header image
 

All posts in February 27th, 2015

Melihat Diri Kita Akan Pengenalan Terhadap  Yesus..

Matius 16 : 21-28

Pembicara : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Ilustrasi :  Seorang wanita sedang berjalan, kembali ke rumahnya. Ia melihat ketiga pria berjanggut yang sedang duduk di depan rumahnya. Saat wanita itu berhadapan dengan ketiga pria itu, ia berkata,“Saya tahu Anda bertiga adalah orang baik–baik, namun Anda bertiga terlihat sedang kelaparan. Mari, masuk ke dalam rumah saya, saya ada persediaan makanan yang sekiranya dapat mengganjal rasa lapar di perut Anda”.Lalu jawab seorang pria berjanggut itu, “Apakah suamimu sudah pulang ?”“Belum, dia masih ada di luar”, jawab si wanita itu.“Kami akan menunggunya pulang, baru kami masuk ke dalam rumahmu”, jawab salah satu di antara ketiga pria berjanggut itu.

Pada malam hari, saat  jam makan malam tiba, si wanita tersebut menceritakan kejadian yang ia alami tadi siang kepada suami dan anak-anaknya.
“Undanglah mereka bertiga masuk, biarkan mereka makan malam bersama kita”, respon sang suami.
Lalu si istri pun keluar dan mendapati tiga pria berjanggut itu masih duduk di depan rumahnya.
“Mari masuk, makanlah bersama kami, suamiku mengundang kalian bertiga untuk menikmati makan malam bersama keluarga kami”, ucap si istri kepada ketiga pria berjanggut.
“Tidak, kami tidak bisa masuk secara bersamaan”, jawab ketiga pria berjanggut itu hampir bersamaan.
“Kenapa ?”, tanya si istri dengan penuh rasa heran.
“Hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Kalian harus memilih siapa di antara kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Pria di sebelah kiriku bernama Kekayaan, sedangkan yang di sebelah kananku bernama Kesuksesan, dan aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang, tanyakanlah kepada suamimu, siapakah di antara kami yang dia undang”, jawab salah satu dari mereka.
Lalu si istri pun masuk kembali ke dalam rumah dan menceritakan kejadian tersebut.
“Kita undang si Kekayaan saja, biar kita kaya raya, banyak harta, tidak akan habis sampai 7 turunan”, jawab sang suami.
“Sayang, bagaimana kalau kita mengundang si Kesuksesan saja ? Supaya bisnis kita sukses dan lancar”, balas si istri.
“Tidak Pa, Ma, kita undang si Kasih Sayang aja, supaya rumah kita ini penuh dengan kasih sayang”, jawab si anak yang ikut memberikan pendapat.
Kedua orang tua itupun setuju, bahwa si Kasih Sayanglah yang akan mereka undang masuk untuk makan malam bersama.
Lalu si istri pun keluar dan berbicara kepada ketiga pria berjanggut itu,
“Kami akan mengundang Kasih Sayang, siapa di antara kalian yang bernama Kasih Sayang ?”
“Aku”, jawab salah satu pria berjanggut.
“Mari masuk dan makanlah bersama kami”, jawab si istri.
Kemudian si Kasih Sayang berjalan mengikuti si istri masuk ke dalam rumah itu. Tetapi si Kesuksesan dan si Kekayaan mengikuti langkah kaki si Kasih Sayang. Si istri pun heran dan berkata,
“Hey, bukankah keluarga kami hanya mengundang Kasih Sayang ? Lalu mengapa kalian berdua ikut masuk ? Bukankah kalian bilang kalau hanya salah satu dari kalian yang boleh masuk ke dalam rumah ini ?”
“Memang benar, hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian. Jika Anda mengundang Kesuksesan, maka aku dan Kasih Sayang tidak bisa masuk. Demikian juga jika Anda mengundang aku, maka Kesuksesan dan Kasih Sayang tidak bisa masuk. Tetapi jika Anda mengundang Kasih Sayang, maka aku dan Kesuksesan juga akan memasuki rumah Anda. Karena sesungguhnya aku dan Kesuksesan itu buta, dan kami berdua bergantung pada Kasih Sayang”, jawab si Kekayaan.
Renungan Khotbah : Orang-orang yang mengaku percaya Tuhan haruslah mengikuti Tuhan,bukan sebaliknya.Ia harus menyangkal diri,memikul salib dan mengikut Tuhan.Agar dapat menyangkal diri,dengan demikian kita harus memastikan bahwa  kita telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus.Dengan mengalami perjumpaan pribadi bersama Yesus,maka kita tidakakan  dapat diganggu gugat oleh hal-hal sepele lagi.
Tidak ada hidup didunia ini yang tanpa persoalan.Tetapi penderitaan Yesus dalam memikul salib dan mati diatas salib itulah yang terindah.Mengapa ? Karena jika di bandingkan dengan salib yang kita pikul,kita tidak memikul salib tersebut dan mati diatas salib itu karena dosa kita sendiri,tetapi Yesus lah yang telah memikul salib dosa kita dan mati diatas nya untuk menggantikan kita,agar kita hidup.Ia telah menderita untuk kita.Dalam hidup ini,kita pun mengalami penderitaan,tetapi tidak semua penderitaan itu adalah salib (contoh : seseorang yang harus menderita ditembak karena menjadi buronan akibat kejahatannya,bukanlah menderita memikul salib).Berjalanlah dalam hidup ini dengan melihat salib yang dipikul Yesus itu sebagai ketidakmampuan kita dalam memikul salib kita sendiri.Itu berarti penderitaan yang kita alami tidaklah sebesar penderitaan yang dialammi Yesus.
Dalam keterbatasan kita,justru kita harus mendekatkan diri kepada Yang Tak Terbatas.Ikutlah apa yang telah menjadi kehendak Yesus.Janganlah mengikatkan diri pada hal-hal duniawi.Tidak ada satu pun dari perjalanan hidup ini yang tidak diketahui-Nya.Alamilah perjumpaan pribadi dengan Yesus.Jangan pernah melupakan janjii Tuhan dan percayalah kepada-Nya,karena janji Tuhan banyak untuk hidup kita,:
-Bahkan dalam bayang-bayang maut pun Aku bersama kamu.
-Hendaklah kamu salig mengasihi karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kamu
-Janganlah kuatir,anak cucu oranag benar tidak akan hidup meminta-minta
Tidak ada yang mampu mengawal hidup kita seperti Tuhan mengawal kita.
Amin..
Ibadah berlangsung digedung GMIT Agape
Rabu,25 Februari 2015,pada pukul 16.00-19.00 wita
Mc : Ibu Theresia Andrianto Guinta
Singer : Ibu Isye Nussy & Ibu Sisca
Kolektor : Ibu Wanny & Ibu Mauboi
Kesaksian : Ibu Ingrid,Po Nussy,Po Christine Dima
Doa pembuka dan penutup : Ibu Pdt.Anthoneta Manobe,S.Th
Doa persembahan : Ev.Ellen Amalo,S.Pdk
Doa makan : Ibu Pdt.Y.Kisek Nuban,S.Th
Pemusik : Ev.Foera Era Hura,S.Th


