header image
 

All posts in November, 2014


“Saya Punya Sesuatu Yang Tidak Dimiliki Orang Lain”


Banyak penyanyi rohani yang juga sukses di dunia musik sekuler. Salah satunya adalah penyanyi senior Lita Zein. Siapa yang tidak mengakui eksistensi grup vokal Elfa’s Singer yang sering mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Sungguh menarik pengalaman hidupnya yang berhasil kita korek dalam interview eksklusif berikut.


Nama : Lita Zein
Tgl Lahir : Bandung 22 Januari 1967
Hobby : Browsing Internet

Ceritakan awal karir Anda di dunia musik!

Secara profesional, saya memilih menyanyi sebagai jalan hidup saya pada 1986, yaitu ketika Elfa merekrut saya sebagai personil Elfa’s Singers. Sebelum direkrut Elfa, saya sudah sering nyanyi di sekolah, gereja, dan rajin ikut festival. Mama penyanyi dan papa penggemar musik. Jadi, musik sudah jadi bagian dari keluarga.

Hidup banyak pilihan. Mengapa memilih nyanyi?

Tahun 1986 Elfa merekrut saya. Ketika direkrut, saya tahu kalau saya dipegang oleh orang yang tepat. Elfa punya background musik yang baik dan kami dibentuk jadi grup musik yang cukup solid pada saat itu.

Awalnya, orang tua kurang setuju. Alasannya, musik tak bisa dijadikan pegangan hidup. Namun saya bilang, kesempatan tidak datang dua kali dan saya tahu Elfa’s Singers bukan grup musik asalan. Akhirnya orang tua kasih izin.

Mereka berpesan saya harus serius. Kalaupun satu kali saya gagal, itu sudah resiko. Saat direkrut, saya sedang kuliah di Akademi Bahasa Asing. Jadi, saya harus memilih salah satu.

Sejak kapan nyanyi rohani ada Yesus-nya?

Sebelum terima Yesus, nyanyi lagu rohani sekedar kepingin atau permintaan saja. Namun sejak ikut Nindy Ellesse dan terlibat dalam Unity Music Ministry, saya mulai mempelajari firman Tuhan. Waktu JPCC baru berdiri, saya dan Uthe malah menawarkan diri sebagai singers. Di gereja, kami tidak berpikir soal punya nama. Di hadapan Tuhan, kita semua sama.

Banyak penyanyi baru muncul. Takut bersaing nggak?

Dulu sih saya sirik kalau lihat ada penyanyi baru. Wah, gue terancam nih! Tapi setelah terima Yesus dan bertambahnya umur, saya nggak pernah takut lagi. That’s life. Kita harus hadapi! Saya percaya, saya punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Asal kita punya karakter, tidak meniru penyanyi lain karena kita pasti tidak akan pernah lebih baik dari orang yang kita tiru.

Dengan karakter yang kita miliki dan mau belajar terus, kita akan tetap eksis. Apalagi, saya punya Tuhan yang hebat. Saya percaya, berkat Tuhan tidak pernah habis asal kita selalu berpedang pada Dia.

 

* CLICK PADA TANDA  :TANDA LINK PERBESAR GAMBAR UJUNG KANAN ATAS TABEL  AGAR BISA TERLIHAT LEBIH JELAS
* GKYJMB : Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar Jakarta
bagi bapak ibu jemaat, saudara saudari yang ingin ikut untuk ambil bagian dalam pelayanan ini,
silahkan menghubungi
bpk.Donny Famdale : 081339229999


Galatia 5:13

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 88; Lukas 9; Yeremia 23-24

 

Bull riding atau mengendarai banteng merupakan salah satu dari tujuh pertandingan utama dalam acara rodeo profesional. Bull riding adalah cabang yang paling terkenal dan berbahaya dalam pertandingan rodeo.

