header image
 

All posts in January 26th, 2015

Sumber Air Hidup.

 

Nas Bacaan Alkitab Yohanes 7 : 37 – 44

‘Yesus berdiri dan berseru, : “Barang siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!”.’Yohanes 7 : 37

 

Kaum muda kita tahu bahwa secara ilmu biologis tubuk kita terdiri dari 75-90% adalah air. Air salah satu unsur yang terpenting dalam hidup kita. Bukan hanya manusia yang membutuhkan air tetapi hewan dan tumbuh-tumbuhan juga membutuhkan air. Tanpa air hidup kita menjadi gersang. Tanpa air hidup kita menjadi kering. Tanpa air tidak ada kehidupan. Tanpa air bumi akan merana. Tanpa air hidup kita tidak akan ada maknanya.

Kaum muda dari ilustrasi diatas betapa pentingnya air bagi kehidupan kita. Air memiliki fungsi yang kompleks dalam kehidupan mahluk hidup yang ada di muka bumi ini.

Kaum muda firman yang kita baca dari Yohanes 7 : 37 dengan jelas Tuhan Yesus menegaskan bahwa “Barang siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” Tuhan Yesus menegaskan supaya siapapun yang merasa haus, ia harus datang kepada Yesus dan minum air hidup sejati dan rohani. Air hidup rohani ini tidak ada di tempat lain. Air hidup sejati dan rohani tidak dapat disediakan oleh manusia. Hanya Yesus yang sanggup memuaskan dahaga manusia secara rohani. Tuhan Yesus sumber air yang paling utama di dalam kehidupan orang-orang percaya, yang selalu mengalirkan Roh Kudus senantiasa. Ia mampu memberikan kekuatan dan memulihkan kita setiap saat.

Kaum muda kita lihat dalam kehidupan kita kaum muda saat ini selalu haus dan kurang puas, bukan hanya masalah makanan dan minuman tetapi haus akan harta kekayaan, haus akan jabatan, haus akan memiliki pacar lebih dari satu, haus akan pergaulan bebas, dan banyak lagi yang lainnya. Ketika kita haus secara kedagingan maka kita tidak akan puas, tetapi ketika kita datang kepada Yesus sebagai sumber air hidup yang kekal, maka kita tidak akan haus lagi, seperti yang di katakan di dalam Yohanes 4: 14atetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

Kaum muda kita harus sadar bahwa kita butuh air kehidupan dalam kita menjalani kehidupan yang penuh dengan perjuangan ini. Hanya Yesus yang bisa memberikan AIR KEHIDUPAN. Hanya Tuhan yang bisa menjadi sumber air hidup. Bersama Tuhan Yesus semua kekeringan, semua kegersangan akan dialiri mata air, yang selalu memancarkan terus-menerus mata air, yang memancarkan air kehidupan.

Tuhan memberkati Firman-Nya dan kita lakukan setiap hari. Amen.

 

 

Disadur dari Renungan Air Hidup

 

 

 

 

 

 

Sahabat Yang Terbaik.

Yohanes 15 : 14

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu

Baru-baru ini kami jemaat GMIT Agape Kupang dikejutkan dengan berita kecelakaan maut dua orang anggota persekutuan remaja,Andi Dollu dan Evie Ga Bani (yang berboncengan) pada hari Senin malam,19 Januari 2015.Andi meninggal saat itu juga ,sedangkan Evie masih harus menjalani perawatan medis.Kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kematian 2 orang (Andi dan salah satu pengendara motor dari arah berlawanan lainnya) sungguh amat sangat membuat terpukul,bukan saja keluarga korban,namun teman-temannya dan seluruh warga jemaat.

Bagaimana tidak,diusianya yang masih sangat muda dan baru menginjak 17 tahun,ia sudah harus berpulang ke rumah Bapa di Sorga dengan cara demikian.Tentunya banyak penyesalan ada dalam benak tiap-tiap orang yang mengetahui kejadian ini ; dan kata “seandainya” serta “mungkin” banyak di pakai dalam setiap perbincangan tentang kejadian lakalantas ini.“Seandainya saat itu mereka tidak melewati jalan tersebut,mungkin kecelakaan tidak akan terjadi” atau “mungkin jika ia (Andi) lebih berhati-hati dalam mengendarai motor,kemungkinan terjadinya kecelakaan akan lebih kecil”,dan sebagainya.

