header image
 

All posts in February 11th, 2015

Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu. Melihat para alumni tersebut ramai-ramai membicarakan kesuksesan mereka, guru tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir kopi yang berbeda-beda. Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik. Guru tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi. Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, guru berkata, “Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangkir yang murah dan tidak menarik.

Memilih hal yang terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.” Hidup kita seperti kopi dalam analogi tersebut di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yang kita miliki.

Pesan moralnya, jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yang terpenting. Jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, karier yang bagus dan pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagian. Itu konsep yang sangat keliru. Kualitas hidup kita ditentukan oleh “Apa yang ada di dalam” bukan “Apa yang kelihatan dari luar”.

Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan kebahagian di dalam kehidupan kita? Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal. Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya.

Selamat menikmati secangkir kopi kehidupan…

Menghargai Kasih Karunia Allah

Kita sudah mengerti bahwa kasih karunia adalah harga mati atau harga mutlak dan tidak dapat di ubah oleh apapun dan siapapun, dan itu diberikan karena wujud kasih Allah kepada dunia ini dimana manusia ciptaanNya hidup didalamnya.

Banyak orang percaya yang begitu bangga karena hidup sebagai orang-orang yang menerima kasih karunia dari Allah didalam Tuhan Yesus, yang lahir ke bumi ini, datang dengan tujuan melakukan misi Bapa disorga, yaitu rela menjadi penebus dosa manusia yang seharusnya binasa dan Tuhan Yesus mau rela mati bahkan sampai mati diatas kayu salib supaya barang siapa yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.

Sebagai orang percaya sesungguhnya kita tidak boleh bangga dengan kasih karunia yang Allah berikan, sebab kasih karunia itu diberikan dengan cuma-cuma karena belas kasihan hati Bapa, dan bukan merupakan usaha kita atau hasil kerja keras kita yang membuat kita bisa merasa bangga.

Kalau kita bangga kerena menerima kasih karunia, siapakah kita ini . . ?, apa yang sudah kita perbuat untuk Tuhan sehingga kita layak diberikan kasih karunia . . ?. Jadi yang harus ada didalam hati kita sebagai orang percaya adalah ucapan syukur kepada Allah Bapa disorga didalam Tuhan Yesus, dan ucapan syukur itu tidak ada habis-habisnya sampai waktu Tuhan tiba bagi kita.

Ucapan syukur kita sebagai orang percaya karena menerima kasih karunia dari Allah, adalah bentuk sikap hati kita yang menghargai kasih karunia Allah, lalu kita harus memegang erat-erat kasih karunia yang telah diberikan itu dengan hidup takut akan Tuhan, dan hidup hanya untuk melakukan kehendak Tuhan supaya kasih karunia itu tidak menjadi sia-sia.

Cara hidup orang percaya yang menghargai kasih karunia yang Tuhan berikan adalah bagian dari mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, dan inilah yang dikatakan didalam Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Seperti Tuhan Yesus yang taat bahkan taat sampai mati diatas kayu salib, orang percayapun harus taat yaitu taat mengerjakan keselamatan yang merupakan kasih karunia yang sudah Tuhan berikan tersebut. Taat mengerjakan keselamatan artinya taat sama seperti Kristus taat yaitu hidup hanya melakukan kehendak Bapa di sorga dan menyelesaikan pekerjaanNya, jadi sama sekali tidak ada kepentingan diriNya sendiri yang dikerjakan.Kiranya kebenaran ini semakin membuat kita semakin menghargai akan kasih karunia yang sudah kita terima dari Allah Bapa di sorga. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.

 

Disadur dari Renungan Harian