 

Tujuan dari pertandingan bull riding adalah bertahan menunggangi seekor banteng liar selama 8 detik dengan satu tangan untuk mencapai kemenangan. Para cowboy yang menunggang banteng hanya diperbolehkan menggunakan satu tangan untuk memegang tali yang melingkari banteng. Gagal bertahan selama 8 detik ataupun menggunakan tangan yang bebas untuk memegang banteng maupun anggota tubuh sendiri berakibat diskualifikasi.

 

Namun demikian, usaha 8 detik menunggangi banteng seberat 2000 pon ini merupakan usaha yang sangat berbahaya. Tidak sedikit cowboy yang terjatuh dan terluka karena ditanduk banteng. Sebuah perkataan yang sering dikutip mengenai bull riding adalah, “It is not if you get hurt, it is when!”

 

Dalam diri manusia terdapat sifat dosa yang sulit dikendalikan bagaikan banteng liar. Bermain-main dengan dosa merupakan sesuatu hal yang berbahaya. Bukan soal apakah kita akan terluka karena bermain-main “mengendarai” dosa, tapi soal kapan waktunya!

 

Seringkali hanya dibutuhkan waktu kurang dari 8 detik bagi iblis untuk membuat kita terpelanting dan tertanduk hingga binasa. Mari berhenti bermain dengan dosa! Ijinkan tangan Yesus yang berlubang mengambil alih tali yang melingkari banteng itu. Hanya kasih karunia yang membuat kita bertahan hingga keluar sebagai pemenang.

 

Berhentilah bermain-main dengan dosa.

Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?

Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

 

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

 

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.

 

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

 

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ….., suatu yang saudara impikan selama ini.

Bacaan hari ini: Bilangan 11:4-9
Ayat mas hari ini: 1Korintus 10:10
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 14-16

Sebuah surat pembaca di koran berisi keluhan seorang istri yang tak dapat tidur karena suaminya mendengkur saat tidur. Lalu, muncul banyak surat tanggapan. Ada yang memberi tips supaya tidak mendengkur. Ada yang bersimpati. Ada juga yang ikut mengeluh. Sampai suatu hari, sebuah surat tanggapan berbunyi, “Mendengkur adalah musik terindah di dunia. Jika tak percaya, bertanyalah kepada para janda.” Sejak itu, tidak ada lagi surat berisi keluhan tentang pasangan mendengkur. Ya, para istri tetap lebih senang mendengar dengkuran suaminya daripada tidur sendiri dengan hati sunyi.

Mengeluh bukan hal asing bagi bangsa Israel. Dalam perjalanan ke Kanaan, mereka mengeluh tentang apa yang mereka makan. Mereka mengeluh tidak bisa makan daging, ikan, mentimun, semangka, bawang prei! Mereka tidak bersyukur bahwa setiap pagi, Tuhan memberi mereka manna dari surga, roti malaikat (Mazmur 78:25). Mereka malah menganggap bawang merah lebih berharga. Sepintas mengeluh, bersungut-sungut, itu biasa. Namun, sadarkah kita bahwa sikap itu sangat merugikan bahkan menghancurkan kita? Mengeluh membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera. Mengeluh membuat kita tidak mampu menghitung berkat Tuhan. Sibuk mengeluhkan hal-hal kecil, bisa membuat kita tidak bersyukur atas hal-hal besar yang Tuhan sediakan.

Demikian juga dalam pernikahan dan keluarga. Daripada berfokus pada kelemahan pasangan, mengapa kita tidak bersyukur untuk kelebihannya? Bersyukurlah untuk pasangan yang mendengkur, cerewet, suka lupa, tidak rapi. Bersyukurlah karena ia adalah salah satu berkat terbesar yang Tuhan berikan!
HATI YANG BERSYUKUR MELIHAT MAWAR YANG INDAH DI TENGAH DURI-DURI 

Sumber : Renunganharian.net

John C. Maxwell suatu ketika pernah menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, di minta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya.

Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan. Suatu ketika sang istri Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan.

Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini ” Miss Margaret, apakah suami Anda mebuat Anda bahagia?”

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, “Tidak.”

Seluruh rungan langsung terkejut. “Tidak,” katanya sekali lagi, “John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia.” Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell (terbayang malunya Maxwell saat itu).

Kemudian, lanjut Margaret, “John Maxwell adalah suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, atau main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa mebuat saya bahagia.”

Tiba-tiba ada suara bertanya, “Mengapa?”

“Karena,” Jawabnya, “Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri.”

Dengan kata lain, maksud dari Margaret, adalah tidak ada orang lain yang bisa membuat Anda bahagia. Baik itu pasangan Anda, sahabat Anda, uang Anda, atau bahkan hobi Anda. Semua itu tidak bisa membuat Anda bahagia. Karena yang bisa membuat Anda bahagia adalah Tuhan dan pilihan diri Anda sendiri.

Kalau Anda sering merasa berkecukupan, tidak mempunyai perasaan minder, selalu percaya diri, maka Anda tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar. Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya!

Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya bisa membuatnya tidak bahagia, namun ia memilih untuk berbahagia.

Bahagia atau tidaknya hidup ANda tidak ditentukan oleh seberapa kaya Anda, seberapa cantik istri Anda, atau sesukses apa hidup Anda. Ini masalah pilihan: apakah Anda memilih untuk bahagia atau tidak. Kita bisa mengendalikan diri kita sendiri dalam memilih respon yang akan kita berikan terhadap kondisi luar.

1 Petrus 2:11
Saudara-saudaraku yang terkasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Bacaan Alkitab Setahun:Mazmur 137; Yohanes 14; Ratapan 4-5

Ada seorang pengembara tiba di sebuah negeri di Timur Tengah. Orang ini mendengar ada seorang bijaksana di negeri itu, dan ingin menemuinya. Pria bijaksana itu di kenal saleh, dan baik hati sehingga sangat dikasihi banyak orang. Untuk itu tidak sulit menemukan pria bijaksana itu. Ketika pengembara itu bertanya dimana rumahnya, setiap orang yang di temuinya langsung menunjuk ke arah ujung perkampungan dimana berdiri sebuah gubuk reyot.

Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang mempersilahkan ia masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang isi rumahnya hanya sebuah meja, sebuah kursi, satu kompor dan alat memasak saja.

Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, “Dimana perabot rumah Anda?”

Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, “Mana milik Anda?”
“Tentu saja di rumah saya. Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan saya,” jawab pengembara itu.

“Saya juga,” jawab orangtua yang bijak itu. “Saya kan sedang merantau di dunia ini.”

Apakah Anda sadar bahwa kita sebenarnya perantau di dunia ini? Rumah kita adalah di sorga, dimana Yesus sedang menyiapkannya bagi kita. Namun banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah perantau sehingga yang mereka sibukkan adalah mengumpulkan harta di dunia ini. Pada hal pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat mereka bawa ketika tiba saat untuk pulang ke rumah Bapa di Sorga.

Jangan lupakan bahwa Anda adalah perantau di dunia, gunakanlah harta duniawi ini untuk menghasilkan kekayaan sorgawi.

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (Mrk. 1:40)