Tetapi semua itu akan kembali pada sebuah jawaban : “Itu semua terjadi atas kehendak Allah,Bapa di Sorga”.Hal inilah yang harus kita renungkan.Terlepas dari bagaimana cara kematian seseorang (bukan dengan bunuh diri/suicide).Kita semua tentu akan mengingat bagaimana melewati hari-hari bersama orang tersebut,baik saat ia masih muda atau tua sekalipun kala dia masih hidup.Kenangan dan teladan postif nya-lah yang akan tetap tinggal bersama kita.

Kematian datangnya tak pernah kita ketahui.Namun,Tuhan Yesus sendiri menjanjikan keselamatan,yaitu hidup kekal berbahagia bersama-Nya di surga,setelah kematian jasmani kita.Ia sudah berjanji dalam Yohanes 1 : 1-4,demikian ““Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.”

Yang harus kita lakukan sebagai orang percaya,adalah selalu berpegang teguh pada janji tersebut,dan selama hidup ini,selalu melakukan segala sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.Tidak perlu memikirkan tentang saat kematian itu datang atau bagaimana nanti cara kita mati.Karena itu semua adalah hak Allah,rencana Allah,rahasia Allah.Jangan takut akan kematian.Takutlah akan kehidupan,akan bagaimana caranya kita menjalaninya.Jika Ia yang mengatur segala sesuatu dimuka bumi ini,bukankah itu semua adalah untuk kebaikan tiap-tiap orang?

Paulus berkata “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.  Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus — itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Filipi 1:21-24).

Sudah jelas disini bahwa setiap orang yang percaya dan sudah menerima Kristus,dalam menjalani hidup,hanya harus focus pada satu hal yaitu Kristus itu sendiri.Bukan pada materi dan kesenangan duniawi.Jadilah sahabat Yesus,yang selalu mengandalkan Dia setiap saat,berjalan ikut Dia kemana saja dikehendaki-Nya,lakukan apa pun yang di inginkan-Nya,maka mahkota kehidupan akan selalu kita,sebagai orang percaya kenakan sampai ajal menjemput kita masing-masing.

“Tidak penting bagaimana cara kita mati,adalah lebih penting bagaimana cara kita menjalani hidup ini “ (mengutip pernyataan Bpk.Pdt.Yandhi Manobe,S.Th pada ibadah padang lansia,Oktober 2014).

Mengenang kepergian Andi Dollu,19 Januari 2015

Oleh Admin Sekretariat

 

Hati-Hati Dengan PHP (Pemberi Harapan Palsu) !

(Bacaan :Yeremia 28 : 5-9)

Anak-anak muda yang dikasihi Tuhan, setiap kita pasti memiliki pengalaman hidup masing-masing.Tentunya pengalaman hidup Si A tidak akan pernah sama dengan pengalaman hidup Si B,karena ada satu kalimat yang pernah saya dengar yaitu “beda orang beda pengalaman” danTuhan sudah mempunyai rencana yang indah bagi setiap masing-masing kehidupan kita serta Tuhan juga mengijinkan pengalaman-pengalaman hidup yang yang terjadi entah itu baik maupun buruk agar kita sebagai orang muda selalu bersyukur dan menaruh harapan hanya kepadaTuhan.

Secara sadar maupun tidak sadar,pasti kita pernah mengucapkan suatu janji kepada orang-orang yang kita kasihi,mungkin dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang muda,kita pernah berjanji kepada orangtua agar ingin membanggakan mereka melalui pendidikan yang kita jalani, atau mungkin kita pernah berjanji kepada diri kita sendiri dalam artian berkomitmen untuk mencapai segala cita-cita atau impian kita dan menjadi orang yang berhasil,atau mungkin kita pernah berjanji denganTuhan? Kita pernah meminta “sesuatu hal” kepadaTuhan didalam doa kita. Lantas kira-kira apa yang kita pahami tentang hakikat dari “Janji” itu? Secara umum, janji itu adalah suatu kesepakatan antara kita dengan pihak lain, dan janji kita terhadap diri kita sendiri yang pada dasarnya harus ditepati.Selanjutnya,untuk lebih mengenal janji yang sesungguhnya maka mari kita belajar dari Firman Tuhan saat ini yang berkaitan dengan janji,dimanaTuhan menjanjikan pembebasan bagi umat Israel melalui tutur kata para Nabi.Salah satunya adalah Nabi Hananya dan juga NabiYeremia, didalam nats perenungan yang dapat di lihat didalamYeremia 28 : 5-9 ,yang berbicara mengenai Janji Tuhan.

