tak kunjung datang.

Suatu malam, lebih semangat dari biasa, sang wanita datang ke tempat biasa di malam hari.  Harapan telah pupus rasanya, tapi dalam hatinya ia tahu bahwa ia harus setia.  Api meredup tertiup angin pantai, dan iapun mengumpulkan kayu bakar sekali lagi.  Ia menyanyikan kembali lagu yang telah dinyanyikan ribuan kali.  Ketika ia hendak pulang ke rumahnya, ia mendengar suara dayuhan kapal di kejauhan.  Mungkin seorang nelayan yang pulang malam.  Tapi pengharapan cinta wanita ini membuatnya gigih, ia menyalakan api yang baru sekali lagi, dan sekali lagi menanyikan lagu cinta mereka.  Kapal itu mendekat dan semakin mendekat.  Dan pemuda itu yang juga telah menjadi tua datang.  Ia turun dari kapal dan mengenggam tangan kekasihnya, “Aku telah menunggu untuk melihat apimu dan mendengar lagu kita,” ia berkata.  “Dan aku tahu, engkau dengan siap sedia senantiasa menanti.  Marilah kita pergi ke rumah indah yang telah kubangun untukmu di seberang sana.”

Sang wanita menanti dengan siap sedia, karena ia melakukan apa yang diinginkan oleh kekasihnya.  Ia menyalakan api dan menyanyikan lagu mereka.  melakukan apa yang diinginkan kekasihnya karena ia mengenal kekasihnya.  Sebagai orang Kristen, kita juga sedang menantikan Kekasih kita.  Dalam penantian itu, dibutuhkan lebih dari sekadar penantian pasif, yaitu sebuah kesiap-sediaan.  Untuk dapat siap sedia, kita harus tahu apa yang Ia inginkan ketika Ia mendapati kita?  Demi mengetahuinya, kita harus mengenal Dia.

Lahir Baru Untuk Mengasihi

Proses kelahiran adalah hal yang sangat menggembirakan bagi pasangan suami istri dan keluarga besar yang sudah sangat menanti-nanti kedatangan anggota baru.Dengan bertambahnya anggota baru dalam keluarga,maka bertambah pula sukacita dalam keluarga tersebut.Pernahkah para pembaca semua merenungkan bahwa saat kita “lahir baru”,sebagai manusia-manusia baru,Allah sangat bersukacita akan hal ini?Bukan cuma Allah saja,bahkan seluruh penghuni kerajaan sorga bersorak-sorak  (Lukas 15 : 7 Aku berkata kepadamu : Demikian juga akan ada sukacita disorga karena satu orang berdosa yang bertobat,lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan).

Dengan menjadi manusia baru,maka nyatalah kemuliaan Tuhan,dan setiap orang yang telah mengalaminya akan menjadi siap untuk dipakai-Nya dalam perkara-perkara yang besar,karena mereka telah melewati proses pertumbuhan iman didalam Dia.Mungkin masa lalu kita kelam,penuh dosa dan banyak kesalahan yang kita lakukan.Tetapi semua itu dipakai Allah untuk membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang siap menghadapi tantangan-tantangan dunia.Sama seperti bayi dalam kandungan ibunya,ia diproses untuk bertumbuh,mendapat asupan-asupan nutrisi yang terbaik,yang bisa diberikan orangtuanya,ia diberi perhatian dan kasih yang ekstra,dengan maksud dan tujuan,agar ketika ia lahir,ia dapat bertumbuh dengan baik sesuai harapan orangtuanya.

Jika kita semua saat ini masih terikat dengan keegoisan kita,keinginan daging,segala macam dosa,marilah bertobat dan minta kepada Allah Bapa kita agar Ia mau masuk dan tinggal didalam kita,memproses kita menjadi manusia-manusia baru yang bertumbuh dan berbuah sesuai keinginan dan harapan-Nya.Sungguh,Ia sangat mengasihi kita,dan mau melakukan yang terbaik bagi kita.Karena itu kita pun wajib mengasihi sesama kita,karena kita telah menerima kasih Allah didalam hidup kita.Kasih yang kekal dari Allah Bapa kita.Amin.

1 Yohanes 4 : 7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi , sebab kasih itu berasal dari Allah ; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

 

Oleh Admin Sekretariat

 


From Ibadah Refleksi & Reunion Remaja GMIT Agape Kupang, posted by Ingrid Aprolyne Boesday on 2/02/2015 (27 items)

Generated by Facebook Photo Fetcher 2


« Older Entries     Newer Entries »