Cepat menyerah adalah sikap yang mudah kita temui di masyarakat akhir-akhir ini. Ujung-ujungnya, tidak kuat dan berakhir dengan bunuh diri. Tetapi tidak demikian dengan dr. Fredi Setyawan. Pendiri dan pengusaha Natasha Skin Care ini merintis usahanya dari nol. Awalnya Fredi bekerja di sebuah puskesmas di Klaten—Jawa Tengah. Lalu, suatu saat, istrinya ingin melakukan perawatan kulit. Tetapi, betapa kagetnya mereka. Ternyata biaya yang dibutuhkan untuk perawatan sangat besar. Bagi mereka, biaya itu terlalu tinggi. Karena itu, ia terinspirasi membuat kirim untuk perawatan kulit. Ketika mulai memasarkan krim produknya, banyak orang menolak. Ia memasarkan ke toko-toko, namun pasar belum menyerapnya. Kesan yang didapat, masa depan produk itu tidak bertahan lama. Untunglah ia punya karakter pantang menyerah. Semakin ditolak, ia semakin belajar untuk membuat krim yang lebih baik. Sementara orang lain terlelap di balik hangatnya selimut, dr. Fredi terus belajar. Dan, ketekunannya membuahkan hasil spektakuler. Februari 2008, tercatat 36 cabang Natasha Skin Care tersebar di seluruh nusantara. Jumlah itu tentu akan terus bertambah seiring naiknya respons pasar.

Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita tentang seorang kusta yang namanya tidak disebut dalam Alkitab. Pada zaman itu, orang yang menderita kusta pasti dikucilkan. Termasuk oleh orang-orang terdekatnya. Penyakit kusta identik dengan kutukan Allah. Akibatnya penderita tidak dianggap dalam lingkungan sosialnya. Orang yang sudah dinyatakan kusta oleh iman, harus siap menerima konsekuensi negatif. Namun, penderita kusta yang kita baca dalam ayat di atas sungguh luar biasa. Mengapa disebut luar biasa? Karena ia berani bangkit dari keterpurukannya. Ia datang kepada Yesus. Bayangkan! Mata semua orang tertuju kepadanya. Ia seorang yang sudah divonis najis tiba-tiba menghampiri sang Guru Agung—Yesus Kristus Tuhan. Lalu, apa yang terjadi? Tuhan Yesus pun bereaksi. Yesus bersedia menahirkan orang itu. Ia sembuh. Ia dibebaskan dari segala penderitaan yang demikian menindih. Bagaimana hal itu terjadi? Berawal dari karakter pantang menyerah!

Kita hidup di zaman yang semakin sukar. Jika semangat juang lemah, kita akan digilas oleh krisis. Namun, jika punya semangat baja semua masalah dapat diatasi. Masalah pekerjaan, keluarga dan segudang masalah lain mampu kita atasi bersama Tuhan.

Karena itu, bagi anak-anak Tuhan, tak ada sikap cepat menyerah. Bersama Tuhan kita bisa. Bukankah begitu?

Tidak Cepat Menyerah Sikap Seorang Pemenang

susan-bachtiarSusan Bachtiar : Berawal Dari Kegagalan, Berakhir Pada Kehidupan

Diambil dari www.jawaban.com

Susan Meilani Bachtiar kerap merasakan rindu yang tiba-tiba saja datang menyergapnya. Tidak hanya rindu kembali berdiri di depan kelas mengajar murid-murid, saat syuting yang padat dan seabrek tugas menyita waktunya, tetapi juga kerinduan untuk mendapat momongan.

TANPA SENGAJA

“Saya masih beredar,” ucap Susan Bachtiar ringan di sela-sela syuting acara life style untuk salah satu stasiun tv swasta. Tampak elegan dan cantik dalam balutan kebaya oranye muda dengan bawahan batik, Susan membawakan segmen demi segmen dengan baik. Sesekali senyum di bibir merahnya mengembang.