Janji Tuhan kepada bangsa Israel di sampaikan melalui para nabi yang di utus oleh Tuhan pada saat itu. Janji itu dimulai dari kehidupan bangsa Israel yang pada saat itu berada dalam masa pembuangan di Babel, mereka mengalami tekanan, ditindas, dianiaya,sehingga mereka memberontak kepada penguasa Babel untuk segera melepaskan diri dari tekanan-tekanan dan berharap kepadaTuhan untuk membawa mereka keluar dari Babel.Dan didalam nats ini nampak seorang nabi bernama Nabi Hananya hadir ditengah-tengah umat Israel dan menyampaikan janji Tuhan bahwa sesegera mungkin mereka akan dibebaskan tepatnya pada tahun yang kedua. Akan tetapi perlu kita pahami bersama bahwa memang bangsa Israel ini akan segera dibebaskan, namun janji yang diucapkan oleh Nabi Hananya itu tanpa pimpinan dari Roh Tuhan. Mengapa demikian? Karena janji yang diucapkan itu berdasarkan pemahaman manusia,bukan berasal dari Tuhan. Tafsiran dari Nabi Hananya itu belum sepenuhnya memahami maksud Tuhan.Berbeda dengan janji yang di ungkapkan oleh Nabi Yeremia kepada Umat Israel yang akan dibebaskan sesuaidenganwaktu yang telah ditetapkan genap 70 tahun (Yeremia pasal 29 : 10).

Cerita dalam nats ini juga tidak berbeda jauh dengan kehidupan kita sebagai anak muda. Kehidupan kita saat ini juga dipenuhi dengan janji-janji. Janji Tuhan kepada kita selalu tepat pada waktunya dengan cara-cara yang tepat pula diluar dugaan pemahaman manusia. Kita adalah manusia berdosa yang lemah dan bahkan sepintar-pintar atau sehebat-hebatnya seseorang menyelami lautan luas, seseorang itu tidak akan mampu untuk menyelami pekerjaan Tuhan.Untuk itulah Janji yang telah diungkapkan oleh Hananya itu sama seperti orang yang memberikan harapan palsu (PHP) yang berdasarkan pemahaman manusia yang sangat menggoda kita untuk cepat-cepat keluar dari masalah,.Untuk itu kita sebagai orang muda Kristen juga dibutuhkan kepekaan hidup terutama terhadap maksud dan kehendak Tuhan, dan nikmati serta syukuri saja apa yang telah Tuhan berikan. Mari kita belajar dari Nabi Yeremia, walaupun secara logis menimbulkan beban bagi Bangsa Israel, karena mereka harus setia menunggu janji Tuhan itu selama tujuh puluh tahun ,(Yeremia 29:10) karena Yeremia adalah perantara yang hidup sesuai dengan perkataan Tuhan.. Janji yang ditawarkan Nabi Hananya adalah janji manusia. Sedangkan janji yang diungkapkan oleh Yeremia itu semata-mata berasal dari Tuhan. Kita sebagai manusia khususnya anak muda mungkin pernah berjanji kepada seseorang dan kemudian tidak menepatinya, kita merasa kecewa dengan hal itu, akan tetapi dalam renungan kita belajar bahwa apabila manusia melupakan janjinya, jangan pernah kecewa akan hal itu. Kecewalah apabila kita tidak setia pada janji Tuhan karena janji Tuhan selalu senantiasa setia dan tidak pernah mengecewakan kita. Amin.

Oleh Nuke Angelya

 

Berkat Yang Terus Mengalir.
Baca : Mazmur 65 : 1-14

“Engkau mengindahkan tanah itu, mengaruniainya kelimpahan, dan membuatnya sangat kaya. Batang air Allah penuh air; Engkau menyediakan gandum bagi mereka. Ya, demikianlah Engkau menyediakannya:”  Mazmur 65:10

Tuhan Yesus berfirman,  “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!  Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”  (Yohanes 7:37-38).  Jika kita percaya kepadaNya kita tidak akan pernah mati secara rohani, karena ada tertulis:  “…supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”  (Yohanes 3:15).