“Ibadah berlangsung dirumah ibu Pdt.Y.Kisek Nuban,S.Th,sekaligus ibadah syukuran ultah beliau.”

From Ibadah Komisi Wanita 18 Februari 2015, posted by Ingrid Aprolyne Boesday on 2/23/2015 (32 items)

Generated by Facebook Photo Fetcher 2


Bagaimana Agar Tetap Bersukacita..?
“Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.” (Mazmur 113:7).
Akhir-akhir ini banyak orang kehilangan sukacita karena peliknya masalah yang dialami. Ada yang berkata : “Bagaimana saya bisa bersukacita, penghasilan saja pas-pasan, sedangkan biaya sekolah untuk anak-anak mahal”. “Bagaimana saya bisa bersukacita, tinggal saja di kos-kosan ukuran 5S (sangat sempit sekali sampai sumpek)”. “Bagaimana saya bisa bersukacita, di usia yang sudah di atas 30 tahun belum juga menemukan jodoh.” Seringkali keadaan dan situasi yang ada begitu mempengaruhi kondisi hati kita. Sebaliknya, ada juga orang yang punya uang banyak dan tinggal di kawasan elite tapi hatinya tetap tidak ada sukacita. Selalu saja ada rasa was-was atau kuatir. Ternyata, memiliki uang atau kekayaan melimpah tidak menjamin seseorang merasakan sukacita, karena uang tidak bisa membeli sukacita. Sebagai orang percaya tidak seharusnya kita kehilangan sukacita, meski situasinya mungkin tidak mendukung. Tuhan menghendaki agar kita senantiasa memiliki sukacita di segala situasi, entah itu susah atau senang, punya duit atau bokek, karena sukacita adalah kekuatan untuk menghadapi setiap tantangan hidup. Ada pun kunci untuk tetap mengalami sukacita adalah bermula dari pikiran kita, karena “…seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” (Amsal 23:7a). Pertama-tama, kita harus tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa: Kita punya Tuhan yang dahsyat. Pemazmur berkata, “Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita,” (Mazmur 47:3-4). Sebesar apa pun masalah yang kita alami, serahkan semuanya pada Tuhan, Dia pasti sanggup menolong kita karena kuasaNya tak terbatas. Masalah adalah proses pendewasaan iman. Jika kita diijinkan mengalami masalah, berarti Tuhan sedang mendidik kita supaya kita makin dewasa di dalam iman. Jadi, tetaplah bersukacita! Seperti dikatakan, “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayub 23:10). Ada Roh Kudus yang senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan kepada kita. Oleh sebab itu mari kita jalani hari dengan penuh sukacita, karena kita punya Tuhan yang dahsyat dan Roh Kudus yang senantiasa menopang.

Disadur Dari Renungan Harian Kristen

Dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya Malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yang lebih tua melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding basement itu lenyap. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu, malaikat yang lebih tua menjawab, “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya”. Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit makanan yang ia punyai, petani itu mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya. Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani itu dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati. Malaikat yang lebih muda merasa geram. Ia bertanya kepada malaikat yang lebih tua, “Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yang pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yang retak. Keluarga ini hanya memiliki sedikit tetapi walaupun demikian mereka bersedia membaginya dengan kita. Mengapa engkau membiarkan sapinya mati ?” Malaikat yang lebih tua menjawab, “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dalam dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu. Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat maut tidak jadi mengambil istrinya. “Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagai mana adanya.” Kadang-kadang itulah yang kita rasakan ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya terjadi. Jika kita punya iman, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang terjadi adalah demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai saatnya tiba.
God Bless