Sebenarnya Susan jatuh hati pada profesi guru tanpa disengaja. Cita-cita dokter yang kandas membawanya masuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Masuk FKIP ini pun lebih karena “kecelakaan”. Itu pun masih untung karena Susan sesunggguhnya sudah patah arang akibat tidak lolos masuk ke fakultas kedokteran perguruan tinggi negeri. “Sebenarnya saat itu, saya masih mau berusaha dan berharap untuk bisa masuk fakultas kedokteran negeri tahun berikutnya,” kata Susan. Namun waktu jua yang mendekatkan Susan pada profesi guru. Lulus dari FKIP, Susan mengajar Bahasa Inggris di beberapa sekolah dan lembaga kursus. Beragam pengalaman sebagai guru ditimbanya dari sana. Maklum dia sudah pernah mengajar pada semua tingkatan, dari TK hingga universitas. Dari beragam pengalaman itu akhirnya Susan jatuh cinta berat pada anak-anak TK. “Mengajar anak-anak TK ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan dan menyenangkan sekali. Mungkin karena mereka lebih interaktif, lebih polos, lebih jujur dan apa adanya ya? Interaksi mengajarnya juga lebih ekspresif dan penuh variasi. Tapi pada dasarnya saya suka anak-anak. Mereka membuat saya lebih bersemangat dan kreatif,” tutur perempuan bertinggi badan 168 cm itu.

DUNIA CITRA

Profesi sebagai seorang model sudah dijalani Susan jauh sebelum dia menjadi guru. Namun perjumpaannya dengan dunia penuh citra itu sama dengan pertemuannya dengan profesi guru. Tanpa rencana dan bukan cita-cita Susan. “Tidak terpikir sama sekali. Semasa sekolah dulu saya itu tidak memiliki postur yang tinggi malah cenderung kurus dan berkulit hitam. Pokoknya nggak ada cantik dan menariknya deh. Apalagi hobi saya main layangan, basket, voli, atletik sampai taek kwon do,” ucap Susan yang wajah cantiknya dapat dilihat warga se-Indonesia dalam acara Bahasa Indonesia Yang Benar (BINAR) di TVRI setiap hari Sabtu malam.

Tetapi saat SMP, kakak-kakaknya dan juga teman-temannya beranggapan Susan punya potensi menjadi model. Dalam ajang pemilihan model remaja Susan masuk 40 besar meski tidak juara. Belum puas, kembali Susan didaftarkan pada pemilihan model yang diselenggarakan sebuah majalah remaja. Kali itu Susan keluar sebagai pemenang. Bintang Susan mulai berpendar di dunia model. Keberuntungan seperti tak berhenti mendatanginya. Bertahun-tahun menggeluti dunia mode sembari mengajar, suatu saat ada tawaran menjadi presenter televisi. Kali itu Susan mengaku kelabakan. “Sebelumnya saya tidak pernah menggeluti dunia presenter. Saya ngerasa nggak pede. Waktu casting harap-harap cemas, keterima gak ya?” kata Susan.

Tetapi akhirnya Susan diterima. Wajahnya nongol untuk pertama kali sebagai presenter dalam Kuis Galileo, semacam cerdas cermat tapi mengenai fisika dan kimia dengan pembuktiannya, di SCTV. Untuk memandu kuis Galileo ini Susan turut belajar kembali melakukan eksperimen fisika dan kimia. “Saya tertantang untuk membawakan sebuah acara kuis ilmu pengetahuan agar lebih mudah ditangkap pemirsa karena ilmu fisika dan kimia biasanya kan memiliki konotasi yang sulit dan membosankan,” ucap Susan. Setelah kuis Galileo, Susan laris menjadi presenter.

Lalu hari-hari perempuan kelahiran Jakarta, 2 Mei 1973 ini penuh dengan mengajar, jadi presenter on air/off air dan syuting iklan. Kesibukan inilah yang kadang menjepit waktu mengajar dan syuting Susan. Kalau jadwal kelewat padat dan tidak bisa dibarengi, Susan terpaksa pamit dari salah satu kegiatannya. “Seperti sekarang, sebenarnya cuti mengajar dari sekolah hanya mau dijalaninya satu tahun ajaran, tetapi jadwalnya bentrok terus. Harus dijadwal ulang lagi supaya saya bisa kembali mengajar. Kalau sekolah jadwalnya kan nggak bisa diubah sendiri. Tayangan tivi, kalau jauh-jauh hari kita minta kebijaksanaan untuk diubah, masih bisalah,” tutur ibu guru Bahasa Inggris TK di bilangan Menteng, Jakarta itu. Tidak pernah berpikir menjadi guru, model, dan presenter, namun kini semuanya memberi Susan penghidupan. “Jalan Tuhan itu sangat misterius,” ujar Susan.