Sebuah gelombang memiliki pasang dan surut, akan tetapi aliran air kehidupan dari Tuhan tidak dapat dilukiskan seperti layaknya kita melukiskan sebuah fenomena.  Air kehidupan dari Tuhan tidak pernah mengenal kata surut, melainkan selamanya akan pasang dan terus mengalir;  air kehidupan Tuhan tidak naik dan turun seperti lautan, melainkan selalu deras mengalir seperti sungai.  Gelombang pasti akan mengalami surut pada waktu tertentu, namun dalam Sumber ‘mata air kehidupan’ tidak dikenal adanya variasi seperti tersebut di atas atau pun ‘kesuraman’ dikarenakan sesuatu hal buruk yang terjadi.

Jika sumber kehidupan dalam diri orang percaya buntu dan berhenti mengalir, bukanlah sumber masuknya yang salah, tetapi saluran keluarnya yang bermasalah.  Air kehidupan harus mempunyai jalur untuk alirannya.  Airnya harus mengalir ke suatu tempat di mana orang lain bisa menikmatinya.  Jika kita diberkati, kita juga harus bisa menjadi berkat bagi orang lain, jangan menahan berkat itu hanya untuk diri sendiri.  “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.”  (Amsal 11:25).  Karena itu kita harus menyelidiki hati kita sendiri,  “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”  (Amsal 4:23).  Jangan menyalahkan Tuhan jika kita merasa bahwa berkat dalam hidup ini rasa-rasanya kok seret, segeralah bereskan saluran keluarnya air kehidupan yang kita terima dari Tuhan, mungkin selama ini ‘air’ berkat dari Tuhan itu tidak pernah kita salurkan keluar.  Alkitab menasihati,  “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”  (Lukas 6:38).

Berkat Tuhan akan terus mengalir dalam hidup kita jika kita juga menyalurkannya!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

 

Kristus Adalah Kepala.

Baca:  Efesus 5 : 22-23
“Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,”  Efesus 5:29

Alkitab menegaskan bahwa setiap orang percaya  “…adalah anggota tubuh-Nya.”  (Efesus 5:30) dan Kristus sebagai kepalaNya.  “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”  (Efesus 4:16).  Kita diajarkan bahwa  “…Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya”  (Efesus 5:25).

Kata ‘mengasihi’ dan ‘menyerahkan’ ditulis dengan tenses lampau (versi bahasa Inggris: ‘loved’ dan ‘gave’), karena ingin menunjuk kepada kita tujuan kematianNya, dimana Dia mencari ‘mempelai perempuan’ bagiNya.  Meskipun penggambaran tentang gereja sebagai mempelai perempuanNya dilakukan di konteks  masa depan, namun pekerjaanNya telah diselesaikanNya di masa lampau.  Dalam ayat nas di atas (…tetapi ‘mengasuhnya dan merawatinya’, sama seperti Kristus terhadap jemaat.) tenses ditulis dalam bentuk masa sekarang (versi bahasa Inggris: ‘protects and cherises’).  Ini berarti bahwa Tuhan pada saat ini sedang memperhatikan, memperkaya dan menghargai gerejaNya.  Idenya adalah:  tidak ada seorang pun yang membenci dagingnya atau tubuhnya sendiri.

Kita tidak mungkin melukai tangan kita sendiri, bukan?  Jika kaki kita terluka, kita juga akan merawatnya dengan lembut.  Jika kita sangat menyayangi tubuh sendiri, dapat dibayangkan betapa kasih Tuhan terhadap umatNya yang adalah anggota tubuhNya sendiri.  Kita adalah anggota tubuh Kristus, berarti kita adalah obyek-obyek berharga dari cinta kasihNya.  Ia begitu peduli dan mengasihi kita,  “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.  Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”  (Efesus 1:22-23).  Firman Tuhan menasihati,  “…Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?  Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.”  (1 Korintus 3:16-17).  Jadi, pergunakan tubuh sebagai senjata kebenaran.

Kita wajib melayani Tuhan dengan sungguh, karena Dialah Kepala dari tubuh.

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup

 

    Newer Entries »