PANDAI MEMBAWA DIRI

Dalam keseharian, bagaimana memadukan dunia keartisan yang glamour dengan profesi guru yang perlu digugu dan ditiru? Untuk hal ini Susan mengaku harus pandai membawa diri. Saat dirinya sedang menjalani keartisannya tidak mungkin profesi gurunya luntur. Maka, “Saya harus tahu diri. Soal pakaian misalnya, saya harus mengenakan baju yang sopan. Ini bukan sok jaga imej. Kalau saya jadi orang tua, apa saya mau anak saya diajar oleh guru yang berpakaiannya saja tidak sopan?” kata pembawa acara Penyejuk Imani Katolik di stasiun Indosiar itu. Tapi tak berarti dia harus berpakaian serba tertutup. Pintar-pintar berbusana, begitu ia selalu mengingatkan dirinya. “Kalau ke pesta boleh saja berpakaian sedikit terbuka, tapi sewajarnya dan senormal mungkin. Tidak perlu memakai baju yang sangat terbuka sekali. Harus tahulah berpakaian untuk kemana dan acara apa,” ucapnya.

Belakangan Susan juga mendapat banyak undangan sebagai pembicara dan moderator seminar. Tapi, kata Susan, dia sangat selektif terhadap tawaran membawakan sebuah acara atau membintangi iklan produk. Kalau cocok pasti diterima, namun ada juga yang ditolak. “Banyak yang mengatakan Susan pilih-pilih acara. Memang benar saya selektif. Tapi tujuan saya bukan untuk merendahkan produk atau program acara lain. Saya mau membuat diri saya bertambah maju dengan acara yang cocok sehingga saya juga bisa menjalaninya dengan senang hati,” jelas bungsu dari lima saudara yang semuanya perempuan itu.

DIBEKAP KERINDUAN

Tidak segala hal memang bisa diraih manusia. Ada batas-batas yang tak dapat dilewati. Batas-batas itulah yang bagi orang percaya diyakini sebagai pertanda kebesaran Tuhan. Manusia boleh menginginkan dan berencana, namun Tuhan yang berhak menentukan. Memang cita-cita Susan menjadi dokter kandas namun Tuhan memberinya ladang lain, sebagai guru, model, presenter, bintang iklan, dan pembicara serta moderator seminar. “Saat saya jadi guru saya berpikir minimal sama-sama menolong orang lain. Dokter menolong orang sakit dan guru membuat orang yang tidak bisa menjadi bisa,” ujar Susan bijak.

Sekarang, Susan Bachtiar tengah dibekap kerinduan akan kehadiran sang buah hati. Tujuh tahun menikah mereka belum juga dikaruniai anak. Karena tak kunjung diberi momongan Susan sampai bertanya-tanya apakah dirinya pernah berbuat kesalahan? Gara-gara hal ini, Susan pernah protes kepada Tuhan. “Saya pernah doa 1 tahun penuh tanpa putus. Saya pernah ngambek ke Tuhan soal ini. Saya tanya mama, salah saya apa?” ujarnya pelan. Namun Susan telah pasrah. Dia yakin, apa pun yang terjadi dalam hidupnya telah direncanakan Tuhan. Maka dia merasa selalu cukup dengan apa yang dia miliki. “Nggak ada harapan muluk-muluk. Saya hanya melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Semoga Dia berkenan mendengar semua doa saya, karena saya percaya Tuhan akan menjadikan hidup ini indah pada waktunya,” ucap Susan.

istri-choky-sitohangKisah Nyata kesaksian dari Choky Sitohang mengenai kehidupan masa lalu nya yang jatuh bangun, bagaimana ia telah Sembuh dari Hepatitis, hingga mencapai kesuksesan sebagai presenter terkenal di Indonesia

Siapa yang tidak mengenal presenter yang berpenampilan menarik dan sedang naik daun ini. Tanpa disangka-sangka Choky divonis dokter terkena penyakit Hepatitis (liver). Ia terkejut karena ia merasa bahwa ia adalah orang yang paling sehat. Tetapi ia malah jatuh sakit. Yang membuat ia kecewa adalah karena ia mengalami sakit pada saat ia sedang berkarir. Ia sedang mengejar cita-citanya untuk menjadi presenter terkenal.Pada saat itu ia mulai flash back kehidupannya 2 tahun terakhir ini. Ia sibuk dengan pekerjaannya. Ia mencari uang dengan giat, sesudah itu ia menghabiskan waktu dengan hobi dan teman-temannya. Setelah lelah sampai dirumah ia langsung beristirahat. Ia lupa bahwa ia tidak pernah meluangkan waktunya untuk menyapa Tuhan. Ia tidak pernah bersaat teduh bahkan hari Minggu terkadang ia tidak ke gereja, dan Roh Kudus mulai mengingatkannya akan hal itu.

Pada saat ia sakit, ia harus dirawat di Rumah Sakit selama 21 hari. Padahal ia tidak mempunyai cukup uang untuk biaya Rumah Sakit. Dokter berkata bahwa ia harus tetap dirawat karena sakitnya cukup parah. Tetapi dokter berkata bila ada mukjizat maka Choky dapat keluar Rumah Sakit sesegera mungkin.

Pada hari ke delapan, Choky berangsur-angsur pulih. Akhirnya ia bisa keluar dari Rumah Sakit dan ia dapat membayar biaya Rumah Sakit. Tetapi Choky tidak dapat langsung dapat melakukan kegiatannya. Ia harus bed rest selama 3 bulan. Ia menjalaninya. Pada saat ia merasa sehat, perasaan takut itu datang. Ia merasa tidak bisa sukses. Tetapi pada saat itu Tuhan meyakinkan bahwa ia harus melakukan bagiannya dan Tuhan yang akan lakukan bagian-Nya.

Mulai saat itu ia kembali menulis CV untuk ia masukkan ke beberapa agensi. Ia mulai menghubungi teman-temannya dan mencari link untuk memberikan jalan ia menjadi presenter. Ia melakukan yang terbaik pada waktu di casting. Sampai pada akhirnya produsernya berkata bahwa ia adalah orang yang tepat untuk acara ini.

Ada saatnya ia hampir gagal dan ia ingin menyerah. Tetapi Tuhan jelas berkata jangan pernah menyerah, lakukan terus apa yang sedang dilakukan karena ia menuju keberhasilan. Ia mendapatkan satu ayat “Tetapi orang-orang yang menantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru, mereka seumpama rajawali yang naik terbang…”. Ada waktunya Tuhan memberikan kepercayaan dari yang kecil dampai yang besar. Dari perkara yang kecil, bila kita setia lalu Tuhan pasti akan mempercayakan hal yang besar.

Tuhan mengajarkan Choky untuk tetap optimis. Melakukan sesuatu yang baru dengan semangat. Tuhan Yesus adalah sahabatnya. Walaupun banyak sahabatnya di dunia tetapi ia merasa bahwa Yesus adalah sahabat sejatinya. Pengharapan akan menimbulkan iman dan pada akhirnya akan menghasilakan satu solusi. Itulah hal yang ia percayai tentang kehidupannya bersama Tuhan Yesus.
(Kisah ini ditayangkan 10 November 2009 dalam acara Solusi Life di O’Channel)
Sumber kesaksian:
Choky Sitohang (jawaban.com)

« Older Entries     Newer Entries »